Kenapa kalian selalu mencampur-adukkan persoalan kebudayaan dgn persoalan 
kagama-an.  Hio atau dupa tidak ada hubungannya dgn penyembahan setan. Ini 
adalah hanya system cara mereka yg pecaya agama tridarma melakukan 
sembayangnya. Orang kristen sembayang dgn berlutut dan tangan menyembah - 
itulah cara orang kristen -   Yg kejawen pakai menyan dan duduk bersama diatas 
tikar.
 
Utk yg ingin tahu kenapa gereja kristen melarangnya ----  Ini dilarang oleh 
karena gereja catholc didalam upacara misanya selalu memakai dupa. Sewaktu 
kristen pecah dari catholic dlm abad 15 - mereka menerima 5 sola sebagai dogma 
kristen, dan juga melarang umat mereka memakai kebiasaan catholic dlm gereja 
mereka - Altar, patung dan dupa. Mereka juga menentang hierarchie dari Roma / 
Vatican. Jadi tidak ada ayat didalam injil sama sekali. Jadi jangan salah paham 
orang catholic boleh pegang hio dan menghormati OT mereka. Memang orang kristen 
dilarang dan yg islam kalau kejawan yah juga tidak dilarang.
 
Berdasarkan pentasola dogma yg dipertahankan oleh yg beragama protestant maka 
mereka berpendapatan bahwa siapa yg tidak dibaptis semua akan masuk neraka sama 
seperti yg tidak disunat utk yg islam. Pendeta² iIndonesia mungkin sudah semua 
percaya teguh pentasola [Pancasola] dan melakukan segala macem larangan yg 
di-introduksi oleh belanda. [Orang kristen diUS banyak yg membakar dupa/hio 
dirumah mereka]
Untuk umat kristen pembakaran menyan juga dilarang. --  ini semua adalah 
pendapat dan indoktrinasi dari sipenjajah belanda -- Jesus waktu lahir 
dihadiahkan juga menyan oleh the three wisemen from the east.
 
Ini adalah milis kebudayaan tionghoa dan persoalansemacem ini pantes utk 
dibicarakan agar misunderstanding dihilangkan. Ditempat ini bukan tempatnya utk 
melecehkan agama lain dan juga bukan tempatnya utk melakukan yg sebaliknya. 
Memang oleh yg beragama kristen terutama yg menerimanya dari pendeta belanda - 
segala yg dilakukan inlander [pribumi] dan apa yg dilakukan suku ket. Tionghoa 
atau arab/india adalah perbuatan bangsa budak dan tidak patut ipertahankan. 
Orang kulit putih tidak melakukan penyembahn setan dgn menyan dan hio - mereka 
kelas terpilih dan semua dibaptis danditanggungmasuk surga. Bangsa budak smua 
bakal masuk neraka dan tidak patut dipandang
 
Karena itu sekarang jaman NKRI / pancasila saya harap pemandangan warisan dapat 
dikoreksi. Harap yangan saling melecehkan atau mencaci maki. Mereka yg tidak 
menghormati kebudayaan bangsa atau suku sendiri tidak patut utk menerima 
penghormatan dari suku atau bangsa lain. --- artinya kalau bangsa 
Indonesia belum dapat menghormati sesama - mana negara lain akan menghormati 
negara Indonesia.
 
Andreas
 

--- On Sun, 12/20/09, julia tamara sari <koisuru_ju...@yahoo.com> wrote:


From: julia tamara sari <koisuru_ju...@yahoo.com>
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 20, 2009, 10:49 PM
















"Saya tahu bahwa seorang Tionghoa kristen tidak diijinkan lagi memegang hio. 
Tapi, kenapa tidak anda jelaskan di sini sekalian, bagaimana pandangan yang 
diajarkan dalam kristen terhadap hio, sehingga tidak boleh dipegang oleh 
seorang Tionghoa?"
 
Saudara yang terhormat, jika Anda menanyakan bagaimana pandangan Kristen 
terhadap hio, mungkin saya tidak bisa menjelaskannya dengan gaya yang canggih 
seperti yang biasa digunakan rohaniwan2. Namun dari apa yang selama ini 
saya pelajari mengenai kepercayaan saya, ada perbedaan dalam konsep kematian 
yang diajarkan oleh orang Kristen dan Kong hu chu (agama yang menggunakan hio 
dalam ritual keagamaan). Saya yakin konsep setiap agama juga berbeda-beda dalam 
menjalani setiap ritual keagaman, termasuk mengenai kematian. Saya tidak berhak 
menyalahkan atau membenarkan apakah seseorang boleh memegang hio atau tidak. 
Namun di agama Kristen memang tidak diperbolehkan karena tidak sesuai dengan 
ajaran Tuhan. Dalam memandang persoalan ini, saya berharap, seperti yang 
dikatakan pak Lim, perbedaan kecil ini tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. 
Dengan sedikit rasa toleransi saya yakin bisa membuat kehidupan menjadi lebih 
baik. 
 
nb : Jika anda masih penasaran mengenai konsep hio tersebut, saran saya adalah 
anda menghubungi PGTI (Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia). Mungkin mereka 
bisa memberikan jawaban yang lebih canggih dan banyak mengandung doktrin ajaran 
Kristen.
 
