Hari Natal kedua, Saptu tanggal 26 december (bagian ke delapan)
Yah inilah dunia yang selalu berobah, harus diakui bahwa anak-anak jaman sekarang lebih berpengertian dari periode kita. Mereka hidup dan bermain dengan menyesuaikan kemajuan yang ada yaitu anti-konsepsi, TV, GSM, komputer, kemajuan teknologi dalam segala disciplin, tetapi dasarnya manusia sebetulnya sama. Saya tanyakan pada semua anak-anak dan menantu-menantu saya apakah anak-anak jaman sekarang lebih senang dan kompleks dibandingkan dengan jamannya saya? Kita brpendapat bahwa anak-anak jaman Tempo Doeloe sama senangnya dengan kanak-kanak jaman sekarang, kemungkinan bahkan lebih senang lagi. Mengapa saya bisa mengatakan demikian ? Ini karena kita jaman Tempo Doeloe diperbolehkan bebas main keluar, kebebasan inilah kesenangan anak-anak. Sepak bola dijalan-jalan, atau dipark-park yang doeloe tidak seramai jaman sekarang. Lagi pula masa kanak-kanak umumnya masih belum terikat dengan materialisme. Anak-anak jaman sekarang harus diakui lebih kompleks dari pada jaman Tempo Doeloe, ini karena kemajuan dari teknologi, sosial-ekonomi dan kebudayaan. Basis dari sifat anak-anak tetap sama, gembira, ketawa, menangis, lompat-lompat, main-main, jujur dalam jiwa dan pikirannya. Saya berkata untuk harapan kelurga kami ialah: "Orang-orang jaman sekarang hidupnya lebih individualistis dari dulu, relasi keluarga kalau sudah generasi kedua hubungannya melonggar, namun saya harapkan agar hubungan baik antar keluarga Han bisa diteruskan menurut ajaran Confucianisme bisa dipertahankan. Ingatlah bahwa kita ini bersumber pada satu root papa dan mama kalian." Untuk mencapai tujuan diatas perlu apa yang diajarkan oleh para pemikir dunia ialah : mengkultivir pikiran manusia dan membentuk manusia yang bermoral, bermasyarakat tidak individualstis. Untuk tujuan ini, pula dalam membentuk individu demi hari depan untuk survive, diperlukan enam factor: 1. Kemajuan dan kepercayaan bahwa tujuan yang kita intensikan bisa terkabul dengan sukses. 2. Giat belajar dan mempraktekkan apa yang sudah kita pelajari 3. Membebaskan kita dari keterikatan dengan sesuatu. Gunakan kebebasan baik dari sudut individu maupun dalam masyarakat sepenuhnya. 4. Hubungan dengan kawan-kawan yang sederajad dengan anda. 5. Berani mengoreksi kesalahan dan tidak mengulanggi kesalahan tersebut 6. Kalau bertengakaran pikirlah matang-matang konsekuensinya. Saya gembira dengan masa hidup saya, dinegara dimana saya dilahirkan, dibesarkan dan mendapatkan pendidikan dan semua kejadian-kejadian yang saya alami. Dari pendidikan yang saya dapat dari orang tua saya, masyarakat Soerabaya dan Universitas Airlangga adalah bagasi kehidupan saya dan keluarga saya. Sekolahan tetap adalah tempat pendidikan jiwa dan pikiran dimana kita bisa perkembangkan demi kehidupan sosial-ekonomi dan culturil. Perbedahannya dari semua kehidupanj ialah penyesuaian pada situasi dan kondisi yang ada! Jam sebelas malam, kami masing-masing dengan perasaan yang puas dan penuh kecintaan keluarga berpisahan. Kami diantar oleh Kuo-Ming sampai Highway dan lalu Shueh-Yu, saya sebagai co-pilot beliau menurut navigasi pulang menuju ke Breda. Lalu lintas masih sepih, karena orang Belanda masih sibuk merayahkan hari Natal kedua dengan teman-temannya. Ini ternyata kami sampai diStruijshof jam 12 malam dibeberapa rumah terdapat banyak mobil diparkir di jalanan depan rumah. "Life will go on" apa yang terjadi tidak akan kembali lagi, maka enjoy the here and now! Dr. Han Hwie-Song Breda, 30-12-2009 The Netherlands