Argumentasi yang menarik!

Selain itu ada "hukum alam": barang yang lebih baru adalah lebih menarik. Agama 
dasarnya adalah konsep. Islam sebagai ajaran adalah lebih baru dari pada agama 
agama Semit lainnya, jadi lebih "up to date". Syusyah bagi pak pendeta untuk 
menarik pemeluk Islam menjadi Kristen.

Juga aliran aliran Kristen yang lebih "tua" seperti katolik, tak mudah menarik 
penganut konsep Kristen yang lebih baru, seperti gereja gereja karismatik, 
seperti bethel dll, menjadi pemeluk katolik. Tetapi terbalik, lebih mudah. Saya 
lihat beberapa teman katolik yang menjadi pengikut pantekosta dll.

Nah, agama agama sangat tua didunia, seperti Hindu, Tao, Buddha  dan Konghucu 
sangat sulit menarik penganut konsep agama agama "modern", tetapi sebaliknya 
lebih mudah. 

Agama Kristen meng-claim, memperbaharui ajaran Yahudi (PL), dan sapakah 
penganut Kristen awal? Semua Yahudi. Tapi hampir tak ada penganut Kristen yang 
masuk Yahudi.

Islam, sebagai agama Semit termuda, juga meng-claim telah menggenapi ajaran 
ajaran sebelumnya, jadi banyak umat Kristen di Indonesia, yang masuk Islam. 
Lihat WS Rendra dll. Mereka dinamakan Mualaf.

Secara historis, di Asia, dari India sampai Tiongkok, orang berbondong menganut 
Kristen diawal abad ke XIX disebabkan oleh kolonisasi. Di India pusat Kristen 
adalah di wilayah Kerala dan Goa, yang dahulu adalah benteng utama Portugis, 
demikian juga di Malakka, Malaysia, Philippina dan bagian timur Indonesia.

Tapanuli di Protestant-kan oleh kelompok missionaris Jerman dari Wueppertal, 
yakni Rheinische Missionsgesellscahft (RMG). Malukku, Minahasa dan papua oleh 
keompok Zending. Flores, Timor memeluk Katholik sejak pendudukan Portugis. 
Tokoh missionarist andal, adalah Fransiscus Xaverius yang mengkatholikkan Asia 
timur dan tenggara, wafat pada 3 Desember 1552 di Sangchuan

SANTO Fransiskus Xaverius adalah pelopor misionaris Kristen dan salah satu 
pendiri Ordo Yesuit. Ia terlahir dengan nama Francisco de Jaso y Azpilcueta di 
Kastil Xavier, Spanyol, sebagai putra bangsawan Basque di Navarro. 

Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar hidupnya bagi misi di 
negeri-negeri terpencil. Ia sempat menginjak Indonesia karena diutus oleh Raja 
Portugal Yohanes III. Rombongannya tiba di Malaka pada Oktober 1545. 

Selama tiga bulan ia menunggu kapal tumpangan ke Makassar yang tak kunjung 
tiba. Akhirnya ia membatalkan tujuan ke Makassar. Fransiskus bertolak dari 
Malaka pada 1 Januari 1546 dan berlabuh di Ambon. Setelah itu ia mengunjungi 
pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Misi di Ambon ini 
merupakan salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia. 

Ketika meninggal usianya belum genap 50 tahun. Fransiskus Xaverius diakui 
sebagai seorang santo oleh Gereja Anglikan dan Katolik. Ia dibeatifikasi oleh 
Sri Paus Paulus V pada 25 Oktober 1619 dan dikanonisasi oleh Sri Paus Gregorius 
XV pada 12 Maret 1622. 

------------
Sejarah Kristenisasi oleh agama Katolik
          
   1. Pada tahun 1902  di  Batavia  (Jakarta)  mulai  didirikan
   Apostolisch  Vicariaan  Van  Batavia.  Tetapi  agama Katolik
   telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad  ke  16
   agama  ini  telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate,
   Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya  mula-mula  dilakukan
   oleh  bangsa  Portugis  yang  menguasai  kepulauan itu. Pada
   tahun 1546  seorang  Apostel  (muballigh)  dari  India  juga
   datang  ke  sana,  bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil
   menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun
   1605  pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon
   telah ada 4 buah gereja dan sekitar  16.000  orang  beragama
   Katolik.
 
