Apa itu berbudaya luhur? apa hidup modern & kaya raya itu baru berbudaya
luhur? siapa itu pesakitan dari timur? Seperti kata pepatah, tak kenal
maka tak sayang, lebih baik pelajari dahulu budaya Tionghua yg benar.
kalah menang itu cuma sementara, nanti kalo yg menang itu rampok/maling
masa mau ikutan juga. kalo kita lihat dari sebelum abad ke 18 China
tetap menjadi negara paling kuat di dunia, teknologinya paling maju,
kekuatan armada lautnya paling kuat, tapi belum pernah dengar China
menjajah negara lain, yang ada untuk berdagang. apa yang kita lihat &
dengar sekarang ini semua dari media, jangan sampai kita jadi keracunan.


salam,
己所不欲,勿施于人 (Apa yg diri sendiri tidak
inginkan, jangan diperbuat pada orang lain)
己欲立而立人,己欲达而达人 (Bila diri ingin tegak
bantulah orang lain tegak, bila diri ingin maju bantulah orang lain
maju)


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
>
> Bangsa barat adalah bangsa modern yg berbudaya luhur tinggi dan
mengajarkan budaya yg sudah maju, ga seperti pesakitan dari timur yg ga
punya apa2 n bisa diinjek. So sebagai org yg mau maju, hidup modern dan
dami serta sejahtera ama kaya raya tentu kita harus ikutin cara mereka
donk, masa tetep keukeuh ikut yg kalah. Gemana seh.
> -----Original Message-----
> From: "ardian_c" ardia...@...
>
> Date: Sun, 17 May 2009 03:33:20
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] Bisik2 antara Tojo dan Hitler
>
>
> alkisah Tojo dan Hitler berkirim surat ria membahas bagaimana mrk
membawa bangsanya menuju kejayaan.
> Hitler menyarankan Tojo agar menggunakan issue RAS biar rakyat pada
umumnya tidak melihat masalah yg sesungguhnya terbenam didalam kondisi
negara yg carut marut. Hitler menggunakan issue ras utk menutup
kegagalan Jerman di PD I ( padahal Jerman waktu PD 1 belon bener2
kalahlar ).
> Tojo menolak keras saran Hitler, Tojo bersabda huehehe "Lu enak di
Jerman ada kaum minoritas yg bisa lu jadiin kambing item, jg lu bisa
tereak ras Aria yg murni, babat kaum gipsi segala macem. Lha gw di
Jepang mo babat sape ? suku Ainu ??????"
>
> Jadilah si Jepang menggunakan issue ASIA RAYA membebaskan bangsa2 Asia
dari cengkraman penjajahan barat.
>
> Puluhan tahun berlalu, tetep bangsa2 didunia dijajah sama barat
huehehehehehehe tapi gak tau pada nyadar gak seh ?
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoey_hin" hoey_hin@ wrote:
> >
> > Kita harus melihat latar belakang sampai terjadinya kerusuhan
rasial.
> > Kerusuhan berbau rasial di Indonesia ini, rata-rata semua ada
> > hubungannya dengan penguasa dan sering kali orang Tionghua yang
menjadi
> > sasaran, karena posisinya yang lemah. Pada masa itu rakyat ingin
> > menggulingkan pemerintah berkuasa, karena sudah tidak terbendung
lagi,
> > kemudian ada sekelompok orang yang sengaja membelokan energi masa
> > menjadi kerusuhan rasial. Itulah politik, jadi orang tionghua
Indonesia
> > ini sebenarnya kan korban politik saja, sedangkan para perusuh itu
> > sebenarnya sekelompok orang yang berpendidikan rendah, tidak
berbudaya &
> > tidak bermoral sehingga mereka gampang dihasut sana-sini, keadaan yg
> > seperti inilah yg dimanfaatkan provokator yg rasis & serakah itu,
mereka
> > laku di Indonesia karena tingkat pendidikan rakyat kita yg rendah.