"Jujur jawablah 3 kali demi nama Yesusmu. Benarkah anda tidak pernah mendengar 
budaya Tionghoa dibuat bahan tertawaan di gereja kristen?"

Pertama, saya tidak pernah menyebut nama Tuhan saya dengan sembarangan. Kedua, 
menurut saya ini adalah forum sosial dan bukan forum keagamaan, jadi saya rasa 
saya tidak perlu menyebut nama siapa pun termasuk nama anda, hehehe...
 
Nah, mengenai pertanyaan anda yang satu ini. Apakah saya pernah mendengar atau 
tidak? Memang ada dan saya yakin 100% di agama apapun pasti ada tertawaan 
mengenai agama dan budaya lain. Tapi jujur saja saya tidak pernah ingat apa 
persisnya 'tertawaan' atau 'joke' tersebut karena saya tidak pernah 
menanggapinya. Why? Karena saya tidak pernah setuju pada orang yang menghina 
orang lain dalam bentuk apapun. 
 
Secara moral dan etika dalam hidup bermasyarakat, orang2 yang telah menghina 
atau menjadikan sebuah agama dan budaya sebagai bahan tertawaan, adalah 
perbuatan yang paling hina. Jika kita melakukan hal tersebut, bukankah itu 
artinya kita merasa diri kita paling benar, paling sempurna di dunia ini? Kalau 
begitu apa bedanya dengan bersikap sombong dan tinggi hati? 
 
Ironisnya, penghinaan semacam itu sering kali dilakukan guru-guru agama, baik 
mereka sadari atau tidak. Namun perlu Anda pahami bahwa saya memeluk suatu 
agama karena ajarannya dan bukan karena orang-orangnya. Saya bukan pengikut 
seseorang (pendeta, ustad, atau guru-guru ajama) karena apa yang diucapkan oleh 
orang tersebut. Saya menjadi kristen karena saya memilih untuk percaya pada 
ajaran kristen dan bukan karena apa yang dilakukan atau diucapkan oleh orang 
Kristen. 
 
Saya tahu tidak ada orang yang seratus persen sempurna dan agama atau suatu 
budaya tertentu tidak bukan jaminan bahwa sikap dan tingkah laku manusia akan 
sempurna. Jadi, menurut saya Anda jangan terlalu cepat men-judge bahwa hanya 
agama Kristen saja yang menertawakan budaya Tionghoa. Apakah anda pernah 
berpikir bahwa di luar sana juga ada yang menertawakan ajaran Kristen? 
 
"Saya pikir, anda menganggap permasalahan ini hanya urusan kecil, karena tidak 
menyentuh sesuatu yang anda anggap berharga. Buat saya, Budaya Tionghoa 
sangatlah berharga."
 
Setuju banget, my man! Sebagai orang Tionghoa, saya sangat-1000x menyukai 
budaya Tionghoa. Budaya Tionghoa amatlah berharga, kaya, dan wow!, saya tidak 
bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya..
 
Tapi sejujurnya, saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan 'tidak menyentuh 
sesuatu yang anda anggap berharga'. Apakah maksudnya 'keimanan' saya? Well, 
kalau memang sudah bersinggungan yang paling mungkin yang akan saya lakukan 
adalah memilah-milah terlebih dahulu, apakah saya akan tetap melakukan atau 
tidak melakukan budaya tersebut. Lalu apa yang saya jadikan acuannya? Tentu 
saja ajaran agama yang saya anut. Namun, Anda perlu ketahui, hasil dari 
pemilahan saya ini tidak bisa saya paksakan pada orang lain apalagi saya 
gunakan untuk menghakimi seseorang. Karena, kembali lagi, itu adalah hak setiap 
orang untuk mengambil sikap dalam menghadapi sesuatu. 
 
Semoga jawaban saya ini bisa memberikan masukan yang berharga bagi Saudara. 