   2.  Agama  Katolik  memasuki  Sulawesi dari Makasar, dan itu
   semua dilakukan oleh pengikut  madzhab  Dominicus  Orde  (H.
   Dominicus  hidup  tahun  1170  -  1221) dan pengikut madzhab
   Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit  ini  pada  mulanya  didirikan
   oleh  seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang
   lahir tahun 1491.
 
   Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam
   peperangan    melawan    Perancis   mendapat   cedera   yang
   mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup.  Mistiknya  bertambah
   menebal  dan  mendapat  banyak  pengikut.  Pada  tahun  1529
   dibentuknya di  Paris  suatu  jama'ah  yang  dibai'at  untuk
   mengabdi  kepada  Paus  dan  menyebarluaskan  agama Katolik,
   Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan
   tahun  1560  Paus  Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai
   Jamaah  Yesus  atau  the  Society  of  Yesus.  Jamaah  terus
   berkembang maju dan bersama Orde Yesuit.
 
   3.  Gerakan  agama  Protestan  yang  sangat  memusuhi Gereja
   Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie  Katolik  di
   India  sejak  abad  ke  17.  Tetapi  revolusi Perancis telah
   menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri  Belanda
   yang  mengakibatkan  hancurnya  pusat  Zending (Protestan) dan
   bangkitnya kembali  Missie  (Katolik),  serta  menjadi  sangat
   kuat.  Setelah  jazirah  Malaka dikuasai oleh bangsa Belanda
   dan kekuasaan mereka di  Indonesia  bertambah  mantap,  maka
   secara   bertahap   penyebaran  agama  Katolik  di  Sulawesi
   diambil-alih oleh bangsa Belanda,  yaitu  pada  tahun  1807.
   Tujuh  tahun  kemudian yaitu tahun 1904 Pusat Missie Katolik
   di negeri Belanda mengirimkan 2 orang utusannya  ke  Jakarta
   yaitu  Jacob  Nellisen dan Lambert Prinsen. Kedudukan Missie
   dipusatkan di Jakarta, Semarang  dan  Surabaya.  Pada  tahun
   1834  di Padang ditempatkan seorang pastor. Sejak tahun 1808
   hingga 1845 mereka hanya mampu menempatkan 16  orang  pastor
   itupun akhirnya hanya tinggal 4 orang.
 
   4.   Dalam  Perang  Diponegoro  (1825-1830)  ditengah-tengah
   tentara Belanda ditempatkan seorang Pastor bernama Scholtes.
   Dia  mengadakan  perjalanan  inspeksi sampai ke Sulawesi dan
   Maluku  kemudian  melaporkan  hasil  penyelidikannya  kepada
   Paus.  Berdasarkan  laporan  itu  Paus menganggap sudah tiba
   waktunya untuk membantu dan meningkatkan Missie  Katolik  di
   Indonesia  menjadi  Vicariat  (perwakilan), lalu mengirimkan
   Mgr. Jacob Croaff selaku pemimpinnya. Pada  tahun  1848  dia
   digantikan  oleh  Mgr. Peterus Maria Francken dengan dibantu
   oleh 5  orang  pastor.  Di  bawah  pimpinannya,  missie  ini
   mendapat  kemajuan.  Dari  pulau  pulau  yang  jauh letaknya
   berdatangan  permintaan  dari  umat  Katolik  yang  hidupnya
   terpencil.  Akhirnya  pada tahun 1859 kaum Yesuiten membantu
   dengan  mengirimkan   missionaris   ke   pulau   Jawa   lalu
   menempatkan mereka di Flores dan kepulauan lainnya.
 