> >
> > Orang terlahir ke dunia ini tidak ada yg bisa memilih mau dilahirkan
> > kapan, jadi suku apa, di rumah orang kaya / miskin. yang terpenting
> > adalah bagaimana kita menggenapi kehidupan yang kita terima ini agar
> > menjadi penuh makna dan arti baik bagi diri sendiri maupun orang2
> > disekitar kita. kalau diri kita ada sifat kedengkian itu hanya akan
> > melukai diri sendiri saja, toh kita hidup di dunia ini tidak
sendirian,
> > kita juga tidak bisa hidup sendiri. kenapa kita tidak memilih
menjadi
> > orang yang mengejar keharmonisan bersama, daripada mengejar
menangnya
> > sendiri. Saya melihat orang2 Pribumi & Tionghua dari jaman dulu
sejak
> > orang Tionghua pertama kali datang untuk berdagang sampe sekarang
ngga
> > ada masalah apa2, dalam hubungan sosial sehari-hari mereka bisa
hidup
> > berdampingan, kalau ada masalah 1/2 wajarlah tapi tidak ada
hubungannya
> > dg rasis.
> >
> > Mengenai isu kesenjangan sosial, sebenarnya banyak  juga orang
Tionghua
> > Indonesia yg hidup miskin ngga kalah miskinnya dg org2 Pribumi yg
> > miskin, cuma yg byk diliat yang kayanya aja kali / kulitnya lebih
putih
> > jadi keliatan kaya org kaya. Orang kaya / miskin mana ada
hubungannya sm
> > ras??? orang2  yg tekun kerja keras, ulet, berpendidikan itu yg baru
> > bisa hidup layak. kalo banyak toko2/pedagang org Tionghua, mgkn itu
> > sudah turun temurun / ngga ada jalan lain lg krn jd pegawai negeri
jg
> > ngga bisa.
> >
> > Mengenai isu nasionalis, jangan salah karena sejak jaman dulu banyak
> > orang Tionghua yg berjuang utk Indonesia, dan jaman sekarang banyak
> > orang Tionghua Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di luar
> > negeri, kalo tidak nasionalis udah pada pindah keluar negeri kali.
> > Justru sebenarnya para provokator itu yg tidak ada nasionalisnya,
bikin
> > nama Indonesia jadi buruk diluaran, karena saya di luar negeri kalo
> > ditanya dari Indonesia, yang yang paling terkenal itu bukannya yg
baik,
> > tapi kerusuhan 98 itu. mungkin kalo ada investor yang mau tanam
modal di
> > Indo berpikir 100 kali dulu, padahal produksi di Indo murah bener,
> > sumber daya melimpah lg, dan saya perhatikan orang luar itu mereka
> > berkesan berhati-hati sama org Indo. Coba pikir efeknya luar biasa
kan.
> >
> >
> > Mengenai korban kerusuhan mana ada si orang yg sudah kena bencana,
terus
> > masih cari celaka pula. mereka rata-rata diem, kalo ada yg punya
duit
> > mereka pindah ke luar negeri. Ini bisa jadi karena mereka takut
diteror
> > atau malu kalau orang lain tau, karena ini menyangkut masa depannya.
> > cobalah kita belajar berpikir dari cara pandang orang lain, semakin
> > banyak sudut yg kita lihat, semakin jelaslah persoalan.
> >
> > Menurut saya yang terpenting sekarang bukan menyalah-benarkan
siapa2,
> > tetapi kalo kita memang  peduli sama bangsa kita adalah bagaimana
supaya
> > kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di bumi kita ini,  mungkin
tidak
> > usah lihat yg terlalu jauh dulu, tetapi dimulai dari  diri sendiri &
> > lingkungan kita masing-masing.
> >
> >
> > Salam Kebajikan.
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
> > <absaleh@> wrote:
> > >
> > > Budi-heng jangan ngeles bawa-bawa komnas ini-itu donk!
> > > Berbagai komnas adalah lembaga negara yang akuntabel, kalau mereka
> > punya bukti, sudah menjadi tugas mereka memproses alat bukti itu
menjadi
> > alat tuduhan, tanpa disuruh-suruh Budi-heng atau pun saya.