--- Pada Sen, 14/12/09, ikkyosensei_ym <ikkyosen...@gmail..com> menulis:


Dari: ikkyosensei_ym <ikkyosen...@gmail.com>
Judul: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 14 Desember, 2009, 2:58 AM


  

Dear Julia:
Saya tahu bahwa seorang Tionghoa kristen tidak diijinkan lagi memegang hio. 
Tapi, kenapa tidak anda jelaskan di sini sekalian, bagaimana pandangan yang 
diajarkan dalam kristen terhadap hio, sehingga tidak boleh dipegang oleh 
seorang Tionghoa? 

Apakah anda sendiri setuju dengan pandangan kristen tersebut? Bagaimana 
pandangan anda sendiri tentang hio dalam budaya Tionghoa?

Jujur jawablah 3 kali demi nama Yesusmu. Benarkah anda tidak pernah mendengar 
budaya Tionghoa dibuat bahan tertawaan di gereja kristen?

Saya pikir, anda menganggap permasalahan ini hanya urusan kecil, karena tidak 
menyentuh sesuatu yang anda anggap berharga. Buat saya, Budaya Tionghoa 
sangatlah berharga.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups.. com, julia tamara sari <koisuru_julia@ 
...> wrote:
>
> Saya setuju dengan pak edy lim. Masalah kecil jangan dibesar-besarkan. 
>  
> Menurut pandangan saya, memilih agama dan kebudayaan adalah hak asasi setiap 
> manusia. Dia mau memilih tidak beragama dan tidak berbudaya, itu hak 
> masing-masing tiap orang. Ini hanya masalah toleransi saja.
>  
> Saya pribadi termasuk orang yang memilih agama Kristen beraliran Tionghoa 
> konservatif (anggota PGTI) dan kebetulan saya juga dilahirkan sebagai orang 
> Cina. Dan syukurlah, saya belum mendapat pengalaman bertemu dengan anggota 
> jemaat yang bersikap kurang ajar pada budaya Cina. 
>  
> Lalu apakah semua orang Kristen selalu bersikap kurang ajar pada budaya Cina? 
> Budaya yang mana ya? Soalnya budaya Cina itu kan banyak sekali. Orang Kristen 
> juga banyak macamnya. Jujur saja, saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan 
> 'kurang ajar'. Semua terlalu ngeblur-tidak jelas. Jadi, saya rasa kurang 
> fair jika menghakimi semua orang Kristen kurang ajar terhadap budaya 
> Tionghoa. I love my God and I love my culture.
>  
> Saya mau memberikan pengalaman yang baru saya alami beberapa minggu lalu. 
> Salah satu ayah dari salah satu anggota jemaat gereja saya meninggal dan saya 
> datang melayat. Almarhum dimakamkan secara Kong Hu Cu. Dalam agama Kristen 
> memang tidak diperbolehkan memegang dupa. Tapi apakah itu berarti si anak 
> tidak menghormai orang tua-nya? Tidak sayang pada ayahnya sendiri? 
> Sejujurnya, saya juga bukan orang yang paham pada doktrin agama maupun 
> budaya.. Tapi penghormatan dan kasih sayang pada orang tua adalah hal yang 
> tidak bisa dinilai oleh agama maupun sebuah budaya. Saya yakin, teman saya 
> sangat sayang pada ayahnya meski ia tidak memegang dupa. Ia tetap menghormati 
> orang tuanya meski tidak memegang dupa. Lalu bagaimana reaksi keluarga besar 
> almarhum terhadap teman saya? Mereka tidak setikitpun merasa benci pada 
> teman saya. Mereka saling menghargai ditengah kedukaan mereka.
>  
> Bagaimana dengan saya sendiri yang melihat ritual pemakaman agama kong hu 
> cu? Mayat masuk peti harus melihat tanggal dan jam, dibakar harus melihat 
> apakah ciong atau tidak, posisi mayat di dalam peti harus diperhatikan, 
> dsb... syarat-syarat yang sangat panjang dan rumit mengenai kematian. 
>  
> Melihat semua itu saya merasa aneh dan muncul banyak pertanyaan dalam benak 
> saya.. Tentu saja ini terjadi karena budaya pemakaman tersebut 
> berbeda dari yang saya tahu selama ini. Tapi sekaligus saya merasa tertarik 
> untuk mengetahui dan mengenalnya. Namun saya sama sekali tidak berhak 
> menghakimi apakah mereka berdosa atau tidak. Karena, saya yakin bahwa 
> penghakiman hanya dilakukan oleh Tuhan atau sang pencipta dari masing-masing 
> aliran kepercayaan. 
>  
> Dupa atau Hio adalah contoh sederhana yang selalu menimbulkan perdebatan. 
> Sampai saat ini saya yakin bahwwa memegang atau tidak memegang dupa, 