   5.  Kemajuan  Missie  Katolik  bertambah  pesat setelah pada
   tahun 1874 Mgr. Francken digantikan oleh Mgr. Claessen  yang
   sejak  tahun 1848 bertugas di India. Didirikannya pos-pos di
   Cirebon, Magelang, Bogor, Malang dan Madiun.  Untuk  Sumatra
   di Medan  dan  Tanjung  Sakti.    Di  Kalimantan dibangunnya
   pangkalan  untuk  kristenisasi  suku  Dayak.  Demikian  juga
   Makassar,  Menado,  Tomohon,  Seram, Flores, Irian, Kendari,
   Sumbawa  dan  Timor.  Claessen  digantikan   oleh   Vicarius
   Apostoles  M.J.  Staal,  kemudian  pada tahun 1898 oleh Mgr.
   E.S. Luypen S.J.  

   Sejak  masa  itulah  agama  Katolik  mulai
   berkembang  di  pulau  Jawa  orang  Jawa sukar untuk dirubah
   agamanya. Mereka beragama  Islam  dan  tidak  mau  dikatakan
   tidak  Islam,  walaupun mereka tidak atau kurang menjalankan
   syari'ahnya.  Missie  mengambil  jalan  lain  yaitu   dengan
   mendekati   anak-anak   mereka   yang   pada  umumnya  hidup
   kekurangan. Untuk  mereka  didirikan  sekolah-sekolah  dasar
   dengan  percuma,  bahkan  dengan  diberinya  alat-alat serta
   pakaian yang diperlukan. Kanak-kanak itulah  yang  berangsur
   di-Katolik-kan, dan itu terjadi sejak akhir abad ke 19. Maka
   dapatlah dikirakan bahwa banyaknya jumlah  orang  Jawa  yang
   beragama   Katolik   adalah   akibat  karena  mereka  dahulu
   bersekolah di sekolah-sekolah Katolik.
 
   6. Pangkalan Missie untuk Jawa  Tengah  yang  pertama  ialah
   Muntilan  dan  Mendut  di  mana  sejak  dahulu telah berdiri
   sekolah Katolik. Sekarang  Mundlan  menjadi  pusatnya  agama
   Katolik,  kemudian  Yogyakarta  pun  dipenuhi  oleh  sekolah
   mereka. Guru-guru tamatan Muntilan dikirim  ke  luar  daerah
   dan   banyak   pula  yang  berdinas  di  sekolah  Pemerintah
   (Gubernemen). Dari tahun  ke  tahun  mereka  terus  mendapat
   kemajuan.   Sekolah   bertambah   banyak   terutama  sekolah
   Pendidikan Guru. Rumah Sakit dan Rumah Yatim juga  dibangun,
   sehingga  kelihatannya memang benar-benar menguasai lapangan
   sosial dan pendidikan. Pada akhir tahun 1923 sekolah  mereka
   berjumlah  52 buah dengan 5.840 orang murid. Mereka memiliki
   surat kabar seperti Mingguan Java  Post,  Sociaal  Leven  En
   Streven,  Katholik  Schoolblad  Van  Nederlands Indie dan De
   Indische Voorhoede.  Dalam  bahasa  Indonesia  yakni  Gereja
   Katholik  serta dalam bahasa Jawa Swara Tama. Di samping itu
   mereka dirikan sebuah percetakan di  Yogyakarta  pada  tahun
   1922.
 
   Untuk  keperluan  jalannya  Missie  Katolik  beserta  segala
   usahanya,  mereka  menerima  bantuan  keuangan  dari  negeri
   Belanda,  yang  diberikan  oleh  Dana  St.  Claverbond  yang
   berdiri tahun 1889  dan  oleh  berbagai  perkumpulan  missie
   antara  lain  De  Indische  Missie  Vereniging. Rupanya kaum
   Katolik  tidak  hanya  berjuang   dalam   penyiaran   agama,
   pendidikan,     pengajaran,     sosial    serta    pendirian
   gereja-gereja, tetapi juga berjuang  dalam  bidang  politik.
   Pada  tahun  1918  mereka  telah  mendirikan  sebuah  partai
   politik dengan nama De Indische Katholieke Partij.
 