> > > Jadi ajakan membawa saya ke komnas-komnas cuma "joko sembung bawa
> > golok" saja!
> > >
> > > Daripada coba-coba ngeles secara lempar batu sembunyi tangan
begitu,
> > jantan sajalah mencoba menjawab pertanyaan saya.
> > > Saya tidak tanya macam-macam koq. Hanya satu nama saja...
> > >
> > > Jadi arah diskusi kita bisa makin mengerucut.
> > > Ini kita perlukan karena pertanyaan yang seperti saya ajukan itu
sudah
> > 11 tahun 'menggantung di langit' saja, tanpa jawaban.
> > > Jadi kalau dijawab ngeles-ngeles lagi, mohon maaf, saya tidak
> > tanggapi.
> > >
> > > Wasalam.
> > >
> > > --------------------------------------------------------
> > >
> > >
> > >   ----- Original Message -----
> > >   From: budi anto
> > >   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > >   Sent: Saturday, May 16, 2009 2:46 AM
> > >   Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >
> > >   betul itu bang zhoufy, seharusnya saat itu mereka sebagai
pimpinan
> > tinggi ABRI harus bisa mengambil tindakan
> > >   nyatanya keparat2 kemana?
> > >   Bung ABS mau buktinya? silahkan ke komnas HAM perempuan, kalo
bener2
> > anda berjiwa nasionalis saya akan bawa anda ke komnas HAM perempuan,
> > banyak kok data2 di sana?
> > >
> > >   kalo bung ABS tidak tau tempatnya di mana , saya bersedia
> > mengantarkan ke tempatnya langsung, nah tantangan anda sudah saya
jawab,
> > silahkan di tindaklanjuti, jangan asbun saja
> > >
> > >   baru2 ini juga artikel2 ttg mei 98 yang di posting ke milis ini
> > beberapa hari yang lalu silahkan di cek, komnas HAM aza nga berdaya
> > menyeret panglima2 tersebut apalagi ente?
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ------
> > >   From: "zhoufy@" zhoufy@
> > >   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > >   Sent: Saturday, May 16, 2009 12:25:16 AM
> > >   Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >   Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang
dlm
> > pengamanan ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2:
tidak
> > mampu atau sengaja membiarkannya.
> > >   Adakah kemungkinan lain???
> > >
> > >
> > >   Sent from my BlackBerry®
> > >   powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ------
> > >   From: "Akhmad Bukhari Saleh"
> > >   Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06 +0700
> > >   To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > >   Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >
> > >   Untuk klarifikasi mendampingi kata "gublokkkkk" itu, bisakah
> > Budi-heng menyebut satu nama, satu saja, tidak perlu 10, apalagi
100,
> > nama mereka yang keluarganya KENA jadi korban perkosaan??
> > >
> > >   Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua
jenderal
> > yang disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk
info
> > Budi-heng itu!!
> > >
> > >   Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan
> > Budi-heng menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada
mereka!
> > Ha ha ha...
> > >
> > >   Wasalam.
> > >
> > >   ------------ --------- --------- --------- --------
> > >
> > >     ----- Original Message -----
> > >     From: budi anto
> > >     To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > >     Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
> > >     Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998
-
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >
> > >     wah itu cine gublokkkkkkkkkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkk kk ,nga tau
> > sejarah ya mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban
> > perkosaan jadinya mendukung mereka,
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ----
> > >     From: "agoeng_set@ yahoo.com" agoeng_...@yahoo. com>
> > >     To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > >     Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
> > >     Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998
-
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >     Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2
dukung
> > mendukung mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari
dukungan dr
> > tenglang laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung
JK-win,
> > salah satu unsurnya disebut pemuda tionghoa.
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ----
> > >     From: zho...@yahoo. com
> > >     Date: Fri, 15 May 2009 10:52:24 +0000
> > >     To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > >     Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998
-
> > Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >     Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang
telah
> > menjadi cawapres!
> > >     Ironi demokrasi..