> tidak bisa mengukur kadar 'dosa' atau kadar 'kekurang ajaran' seseorang. 
> Menurut saya itu adalah pilihan setiap orang untuk melakukannya. Jika ada 
> seorang Kristen memegang dupa meski tidak sesuai ajaran agama, menurut saya 
> itu adalah sebuah pilihan dan itu adalah urusan dia dengan Tuhan. (Ingatlah 
> bahwa orang Kristen tidak diajarkan untuk menghakimi orang lain.) Sebaliknya, 
> jika menolak memegang dupa bukan berarti sudah bersikap kurang ajar.. Itu 
> adalah pilihan seseorang untuk condong mengikuti ajaran agama dan bukan 
> kebiasaan dalam sebuah budaya. Kami menghormati ( nenek moyang) dengan cara 
> yang berbeda dari memegang dupa.  
>  
> Saya selalu tertarik mengenal dan mengetahui budaya-budaya dan 
> kepercayaan asing, selain agama Kristen dan budaya Cina. Misalnya Shinto, 
> Scinetology, budaya suku inca, dsb. Setiap kali saya menemukan hal yang baru, 
> saya selalu berkata 'Wow!', 'Cool!', 'Oh! Ternyata begitu!'. Semua untuk 
> menambah pengetahuan dan memperluas wawasan saya. Karena dengan mengenal 
> saya yakin saya bisa terhindar dari pikiran yang sempit dan picik mengenai 
> budaya dan agama orang lain dan tidak mudah terprovokasi. 
>  
> Jadi, kesimpulan saya adalah rasa hormat itu tidak dinilai dari besarnya 
> kerohaniaan seseorang terhadap agama atau kepercayaan tertentu (baik dia 
> Kristen, Islam, Budha, Kong hu cu, ateis, dsb). Yang dibutuhkan adalah 
> toleransi antar manusia selama manusia hidup di dunia ini. Pertanyaannya 
> adalah apakah Anda siap membuka hati Anda untuk bertoleransi?
> 
> --- Pada Sen, 14/12/09, Edy Lim <edy8...@... > menulis:
> 
> 
> Dari: Edy Lim <edy8...@... >
> Judul: Re: [budaya_tionghua] Re:
> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Tanggal: Senin, 14 Desember, 2009, 12:54 AM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> Pepatah Cina Kuno
> "Da she hua xiao, xiao she hua wu"
> artinya : "Masalah besar dikecilkan, masalah kecil dihilangkan" ..
> Begitu kira-kira terjemahannya.
> 
> Cheers,
> 
> Edy Lim
> Lim Mui Leng (林美龙)
> 
> 
> 
> 
> 
> From: ikkyosensei_ ym <ikkyosensei@ gmail.com>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Mon, December 14, 2009 2:44:34 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re:
> 
>   
> 
> Dear, Andrew:
> Saya kira, mendengar sendiri lebih jelas daripada 1000 kata.
> 
> Coba anda datang ke gereja kristen di mall2 di jkt spt CL, JACC, Semanggi, 
> dll.. atau ke gereja2 abbalove .... atau ke acara2 KKR kristen di Senayan 
> yang besar itu loh.
> Ujilah, apakah perkataan saya benar adanya.
> Apakah anda berani berjanji di forum ini, saat ini ... akan bilang seperti 
> yang anda saksikan sendiri nanti saat hadir di sana?
> Ingat, Yesus sendiri pernah berkata, "Jika ya katakan ya, jika tidak katakan 
> tidak... selebihnya adalah iblis"
> 
> Salam, 
> 
> Chen Gui Xin
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Andrew Mulianto" <andrewmuliant@ 
> ...> wrote:
> >
> > Waduh waduh, penyamarataan yang benar benar aneh, apa anda Kristen dan 
> > sudah bener dengar langsung.
> > Mungkin saja ada bbrp pdt yang juga sama pandangnnya sempit sehingga men 
> > jelek2an dll. Tapi gak bisa di 'generalisasi' . 
> > Tapi semangat ganyang mengganyang dimilis ini sangat kuat dan menyeramkan. .
> > 
> > Regards
> > Andrew M
> > Sent from my BlackBerry® wireless device
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: jackson_yahya@ ...
> > Date: Sun, 13 Dec 2009 04:16:56 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > Bagaimana kalau kita sama2 kegereja pada saat topik kotbah lagi membahas 
> > budaya china?
> > 
> > Saya memang sering dengar di gereja kristen berbahasa roh 
> > - menjelek2an budaya china, agama lainnya, kristen yang tidak ada bahasa 
> > roh pun juga di jelek2an, katolik juga dijelek2an.
> > 
> > Jadi menurut saya harus lebih detail menilainya. Karena gereja2 katolik dan 