   Sekianlah dengan sangat ringkas diuraikan  sejarah  masuknya
   Missie Katolik dan pekerjaannya di tanah air kita.
 ------------------------------
Oleh Yohannes Baptista Sariyanto Siswosoebroto
Penerbit PERSATUAN Jln. KHA Dahlan 103, Yogyakarta, 1977
 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "als" <a...@...> wrote:
>
> Selain faktor-faktor yang telah disebutkan oleh Sdr. Zhoufy dan Sdr. Joao
> Kho, pak pendeta pada umumnya juga segan merekrut umat Kristen baru dari
> sesama orang beragama semit yang pada umumnya "kuat" keyakinannya (kalau
> tidak boleh dikatakan fanatic). Lagipula orang-orang yang beragama Islam
> (yang mau jujur dan berterus terang menjawab jika ditanya) merasa sangat
> yakin bahwa semua agama pendahulunya diturunkan oleh satu entitas yang sama,
> yang dinamakannya "Allah" dan menganggap agamanya adalah yang terakhir dan
> tersempurna dan begitu ada Islam tentu secara logis (ini anggapan/logika
> mereka loh) bahwa agama Kristen dan agama Yahudi sudah "outdated/obsolete"
> karena mereka "benar" pada zamannya masing-masing yang telah lewat. Jadi,
> pak/bu Pendeta yang cukup jeli (dan licin) tentu sebisa-bisa mereka
> menghindari "pemberitaan kabar baiknya" kepada kaum Muslim (khususnya di
> Indonesia—pangsa pasarnya kira-kira 70%) karena kemungkinan keberhasilannya
> kecil. Mereka cenderung lebih intensif mempertahankan "domba-domba"nya
> sendiri yang sudah jelas "perpuluhannya" dan syukur-syukur orang Tionghoa
> lain (yg bukan Muslim) mau ikut dijadikan domba mereka, sehingga
> kesejahteraan mereka/oh gereja bisa lebih terjamin. :-)
> 
>  
> 
> Andy L.S.
> 
>  
> 
>   _____  
> 
> From: zho...@... [mailto:zho...@...] 
> Sent: Wednesday, December 16, 2009 10:07 AM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Budaya setan
> 
>  
> 
>   
> 
> jawabannya sederhana:
> 1. Masyarakat Tionghoa adalah sasaran empuk untuk direkrut menjadi umat
> kristen, mengingat mereka tidak lagi punya "agama resmi" yg diakui
> pemerintah
> 2. Budaya tionghoa adalah sasaran empuk untuk dihujat dan dihina, karena
> mereka tidak akan berani menggugat apalagi melawan, mengingat pemerintah
> orba memang merestui pengkerdilan "ketionghoaan", jika ada orang yg tampil
> sbg pembela tionghoa, jangan2 dia yg akan dimasukkan ke tahanan dng tuduhan
> subversib. Coba bandingkan situasi kotbah di zaman orla, apa mereka berani
> petentang petenteng seperti itu?
> 
> Sekarang zaman sdh berubah, tapi mental masyarakat tionghoa tak bisa
> langsung berubah, umumnya masih enggan ribut2, masih segan tampil ke depan
> membela haknya. 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
>   _____  
> 
> From: "joao_kho" <joao....@...> 
> 
> Date: Wed, 16 Dec 2009 02:19:50 -0000
> 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Budaya setan
> 
>  
> 
>   
> 
> Saya mau komentar No.2, menurut hemat saya:
> a. memang islam memiliki massa terbesar diseluruh negeri ini,
> b. aliran islam fundamentalis maupun aliran keras (kata mereka yg sumbu
> pendek :D) akan langsung melakukan jihat ke pihak yang menjelekan
> kepercayaan mereka
> c. dalam sejarah sudah sering tercatat ancaman bom digereja oleh teroris
> tapi dianggap pembina gereja adalah orang beragama islam, jadi ada ketakutan
> akan hancur gerejanya
> d. praktikan gereja2 yang melakukan kebaktian tidak resmi seperti di
> perumahan, mall, hotel, villa pernah terjadi beberapa sweeping oleh ormas