> > >
> > >
> > >     Sent from my BlackBerry®
> > >     powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ----
> > >     From: "sunny"
> > >     Date: Fri, 15 May 2009 11:13:31 +0200
> > >     To: <Undisclosed- Recipient: ;><Invalid address>
> > >     Subject: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -
Kapan
> > Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >
> > >
> > >     Jawa Pos
> > >
> > >      Rabu, 13 Mei 2009 ]
> > >
> > >
> > >     Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998
> > >     Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
> > >
> > >     Oleh : Mustofa Liem
> > >
> > >     Para korban dan keluarganya pasti belum bisa melupakan Tragedi
> > 13-15 Mei 1998 di Jakarta. Meski sudah 11 tahun berlalu, tragedi itu
> > tetap menjadi misteri yang menyisakan elegi bagi para korbannya.
> > >
> > >     Memang keberadaan negeri ini sudah lama kehilangan makna. Bagi
> > para korban HAM, negara sudah lama absen. Ketika tragedi kelabu itu
> > terjadi, tangisan, teriakan, dan jeritan frustrasi para korban tidak
> > pernah didengar oleh negara, oleh pemerintah waktu itu, pemerintah
yang
> > menyusulnya kemudian sampai pemerintah di era sekarang.
> > >
> > >     Memang sudah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
> > berdasarkan UU No 39/1999 tentang HAM dan UU No 26 Tahun 2000
tentang
> > Pengadilan HAM. Menurut Komnas HAM, telah terjadi perkosaan secara
> > masal, sistematis, biadab, dan keji terhadap para wanita etnis
Tionghoa
> > di tengah kerusuhan 13-15 Mei 1998 di Jakarta. Pemerintah Habibie
juga
> > sudah membentuk Tim Perlindungan Wanita terhadap Kekerasan, juga ada
Tim
> > Gabungan Pencari Fakta yang dibentuk pada 23 Juli 1998. Rekomendasi
> > kedua tim tersebut tidak pernah ditindaklanjuti. Jadi, sampai
sekarang
> > para pelaku Tragedi Mei itu tak satu pun yang ditangkap atau
diadili.
> > >
> > >     Komnas HAM Tak Berdaya
> > >
> > >     Komnas HAM yang dulu atau sekarang telah berupaya memanggil
para
> > mantan jenderal yang dianggap mengetahui atau bertanggung jawab atas
> > beberapa kasus pelanggaran HAM masa lalu, tapi pemanggilan itu
selalu
> > gagal. Polemik antara para mantan jenderal dan Komnas HAM pun tak
> > terelakkan. Semisal Menhan Juwono Sudarsono malah balik "menggugat"
> > kewenangan hukum Komnas HAM.
> > >
> > >     Pernyataan Menhan (yang mewakili pemerintah) menunjukkan bahwa
> > sesungguhnya komitmen pemerintah menegakkan HAM masih kecil,
sementara
> > iklim politik masih didominasi spirit anti-HAM. Padahal,
pengungkapan
> > kasus pelanggaran berat HAM yang terjadi di tanah air seperti
"Tragedi
> > Mei 1998" memerlukan komitmen dari pemerintah. Tanpa ada komitmen
dan
> > good will langsung dari presiden ,kasus tersebut bakal terkubur.
> > >
> > >     Para pelanggar HAM, apalagi dari kalangan militer, sudah bisa
> > dipastikan akan menolak dituduh sebagai penanggung jawab pelanggaran
HAM
> > dengan beragam argumentasi dan rasionalisasi. Mereka akan mengatakan
> > bahwa kesalahan terletak bukan pada diri mereka.
> > >
> > >     Yang menyedihkan justru ada rasionalisasi bahwa para korban
HAM
> > dalam peristiwa 13-15 Mei 1998 itu tidak pernah ada, karena tidak
pernah
> > bisa dibuktikan. Apalagi, jika dikaitkan dengan perundang-undangan
> > pemerkosaan di negeri ini. Bagaimana membuktikan bahwa korban
sungguh
> > diperkosa?
> > >
> > >     Seperti dikatakan advokat senior Surabaya Trimoelja D.
