----- Original Message ----- From: H.S. Han To: C.T. Chan Sent: Sunday, November 15, 2009 7:11 PM Subject: Re: Zhuge Liang dengan kawan dan lawan Zhou Yu dalam Peperangan Zhi Bi
Zhuge Liang dengan kawan dan lawan Zhou Yu dalam Peperangan Zhi Bi Zhuge Liang, ada yang namakan beliau Kong Ming, atau Zhuge Kong Ming. Seorang berprovinsi Shandong (lahir di Shan-Dong), dan dikubur di Shi Chuan, Cheng-Du. Saya dulu waktu masih mahasiswa berpikir bahwa dalam hidup saya ini saya harap bisa menghormat pada dua orang yang saya puja ialah: Kong Fu Zi dan Zhu Ge-Liang. Syukur keinginan saya ini dapat saya penuhi dalam hidup saya ini. Zhuge Liang sewaktu saya memimpin delegasi ahli kedokteran Belanda berkunjung ke RRT padatahun 1981 dan Kong Fu Zi, saya dengan Shueh Yu berkunjung ke QuFu pada tahun 2007. Zhuge Liang di beri julukan Wo-Long, Wo berarti tidur dan Long artinya naga, atau naga yang tidur. Beliau punya identitas ialah bertopi tao dan selalu memegang kipas putih dan duduk dikreta. Beliau adalah seorang taois, karena itu hidupnya menyendiri di dekat hutan yang sunyi. Tinggal sama dengan saudaranya dan hidup sebagai petani. Seorang taois jarang yang mau aktif dalam kenegaraan, mereka beranggapan tidak mau atas nama kebijakan merebut kekayaan atau berperang untuk kepentingan pribadi, tanpa pandang korban yang besar etc. Jelas Liu Bei dan dua saudara angkatnya baru sesudah ketiga kalinya datang kerumahnya, Zhuge Liang baru mau membantu Liu Bei memimpin untuk membangun kembali negara Han. Kesedian Zhuge Liang untuk membantu Liu Bei, mungkin karena hati Zhuge Liang tersentuh dengan kepribadian Liu Bei yang besedia datang sampai tiga kali kerumahnya dan dengan tenang menunggu beliau sedang tidur, sehingga bangun. Pula beliau tersentuh dengan budi Liu Bei yang baik dan cinta pada rakyatnya. Beliau memperkembangkan strategi peperangan menurut taoisme (berbasis pada Yi-Ching, Patkua), disampingnya itu beliau menemukan senjata peperangan yang banyak jumblahnya (inventor) diantaranya panah yang sekaligus bisa menyembur berturut-turut sepuluh anak panah dengan kekuatan yang mematikan musuh dalam jarak 50 meter. Pula biliau seorang politikus/diplomat yang terhormat dan ahli meteorologi. Beliau juga menulis buku tentang strategi peperangan dan buku beliau juga dibaca oleh para ahli militer dunia, meskipun tidak seternama didunia militer dengan buku peperangan dari Sun Zi. Salah satu politik beliau yang terkenal ialah: bekerja sama dengan Sun Quan berkekuatan 60 000 orang, yang ingin menyerah atas penyerangan dari Cao-cao dengan kekuatan tentara 850 000 orang. Atas keahlian Zhuge Liang Sun Quan mau bekerja sama dengan Zhu Ge Liang yang hanya berkekuatan 10 000 orang. Zhou Yi jendral dan pembatu utama (commander in Chief) dari Sun Quan, seorang jendral yang masih muda tetapi sangat pandai, sebetulnya tidak setuju dengan menyerah pada Cao Cao, maka dengan bantuan Zhuge Liang, Sun Quan setuju berperang yang terkenal dinamakan "Zi Bi zhi Zhan" Battle of The Redd Cliffs. Baik Zhuge Liang maupun Zhou Yu setuju menggunakan api dalam peperangan ini. Dengan taktik dan strategi yang tepat dari kedua strateg, peperangan ini dapat dimenangkan dengan gemilang. Baik Zhuge maupun Zhou Yu membuat analisa yang teliti kelemahannya tentara Cao Cao yaitu:” mereka memang dalam jumblah yang besar tetapi (1) mereka berasal dari utara dan tidak kenal peperangan dengan kapal, diatas air (naval war). Tentaranya telah capai berhubung baru berekspedisi jauh dan peperangan yang tidak hentinya dan (3) kebanyakan tentaranya adalah tentara yang baru menyerah sehingga kesetiaanya tidak dapat dipercaya. Disampingnya itu Zhou Yu memakai cara-cara yang licin agar Cao-Cao membunuh dua orang Jendralnya yang mengerti peperangan diatas kapal. Semua taktik dan intrik dari Zhou Yu diobsevir dan ditebak oleh Zhuge Liang yang datang sebagai tamu dinegaranya Zhou Yu, dimana peperangan akan terjadi. Dengan ini Zhou Yu menganggap Zhuge Liang sebagai orang yang lebih pandai dari dirinya dan ingin membunuhnya, tetapi tidak sukses. Dapatlah dikatakan dalam persekutuan ini terdapat rivalry dan intrik intrik, terutama dari fihak Zhou Yu untuk membunuh Zhuge Liang. Dalam perjuangan antara kedua comamnder in chiefs ini Zhuge Liang memberikan kontribusinya dengan mendapatkan seratus ribu batang anak panah. Kong Ming juga seoarang ahli meteorologi, beliau tahu bahwa pada hari yang tertentu malam-pagi hari akan sangat