TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan enak?
Barusan baca ttg Cing-bing aka Ceng-beng, tapi masih agak rancu dengan asalmulanya perayaan bebersih kuburan sebagai tanda bakti kita kepada leluhur ini. Musim ceng-beng ini memang merupakan satu musim yang cukup besar, banyak orang Medan yang merantau ke Jakarta akan mudik pada musim ceng-beng ini, biasanya sekitar 3 sampai 7 hari boss-boss pabrik besar kecil yang berasal dari Medan (dan kota-kota lain) pada mudik. Meninggalkan sementara semua kegiatan bisnis yang menyita waktu itu. Saya pernah dengar, maksudnya baca di milis sebelah, katanya perayaan bebersih kuburan ini asalmulanya adalah karena ada satu pejabat (atau raja?) yang berasal dari satu daerah di pelosok yang lama merantau, waktu berangkat masih rakyat biasa, ketika sudah sukses lantas ingin menunjukkan hormatnya ke arwah leluhur yang tentu saja kuburannya ada di kampung tempat kelahirannya. Karena sudah lama ditinggalkan, dan sanak-saudaranya tidak ada lagi di kampung itu, tentu saja kuburan-nya sudah tidak dikenali lagi, banyak rumput dan kotoran yang menutupi bongkahan tanah kuburan. Jadi, cukup sulit bagi sang pejabat untuk mengenali kuburan orangtuanya. Masak mesti disisir satu per satu dilihat bongpai-nya ya? Lantas timbul ide cerdik. Dia menitahkan semua orang kampung untuk membersihkan kuburan leluhur masing-masing yang ada di kompleks kuburan kampung tsb. Mestinya pejabat tinggi dia, sebab bisa menitahkan orang sekampung begitu toh. Dan, sesudah semua kuburan yang ada kerabatnya dibersihkan, tentu saja tinggal kuburan orangtua dan kerabat si pejabat yang tidak dibersihkan, lha tidak ada ahli warisnya toh. Nah, si pejabat lantas jadi tahu dengan pasti kuburan orangtuanya yang mana, dia bisa bersembahyang dengan khusyuk-nya di depan kuburan tsb. Rupanya untuk jadi pejabat di Tiongkok jaman dulu itu mestilah cerdik-cendekia ya, lha mereka konon mesti ikut ujian sastra dulu, ndak sembarangan pula ujiannya. Bahkan ada istilah bun-bu cuan-cai(?) ahli sastra dan silat, yang ideal untuk jadi seorang pejabat atau menteri. Paling tidak ya mestilah menguasai sastra-nya saja dah ya. Jadi, ndak mungkin sembarang orang bisa nyaleg (jadi caleg) di sana tuh! Jadi, ndak usah kuatir caleg yang jadi cagal (caleg gagal) lantas jadi cagil (caleg gila) apalagi jadi cawas (caleg tewas) kena serangan jantung atau gantung diri ya - kayak barusan di mari itu, jeh! Pertanyaan saya: apakah benar perayaan ceng-beng itu asalmula-nya begitu ya? Satu pertanyaan lagi: benarkah bahwa sepakbola yang kita kenal sekarang, dulunya berasal dari Tiongkok juga? Mungkin ada di antara anda yang bisa bantu menjawab. Terima kasih. Salam makan enak, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan http://ophoeng.multiply.com/