Soerjadi
> > dalam beragam kesempatan bahwa setiap kasus yang terindikasi
melibatkan
> > militer, seperti Tragedi Mei, tidak pernah akan bisa diselesaikan
dengan
> > memuaskan. Artinya, para pelaku tetap bisa mengirup udara kebebasan.
Tak
> > ada keadilan bagi para korban. Hal ini juga terjadi pada kasus
> > pelanggaran HAM lain, mulai Peristiwa 1965 dan Tragedi Mei 1998.
> > >
> > >     Rekonsiliasi Sejati
> > >
> > >     Meski demikian, penulis menganjurkan para korban Tragedi Mei
untuk
> > berani memaafkan, meskipun memaafkan bukan berarti harus melupakan.
> > Harus selalu dicari ruang untuk mengingat peristiwa buruk seperti
> > Tragedi Mei 1998. Dengan demikian, usul islah atau rekonsiliasi
jangan
> > pernah diabaikan meski ada yang bertanya untuk apa rekonsiliasi.
> > >
> > >     Tentu ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar rekonsiliasi
> > terwujud. Pertama, harus diakui adanya pelanggaran berat HAM dalam
> > Tragedi Mei 1998. Itu berarti ada pelaku yang harus bertanggung
jawab.
> > Kedua, keadilan harus ditegakkan. Artinya, pelaku harus mendapatkan
> > sanksi hukum. Dengan demikian, luka hati korban dan keluarganya
> > mendapatkan pemulihan. Setelah proses hukum ditegakkan, antara
korban
> > dan pelaku harus diupayakan perdamaian, supaya kebencian dan dendam
> > tidak hidup terus sepanjang tujuh turunan.
> > >
> > >     Uskup Desmond Tutu, ketua Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Afrika
> > Selatan, menulis bahwa rekonsiliasi sejati mengekspos kekejaman,
> > kekerasan, kepedihan, kebejatan, dan kebenaran, bahkan terkadang
dapat
> > memperburuk keadaan. Ini adalah perbuatan berisiko. Meski begitu,
pada
> > akhirnya akan ada pemulihan nyata setelah menyelesaikan situasi yang
> > sebenarnya. Rekonsiliasi yang palsu hanya dapat menghasilkan
pemulihan
> > palsu (Buku No Future Without Forgivenes, 1999).
> > >
> > >     Akhirnya untuk negara dan pemerintah, sekali lagi utang-utang
pada
> > para korban harus dilunasi. Tocqueville (1805-1859) mengingatkan:
> > "Karena masa lalu gagal menerangi masa depan, benak manusia
mengelana di
> > tengah kabut". Kabut dari peristiwa gelap masa lalu itulah yang
harus
> > disingkap negara demi keadilan pada para korban, termasuk korban
Tragedi
> > Mei.
> > >
> > >     Selama orang terus mencari alasan guna lari dari tanggung
jawab
> > terhadap para korban HAM dan kekuasaan negara memberi perlindungan
> > terhadap sikap pengecut ini, sehingga para pelaku terus menikmati
> > impunitas di atas derita para korban HAM, negeri ini tetap akan
susah
> > mencapai masa depan. Sebab, pelanggaran HAM di masa silam selama
terus
> > dibiarkan justru menjadi kabut yang menghalangi perjalanan bangsa
ini ke
> > depan.
> > >
> > >     Kabut itu harus disingkap dan para korban dijamin mendapatkan
> > keadilan yang setimpal. Dengan demikian, kita bisa menyongsong masa
> > depan tanpa ada yang dikorbankan lagi.
> > >
> > >     *). Mustofa Liem PhD, Dewan Penasihat Jaringan Tionghoa untuk
> > Kesetaraan.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ----
> > >
> > >
> > >
> > >     No virus found in this incoming message.
> > >     Checked by AVG - www.avg.com
> > >     Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release
Date:
> > 05/14/09 17:54:00
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
------------------------------------------------------------------------\
\
> > ------
> > >
> > >
> > >
> > >   No virus found in this incoming message.
> > >   Checked by AVG - www.avg.com
> > >   Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release
Date:
> > 05/14/09 17:54:00
> > >
> >
>

Reply via email to