> > /gereja2 kristen non kharismatik (yang tidak ada bahasa roh) tidak 
> > menjelek2an yang lainnya dan ajaran mereka lumayan bagus dan lurus.
> > 
> > 
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: "als" <als@>
> > Date: Sun, 13 Dec 2009 07:49:41 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > Subject: RE: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > Jangan buru-buru setuju dulu Pak Samuel, apalagi sampai 200%. Beberapa
> > pemilis (spt saya, misalnya) membuka isi pesan berdasarkan minat pada
> > Subyeknya. Daripada Subyeknya dikosongkan seperti contoh posting pak Djoko
> > ini, saya secara pribadi memilih judul menarik sebelumnya, meskipun yang
> > Anda permasalahkan mengenai "cacat" judul tsb benar juga adanya. :-) Mungkin
> > Pak Djoko belum pernah mendengarkan cara Pendeta Kristen tertentu (tidak
> > semuanya) memburuk-burukkan kebudayaan Tionghoa (terkadang
> > menyetan-nyetankan) di forum umum atau di hadapan para penganut Kristen yang
> > gampang percaya (tentu tidak semuanya) dan menyebarkan fitnah ini kepada
> > teman-teman, saudara-saudara, dan ORANGTUAnya dengan nada kurang ajar. Kalau
> > ada sebagian Tionghpa yang berang karena mendapatkan perlakuan ngawur
> > demikian ya maklum sajalah kita. Coba kalau kebudayaan, tradisi, dan
> > kepercayaan pak Djoko sendiri diiblis-ibliskan, apa perut pak Djoko tidak
> > ikut eneg? Kalau soal sejarah animisme dsb sih silakan aja dibahas sampai
> > tuntas, tapi lha mbok ya jangan lantas memfitnah aktifitas klenteng sebagai
> > pengaruh setan, dsb. Lah wong sama-sama kepercayaan kok menjelek-jelekkan
> > kepercayaan lainnya demi memperoleh tambahan para pengikut yang memang
> > perpuluhannya lumayan sih (terutama dari golongan pedagang yang percaya).
> > Para pendeta yang semacam ini (tidak semuanya loh) terkadang memakai segala
> > cara untuk mencapai tujuannya. Padahal "berita baik" kalau disampaikan
> > dengan cara-cara buruk demikian ya jadinya kabar buruk yang menghantui
> > beberapa orangtua yang dianggap oleh anak kandungnya sendiri telah sesat,
> > dipengaruhi setan, dan sebagainya, Cobalah kita renungkan hal ini secara
> > jernih dan tidak memihak. :-)
> > 
> > 
> > 
> > als (yang tidak pernah dikurangajari anak-anaknya) :-) 
> > 
> > 
> > 
> > _____ 
> > 
> > From: adiperdanasamuel@ ... [mailto:adiperdanas amuel@ ] 
> > Sent: Sunday, December 13, 2009 5:42 AM
> > To: djoko santoso; budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Setuju pak 200%.
> > 
> > Sent from my BlackBerryR
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > _____ 
> > 
> > From: djoko santoso <yodjoko@ > 
> > 
> > Date: Sat, 12 Dec 2009 07:44:26 +0000 (GMT)
> > 
> > To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
> > 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re:
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama
> > Katholik, dulu saya pernah belajar mulai dari SR mengenai sejarah, Agama itu
> > mula2 manusia memeluk agama yang disebut animisme, lalu dinamisme,
> > selanjutnya berkembang menjadi agama politheis, dan yang terahir monotheis,
> > yang mengenal cuma 1 Allah yg disembah, tetapi jangan salah banyak umat yang
> > masih bertahan dengan kepercayaannya masing2, dan jangan kita terbawa
> > memperdebatkannya di milis ini, marilah kita saling menghormati, dan milis
> > BT kita ini sebenarnya tidak mempersoalkan agama, tujuannya dapat saling
> > mengenal diantara yg merasa dirinya tertarik, saling memberi dan mempelajari
> > mengenai sejarah, budaya tionghua dan saling membagi informasi yang berguna,
> > saling bantu untuk kehidupan kita semua, baik yang tinggal di Indonesia dan
> > tinggal dimana saja dimuka bumi ini. Maaf kalau pendapat saya salah, salam
> > hangat yodjoko. maju terus BT
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, 
> Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/
>




Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 


Kirim email ke