> islam karena dianggap menyebarkan penyimpangan ajaran yaitu menjelekan islam
> 
> 
> mohon koreksi kalo ada yg salah penalarannya :D
> 
> JK
> 
> --- In budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA <mihardja@> wrote:
> >
> > Saya hanya ingin bertanya kepada para member:
> > 1 Kenapa gereja kristen diIndonesia tiba² anti kebudayaan yg asal China -
> Daochiao, Ru chiao dan Fuchiao. 
> > 2. Kenapa mereka tidak anti secara terbuka terhadap agama islam - yg
> sebetulnya tidak senang sama sekali dgn agama kristen. Apakah karena yg
> islam ratusan juta dan yg percaya tridarma hanya satu-dua juta. 
> > 3. Kenapa mereka tidak menentang agama Hindu-Bali yg tradisi dan
> upacaranya kurang lebih sama dgn tradisi dan kebudayaannya yg asal dari the
> middle kingdom.
> > 4. Apakah mereka yg beragama kristen itu, juru bicaranya ket. Tionghoa
> ataukah ket. suku lain.Jikalau betul ket. chinese, itu namanya tampiling
> muka sendiri. ----  Mereka yg berangapan bahwa leluhur mereka adalah
> penyembah setan - mereka sendiri adalah penyembah setan. [Ini kalau tidak
> salah filsafat dari ruchiao]
> > 5. Memang yg beragama bethel memakai baptisan oleh roh kudus. Caranya bbp
> petuah gereja mereka sembayang bersama dan memberkati yg akan dibaptis dgn
> "roh kudus". Untk yg belum tahu - Garis besar yg dipakai oleh Daochiao
> ---Utk menjadi medium dikelenteng sebelumnya dia harus hidup bersih
> [chiachai] selama 30-40 hari dan sesudahnya juga diliamkeng oleh group
> medium - Kalau diterima oleh roh suci mereka,  mereka memilih dan menentukan
> roh siapa yg diperbolehkan masuk badan medium yg baru. - jadi tidak seperti
> lotterij dan yg jahat juga dpt masuk.igereja bethel oleh karena itu system
> lotterij dipakai. -------  silahkan berpikir secara logic mana yg betul.
> > 6. Mereka yg dibaptis percaya bahwa hanya mereka akan masuk surga -
> bagaimana dgn yg islam yg disunat mereka juga percaya akan masuk surga dan
> mereka yg beragama tridarma mereka juga percaya jikalau hidup "bersih"
> mereka juga masuk surga. Apakah nanti ada macem² surga yg dpt kita pilih dan
> beli atau pesan?  Utk yg catholic bagaimana mereka tidak dibaptis dgn roh
> kudus atau dibaptis dgn celupan - mereka jadi bukan kristen bakal kemana
> nanti?
> > 7. Buku injil adalah buku dari Tuhan - sama dgn Al Qur'an datang dari Alah
> - Tetapi aneh bin aneh Torah buku suci agama judah yg isinya sama [semua
> asal dari 70 buku dari Septaquint] oleh bangsa yahudi dianggap hanya sebagai
> buku filsafat dan peraturan hidup mereka. Yg beragama catholic juga percaya
> bahwa injil hanya buku filsafat dari bangsa yahudi.  Ini pendapat sama dgn
> diChina dimana 4 buku Kungtze dan 5 buku peraturannya hanya merupakan buku
> filsafat hidup. Tidak beda dgn Daotehching atau I-ching yg semua dpt
> dipelajari di college diseluruh dunia adalah buku filsafat. Paus Benedictus
> XVI umpamanya adalah ahli dlm filsafat Engels, Karl Marx dsb. disamping ahli
> filsafat injil.---maklum kan Prof. Dr Dr filsafat dari bbp universitas²
> diGerman sebelum menjadi pendeta catholic.Utk dia injil adalah  buku sejarah
> filsafat Filsafat hidup masih tetap berkembang dan setiap jaman ada yg baru.
> ---- ini kurang lebih yg dipercaya oleh tridarma.  
> >  
> > Ini diatas hanya 7 macem keanehan yg dpt saya ketemukan sekarang ini. Saya
> kira diantara para milis member pasti lebih banyak yg dpt menemukan
> keanehannya.
> >  
> > Andreas
> > 
