He he he, kalau bicara arsitektur, utamanya arsitektur gedung, tidak bisa tidak 
bicara fungsi! Karena arsitektur bukan hanya seni, namun juga teknik.
Bahkan ketika Bung Karno sekolah untuk arsitek di TH Bandung (sekarang ITB), 
dia masih sekolah di jurusan sipil, karena arsitektur di jaman itu bahkan hanya 
suatu bagian dari teknik sipil.

Kita kan tidak sedang bicara tentang lukisan atau lagu misalnya, yang bisa kita 
bahas cuma aspek seninya atau estetikanya saja.
Bahkan biarpun lukisan atau lagu, tetapi kalau lukisan poster atau lagu 
gerejani, misalnya, itu pun tidak bisa tidak kita bicara aspek fungsinya juga.

Lebih-lebih lagi kalau dalam soal arsitektur ini kita bicara tentang arsitektur 
gedung yang diidentifikasikan sebagai suatu gedung fungsional, apalagi 
fungsionalnya itu funsgi publik, seperti gedung kedubes dalam diskusi kita ini, 
makin pastilah tidak bisa kita tidak bicara aspek "fungsional".

Barangkali kalau bilangnya: "Arsitektur dari itu gedung yang bergaya 
kecina-cinaan di seberangnya mal Ambasador di Jalan Satrio, saya nilai jelek", 
nah itu mungkin masih bisa hanya bicara aspek seni atau estetika saja.
Namun kalau bilangnya: "Arsitektur dari gedung kedubes (atau rumah sakit, atau 
stadion, atau stasiun, dsb.) itu, saya nilai jelek", maka tidak bisa tidak 
nilai jelek atau bagusnya haruslah juga dilihat dari segi fungsi.

Bahkan tuntutan jaman sekarang mengharuskan juga kita menilai arsitektur dari 
berbagai aspek yang teknis-spesifik, misalnya aspek hemat energi, 
smart-building, efisiensi parkir, biaya murah, tahan gempa, dsb. dll. dst.

Akan tetapi untuk kembali ke diskusi budaya tionghoa di bidang arsitektur, 
tetap saja saya mengharapkan rincian penjelasan kenapa kedubes RRT di Jakarta 
dibilang arsitekturnya jelek? Penjelasan dari segi seni dan/atau estetika, 
maupun (lebih baik lagi) juga dari segi fungsi.

Apalagi kalau ukuran penilaiannya bukan "jelek" atau "bagus" lagi, melainkan 
"berhasil" atau "gagal". Makin sulit kita hanya membatasi penilaian berhasil 
atau gagal dari segi seni atau estetika. Seperti apa "berhasil" secara estetis 
itu!?
Karena itu kepingin tahu juga bagaimana rincian penjelasannya koq design Pei 
untuk gedung-gedung di RRT itu dibilang "berhasil"?

Wasalam.

====================================

----- Original Message ----- 
From: zho...@yahoo.com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 
Sent: Wednesday, September 23, 2009 1:43 PM
Subject: Re: Arsitektur Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa)

Menilai baik buruk dlm hal pencitraan jangan pakai istilah "fungsional", nanti 
rancu, karena yg kita bicarakan jauh dari segi fungsi.
Memang penilaian baik buruk ini semua lepas dari fungsi, sepenuhnya masuk ke 
ranah budaya dan estetik. Dan untuk hal ini, dasar2 penilaiannya memang tak 
bisa dirumuskan secara eksak, hanya bisa dipahami oleh mereka2 yg memang 
menggeluti bidang ini, dalam berdiskusipun istilah2 yg dipakai sangat specifik, 
hanya bisa diselami oleh teoritikus seni. Makanya saya bilang ini aspek yg tdk 
ilmiah.
Untuk orang awam yg mau mendalami estetika, tak ada cara lain selain melatih 
diri dng sering2 bergaul dng karya2 seni secara langsung, melihat karya2 
bermutu yg dirokomendasi oleh para kurator berkelas atau kritikus seni kelas 
wahid, lama2 kita akan bisa membedakan, mana baik mana buruk. Memang ada bidang 
filsafat seni yg disebut estetik, tapi ini hanya membedah bgmn prosesnya 
manusia merespon seni, bukan memberi patokan2 baik buruk.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

---------------------------------------------------------------------

From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo.net.id> 
Date: Wed, 23 Sep 2009 12:36:46 +0700
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Arsitektur Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa)

Dalam posting terdahulu, Zhou-heng bilang arsitektur adalah masalah rasa dan 
penghayatan. Jadi tentunya sulit mengatakan mana yang jelek dan mana yang 
bagus, mana yang berhasil dan mana yang gagal.

Namun mendadak sekarang dengan nada pasti dikatakan gedung kedubes RRT di 
Jakarta adalah arsitektur jelek dan design Pei di Cina adalah arsitektur 
berhasil!!

Karena itu, rasanya perlu penjelasan yang lebih rinci, di mana jeleknya kedubes 
RRT di Jakarta dan di mana keberhasilan design Pei di Tiongkok?? Dari aspek apa 
penilaiannya??

Hampir 20 tahun yang lalu, saya pernah terlibat pembangunan gedung kedubes RI 
di Brunei, yang tentunya di-design dengan harapan mewakili citra keindonesiaan 
di mata orang Brunei. Karena itu, saya bisa bayangkan andaikata kedubes RRT di 
Jakarta tidak memakai arsitektur yang sekarang, melainkan design Pei yang 
dipakai untuk kedubes itu, maka ditinjau dari aspek fungional, dalam hal 
membawakan citra kecinaan ('ketiongkokan' plus ketionghoaan) di mata orang 
Indonesia, design Pei itulah justru yang akan jelek dan tidak berhasil. 
Bukannya begitu?

Wasalam.

==============================

----- Original Message ----- 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, September 23, 2009 10:53 AM
Subject: Fw: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa

Kalau bicara arsitektur Tionghoa, mau menonjolkan yg mana? Kalau tdk hati2 akan 
terjebak ke arsitektur klenteng atau istana. Ini yg hrs dihindari. 
Yg pantas digali janganlah arsitektur monumental yg sdh sempurna dan sudah 
mati, tapi galilah arsitektur vernakuler yg masih punya daya hidup. Anjuran ini 
juga berlaku utk arsitektur indonesia. Jangan terpukau dng joglo istana!
Contoh yg jelek adalah kedutaan besar RRT di mega kuningan, yg berhasil adalah 
dua karya I.M Pei di Tiongkok, Xiangshan hotel di Beijing dan museum Suzhou yg 
baru jadi. Dia tdk menggunakan atap besar yg sering diasosiasikan dng 
arsitektur Tiongkok.

------------------------------------------------------------------

From: kalika19_d...@yahoo.com 
Date: Wed, 23 Sep 2009 02:35:31 +0000
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tolong info ttg Pa Hoa

Saya adalah alumni SMAN 19, mengenai sekolah Pahoa, kenapa ya struktur 
bangunannya tidak mengikuti arsitektur tionghoa seperti THHK tempo dulu, supaya 
melestarikan arsitektur tionghia.

Salam
Kalika 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.112/2390 - Release Date: 09/23/09 
05:52:00

Kirim email ke