TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Sorry, mau coba kembali ke tahun lalu, ketika kita membicarakan ttg Rahasia Daya Seksualitas sang Kaisar. Waktu itu saya ada cerita ttg tabib Kaisar Chin-shi-huang yang cukup misterius, berlayar ke timur menghindari kaisar yang akan memancung lehernya kalau-2 dia tak berhasil menemukan obat anti-mati. Nah, pas liburan Imlek kemaren, saya sempet mampir di daerah Kota, mampir di rumah abu Marga Lu, mendapat satu buku sejarah marga Lu. Ternyata di buku tsb disebutkan bahwa sang tabib itu bernama Lu-sheng! Di buku tsb. hanya diceritakan bahwa sang tabib meninggal 35 tahun kemudian setelah dititahkan sang kaisar mencari ramuan obat anti-mati itu. Tidak disebutkan meninggalnya di mana atau apakah beliau berlayar ke arah rtimur. Lu-nya ternyata sama dengan Lu Wan Ting atau kita lebih mengenalnya sebagai Lo Ban-teng, pendekar silat terkenal di Jakarta dulu itu. Barangkali Bung Ardian C., Bung David Kwa, Bung King Hian atau sesiapa saja tahu, apakah benar bahwa sang tabib itu --dikaitkan dengan Lii Dong-ping (dewa?) dalam dongeng ttg "Mimpi Indah Sewaktu Memasak Jagung"-- benar bernama Lu-sheng? Terima kasih. Salam makan enak, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liqui...@...> wrote: Jepang bozz, sinse itu kaga kuat ama ombak, jadi mabok laut, blon pergi jauh2 ude pade muntah2, jadinye ye begitu nemu pulau langsung nyender, mabok oey.... ----- Original Message ----- From: "Ophoeng" <opho...@...> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Sent: Friday, 24 October, 2008 08:33 Subject: [budaya_tionghua] Misteri Sang Tabib Kaisar? (Was: RAHASIA DAYA SEXSUALITAS KAISAR) Bung Fy Zhou, Bung Ardian C., Bung Awen dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan 'bu-yao'? Cia-po kalau tak salah istilah untuk memakan 'bu-yao', ramuan herba yang diyakini menambah stamina tubuh. Membuat para kaisar dan bangsawan me- nak lingkungan istana kerajaan Tiongkok jaman dulu 'kuat' melayani (eh, ja- dinya siapa melayani siapa nih ya?) para selirnya yang ribuan di istana. Kabarnya lagi, sampai akhirnya kaisar Qin-she-huang(?) pernah takabur ti- dak ingin mati, sehingga beliau menugaskan tabib istana untuk membuat study dan R&D - research & development, untuk menemukan suatu ramuan rahasia (ala jamu Meduro?) khusus buat sang kaisar: JAM - jamu anti modar, eh, mati, eh meninggal, eh, mangkat ding! Kaisar ndak boleh meninggal, ja- di kudu pake istilahnya 'mangkat', jeh Jadi si tabib terpaksa, mau tak mau, suka tak suka, kudu mesti harus men- cari formula ramuan jejamuan anti-mangkat itu. Tentu saja sulit dan rasa- nya tidak mungkin. Sebab jaman itu belum ada TV dan internet. Kalau saja sudah ada TV dan internet, sang tabib tentu bisa menggali info dan tahu bahwa di Inggris ada kaum higlander, yang konon kabarnya tidak pernah ade matinye. They live eternally, tidak hanya hidup 1.000 tahun seperti di- inginkan Bung Chairil Anwar, tapi sepanjang segala abad, selama-lamanya! Nah, karena takut ancaman sang kaisar yang akan memenggal kepalanya jika si tabib tidak berhasil, maka dia lantas meminta satu kapal berikut se- mua perlengkapan, awaknya, perbekalan dan bahan-bahan jejamuan, ju- ga beberapa pasang anak-anak muda berbagai usia, laki dan perempuan sebagai bahan-bahan risetnya sambil berlayar mencari tetumbuhan baru. Kaisar lantas menyetujui semua permintaan tabib. Kabarnya si tabib lantas berlayar menuju ke timur. Menyeberang lautan dan mengembara, in search of the secret formula for his mayesty's the almighty emperor's eternal life. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, sang kaisar menanti, menanti dan menanti dengan sabar. Sampai slogan 'sabar menanti'nya ke- mudian populer di kalangan para penglaju malam membawa armada pra- hoto aka truk, didampingi gambar cewek bahenol, slogan tsb dipasang di bagian belakang bak truk menjadi seni 'back bak truk'. Sang kaisar memegang erat-erat HP-nya, menunggu kabar SMS dari si tabib, celakanya jaman itu HP cuma bisa one-way, seperti pager di awal- awal ditemukan dulu itu lho. Hehehe....... tentu saja bukan pake gadget ala jaman sekarang, kemungkinan besar waktu itu SMS-nya masih pake yang alami (cinta lingkungan, jeh!), yakni the messager burung merpati! Sampai akhirnya sang kaisar mangkat, menelantarkan banyak selirnya se- perti disampaikan Bung Fy Zhou, yang menua sia-sia di haremnya, betapa kasihannya para selir yang disia-siakan itu ya. Sang tabib, rupanya sejak semulajadi, sejak awal, sudah tahu bahwa dia tak mungkin menyelesaikan 'mission impossible' dari sang kaisar. Yang bener aje, sar! Masak iye gue mesti melawan kodrat dan kekuasaan alam dan thian? Mane ade jamu be- gitu hebat sampe bikin orang kagak ade mati-matinye? Mungkin begitu pikir si tabib. Kalaupun ketemu obatnya, mendinga buat gue aje 'kali! Ternyata si tabib konon kabarnya terdampar di satu pulau di timur Tiong- kok (bukan di Tiongkok timur ya, beda, pan ada istilah di selatan Jakarta, tapi bukan berarti di Jakarta Selatan yang elite itu toh?) dan akhirnya mem- bentuk koloni di pulau-pulau yang belum berpenghuni, atau kalaupun ada, masih jarang dan sedikit sekali. Anak-anak muda yang dibawanya itu, yang melalui fit and proper test yang sangat ketat, akhirnya menjadi cikal bakal penghuni dan kemudian rakyat dari suatu negara kepulauan, dengan sistem kekaisaran juga, yang kemudian merubah sedikit sistem huruf dan bahasa- nya, masih berakar kepada bahasa Tionghua. Nama negara itu, lantas menjadi misteri sampai saat-saat terakhir. Mungkin anda sekarang bisa melihat di peta, mengira-kira negara apakah itu? Petun- juk sudah diberikan: di timur Tiongkok, berbahasa dan huruf yang mirip de- ngan Hanzi, sistem negara kekaisaran. Anda bisa memecahkan misteri ini? Begitulah saja, sekedar intermezzo di akhir pekan. Cerita ini saya peroleh dari seorang kawan lama jaman TK-SD, ketika kami dalam perjalanan me- nuju negara leluhur, in search of jejamuan moderen penambah nafsu...... .... makan, aka food flavor and seasoning, bumbu masak dapur geetu, jeh! Selamat akhir pekan! Salam makan enak & sehat selalu, Ophoeng BSD City, Tangerang