Halaman 29: Rasa belas kasihan, turut menderita bersama segala sesuatu begitu mendalam sehingga banyak dari mereka yang sudah mengalami Pencerahan menunda masuk ke dalam Nirwana. Mereka berupaya dengan segala macam usaha, "sampai setiap tangkai rumput mencapai Pencerahan". Mereka itulah para Bodhisatwa yang idealnya digambarkan dalam Lotus-Sutra: "Bila masih ada lagi satu saja jiwa yang belum diselamatkan, saya akan datang kembali ke dunia untuk menolong dia." Dan, "Adakah kebahagiaan sempurna jika semua yang hidup harus menderita? Maukah engkau diselamatkan sedang kau mendengar seluruh dunia menangis?".
Jika saya harus menjelaskan Budhisme dalam beberapa kata saja, saya akan berkata: Budhisme adalah suatu agama dan rasa belas kasihan yang tak terbatas. Ini juga merupakan kesan paling utama yang saya peroleh ketika bergaul dengan para penganut Budhis yang saleh di Vietnam. Rene Grousset, seorang sejarawan Prancis dalam bukunya Bilan de l'Histoire, menemukan suatu "nilai bermasyarakat" Budhisme di Asia. Bagaimana rasa belas kasihan itu, rasa bersatu dengan segala sesuatu, dan juga moralitasnya telah memberi sumbangan besar bagi proses humanisasi orang Timur. Sebagai ganti perang, kekerasan, kejamnya bencana alam, ditanamkan rasa persaudaraan dan saling menghargai, keramahan yang lembut, tidak berat sebelah, damai batin, dan rasa keindahan yang semuanya merupakan ciri kebudayaan Timur.