Taman mini bukanlah cagar budaya. Sama sekali bukan! Taman mini adalah Theme park semacam Disney land, Dunia Fantasi, Windfow of The World. Sekedar Tempat untuk rekreasi.
Yg disebut cagar budaya adalah bangunan2 yg benar2 pernah memiliki fungsi sosial di masa lalu, yg memiliki nilai historis. Cagar budaya adalah warisan sejarah, tidak bisa dibuat baru. Jika kita memilki uang, jangan dihambur2kan utk menyumbang bangunan imitasi yg tak jelas juntrungnya di TMII, baik kita iuran utk membentuk lembaga penyelamatan bangunan tua. Tugas lembaga ini adalah mendata, meneliti, merekomendasi ke pemerintah, mendesak pemda2 utk membuat peraturan perlindungan bangunan bersejarah, dan mengawasi pelaksanaannya! Tdk ada kata utk terlambat. Di jakarta punah toh masih banyak bangunan tua di tempat lain. Salam Arsitektur ZFy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Tjandra Ghozalli <ghozalli2...@yahoo.com> Date: Fri, 29 Jan 2010 01:31:40 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN TI Yth pa Dipo, Memang menyedihkan kalau kita tidak bisa menyelamatkan bangunan bersejarah warga Tionghoa. Tetapi kita juga tidak bisa diam saja merenungi nasib bangunan bersejarah yang sudah dihancurkan (ironisnya oleh pengusaha warga sendiri) toh waktu tida bisa berjalan mundur? Satu satunya cara adalah membangun taman budaya Tionghoa baru yang lokasinya memang diperuntukkan untuk cagar budaya nusantara (bukan di daerah bisnis atau pasar yg gampang diserobot orang). Menurut saya bangunan budaya Tionghoa sangat berguna untuk jati diri warga Tionghoa di kemudian hari (anak cucu kita) menjadi semacam terakota. Mengenai gunanya anjungan TI tentu sama seperti anjungan lain yg ada di TMII yakni memperkenalkan budaya dari etnis / daerah bersangkutan kepada khalayak ramai bukan hanya warga Tionghoa. Semoga apa yang saya tulis ini dapat diterima dan saya pribadi tidak punya urusan bisnis di anjungan tersebut. Salam, TG