> > --- On Tue, 12/15/09, younginheart5000 <crv118@> wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 <crv118@>
> > Subject: [budaya_tionghua] Budaya setan
> > To: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com
> > Date: Tuesday, December 15, 2009, 3:29 AM
> > 
> > 
> > Wahhh.ini bisa rame. Soalnya yang menganggap budaya tradisional Tionghua
> itu "ajaib" banyak sekali. Coba hadiri ibadah ibadah Bethel yang juga penuh
> dengan remaja Tionghua, dan rata rata menganggap ritual kelenteng itu
> "menyembah setan"..
> > 
> > Mereka juga anggap orang yang beribadah katolik, menghormati maria, juga
> menyembah setan..
> > 
> > Ruarrrr biasaaa..
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com, "ikkyosensei_ym" <ikkyosensei@> wrote:
> > >
> > > Dear Ko Tantono:
> > > Setuju sekali, saling mencerca tidaklah membawa kebaikan dengan tujuan
> penghormatan budaya Tionghoa. Dan, alternatif-alternatif yang anda sarankan
> semuanya jelas dapat dilaksanakan.
> > > Marilah rekan-rekan merapatkan barisan, kegeraman kita terhadap
> pelecehan budaya (di sini "kebetulan" temanya adalah budaya Tionghoa yang
> menjadi korbannya) kita salurkan. Dan tidak berakhir hanya dalam perdebatan
> yang memecah belah.
> > > 
> > > Saya pribadi, bersedia dan akan mendukung/terlibat dalam clash action
> terhadap Teodorus Tabaraka (sebagai percontohan/jurisprudensi awal).
> > > Tolong saya/kami dibimbing Ko Tantono, bagaimana berprosesnya...
> > > 
> > > Seperti saya sebutkan sebelumnya: saya siap/bersedia diposisikan apapun
> dalam clash action ini. Termasuk pendanaan saya bersedia, tentu saja dengan
> segala keterbatasan saya.
> > > 
> > > Salam,
> > > 
> > > Chen Gui Xin
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> yahoogroups.com, Tantono Subagyo <tantono@> wrote:
> > > >
> > > > Rekans,
> > > > Saya seorang pendeta Kristen, Tionghua berdarah campuran Jawa,  track
> record
> > > > saya cuman mendirikan sekolah non kristen untuk yang berpenghasilan
> rendah.
> > > > Peminat BT karena ingin belajar (waktu papa meninggal saya masih
> kecil, ikut
> > > > mama jadi belajar kebudayaan Jawa).
> > > > Sekarang tinggal niat kita saja, kita dapat mencoba berbagai cara :
> > > > 1. Class action - siapa yang berpengetahuan hukum dan kalau mau mulai,
> perlu
> > > > dana, ayo kumpul dana - kita urunan. Sasaran yang kecil dulu seperti
> > > > Teodorus Tabaraka sbg contoh yang lain. (cara Boen)
> > > > 2. Perangi dengan penerangan/pendidikan, kita bantu Sekolah Pahoa,
> dengan
> > > > aktif di kegerakan Buddha Tzu Chi etc,etc kita tingkatkan tulisan
> mengenai
> > > > BT, melalui pendidikan dan pengajaran maka orang akan melek akan
> BT.(cara
> > > > Boe)
> > > > 3. Masih banyak cara lain, kita tidak usah setuju dengan caranya
> tetapi kita
> > > > lihat tujuan-nya
> > > > Harus kita ingat bahwa kita hanya bisa berbuat sesuatu kalau bersatu,
> cerca
> > > > mencerca nggak ada gunanya.
> > > > Sojah, Tan Lookay
> > > > PS. Dalam pengalaman penyebaran agama, yang paling manjur adalah
> contoh
> > > > kepribadian si penyebar agama. Gandhi tdk jd Islam, Hindu ataupun
> Kristen
> > > > karena dia tidak melihat contoh yang baik dari pemuka agama-agama
> tersebut.
> > > > Menjelek-jelekkan atau menakuti untuk cari umat tidak akan "manjur".
> > > > Witness Lee mengkristenkan banyak orang karena contoh/cerminan
> kepribadian.
> > > > Salam, Tan Lookay
> > > >
> > >
> > 
> > Yahoo! Groups Links
> >
>


Kirim email ke