berkabut (foggy), maka beliau pakai 20 kapal-kapal dimana diisi penuh dengan orang-orangan yang dibuat dari merang (straw). Dengan kapal ini Zhuge sambil minum teh “menyerbu” tentara Cao Cao dengan keramaian tambur. Tentara Cao Cao kira ini satu penyerbuan, tetapi karena penglihatan tidak jelas, maka dibalas dengan panah. Sesudah hampir pagi kapal itu mundur kembali dan dihitung jumblah anak panah lebih dari 100 000 batang. Dalam peperangan Zhi Bi ini Cao-cao mendapatkan kerugian tentara dan material yang sangat besar, tentaranya dan kapal-kapalnya sebagian besar musnah dibakar yang apinya dipanahkan dengan panah yang didapatkan oleh Zhuge Liang. Dengan kekalahan yang hebat ini tentara Cao-Cao harus mundur kembali keutara untuk membenahkan tentaranya kembali. Langsung sedang ramainya membakarnya kapal-kapal Cao Cao ini Zhou Yu menyuruh tentaranya membawa kepalanya Zhuge Liang, karena dia tahu bahwa Zhuge Liang ini akan jadi lawannya yang besar dikemudian. Tetapi Zhuge Liang sudah naik kapal dengan didepan kapal dijaga oleh Zhao Yun, nama lainnya ialah Zhao Zi Long (Thio Tjoe Liong) yang gagah perkasa! Peperangan ini menentukan dengan dimulai terbaginya Tiongkok menjadi tiga negara, San Guo yaitu: (1) Kerajaan Wei dipimpin oleh Cao Cao. (2) Kerajaan Shu-Han dipimpin oleh Liu Bei dan (3) Kerajaan Wu dipimpin oleh Sun Quan. Peperangan ini memberikan ketika bagi kedua negara untuk memperkembangkan tentara dan daerahnya masing-masing. Dengan demikian Liu Bei atas anjuran Zhuge Liang dengan kilat memperbesar daerahnya dengan Jinzhou. Daerah ini diminta oleh Zhou Yu sebagai hasil dari kemenangannya, tetapi tentunya tidak diberikan oleh Zhuge Liang. Dan Jinzhou sebagai basis yang digunakan untuk mengambil Yizhou (Si-Chuan). Inilah kelihaian dari Zhuge Kong Ming, seorang taoist, strateg, inventor, meteorolog dan diplomat yang besar! Selama Zhuge-Liang menjadi perdana menteri beliau berhasil memperluas kekuasaan Liu Bei yaitu Jing Zhou,Yi Zhou dan Han Zhong. Disampingnya itu beliau berhasil dengan sukses membangunan ekonomi dan pertanian negara. Beliau menggunakan orang-orang berbakat untuk memerintah negara. Beliau berhasil menundukkan/menenangkan negara di selatan, kini daerah Yunnan. Sayang sekali beliau kurang memperhatikan pengantian, penerus dari para ahli perang (Wu). Ini terbukti sesudah meninggalnya lima Macan Jendral 五虎将军 : Guan Yun Chang, Zhang Fei, Chao Yun, Ma Chao dan Huang Zhong, negara Shu tidak lagi mempunyai jendral yang gagah perkasa lagi. Ini ternyata penyerbuan dari Zhuge Liang ke Utara mengempur negara Wei yang dipimpin Cao Cao dengan commander in chiefnya SimaYi tidak menghasilkan yang diharapkan. Sima Yi adalah rivalnya yang utama sejak meninggalnya Jendral Zhou Yu. Dalam ekspedisi militer ke utara kita jangan lupa bahwa Cao Cao adalah seorang yang lihai, kapabel, pandai dalam politik dan strategi, pula beliau dapat bantuan dari seoarang strateg yang pandai Sima Yi, dalam menghadapi ekspedisi militer Zhuge Liang yang sendirian, karena putra Liu Bei tidak becus, dia lebih baik berfoya-foya di istananya daripada mengurus negara. Semua tergantung dari Zhuge Liang sendiri, apalagi kekurangan jendral-jendral ahli perang. Karena terlalu capai, kelelahan dan stress beliau meninggal dunia sedang beliau berekpedisi ke utara pada umur 54 tahun. Meskipun anaknya Liu Bei seorang yang tidak becus beliau tetap setia pada Liu Bei dan turunannya. Konon katanya Liu Bei pernah berkata pada Zhuge Liang agar beliau mengambil alih kekuasaanya apabila anaknya tidak becus dalam memimpin negara, tetapi tindakan ini tidak dikerjakan oleh Zhuge Liang. Dengan suksesnya Sima Yi kekuasaannya meningkat tinggi. Oleh Cao Pi, putra Cao Cao yang menjadi raja, Sima Yi diberi pangkat sebagai Lushang Shushi, kekuasaan yang tidak dapat disentuh oleh siapapun, ini adalah kekuasaan seperti Cao Cao sewaktu dia berkuasa di Han Dinasti. Ini memudahkan bagi cucunya SimaYan kemudian mengambil kekuasaan negara dan mempersatukan Tiongkok dengan mendirikan dinasti Jin. Sima Yi diberi kehormatan anumerta sebagai kaisar Xuan dari Jin Dinasti Nama Zhuge Liang begitu wangi dimasyarakat Tiongkok, sehingga orang Tionghoa menamakan premier Zhou En Lai yang pandai diberi julukan sebagai Zhuge Liang pada jaman modern! Han Hwie-Song Breda, 13-11-2009 Holland -------------------------------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.64/2501 - Release Date: 11/14/09 02:22:00