Lebih menarik lagi adalah ritual upacaranya. Dengan penjelasan super sedikit 
dari tukang kuamia yang bisa bahasa Indonesia. Diawali dengan sembahyang langit 
dan bumi dengan banyak hio dan kertas apa tuh yang kalau di kelenteng dipake 
buat bungkus hio tuh,   Semua yang hadir harus ikut sembayang, gak peduli 
agamanya apa. Yang nggak mau ikut sembayang disuruh tunggu di luar pagar sampai 
upacara selesai.

Setelah itu panggil dewa penjaga gerbang neraka, dengan seijin yang punya 
neraka tentunya, minta supaya pengantin perempuan yang namanya anu matinya 
tanggal anu dibolehkan datang. 

Jadi kepikiran, ini konsep nerakanya kok kayak penjara ya, keluar masuk harus 
dengan ijin dan pengawalan sipir.  

Lalu itu Sang Tokong gubet gubet benang merah, kayak benang layangan, lalu 
seperti menarik sesuatu gitu. kata tukang kuamia lagi tarik perahu yang membawa 
"po" nona pengantin.
(kok perahu ya, so far yang gue denger, pergi ke neraka itu lewatnya jembatan)

Setelah itu po itu dimasukkan ke boneka kertas, yang ukurannya kecil dan 
berbaju karton putih, lalu disembahyangi dan di bakar, setelah itu po nya 
dipindah ke boneka yang lebih besar, disembahyangi lagi, dibakar lagi. Terakhir 
baru menggunakan boneka yang cantik, setelah panggil "hun" dua kali pakai 
keliningan, baru upacara pernikahan boleh dilakukan. 

Pengantin laki laki berdiri bersebelahan dengan boneka kertas pengantin 
perempuan, dihubungkan  dengan pita merah yang disematkan pake jarum pentul ke 
boneka itu, sementara si pengantin lelaki memegangi ujung satunya. Lalu mereka 
disuruh membungkuk kepada langit, membungkuk kepada bumi, dan saling membungkuk 
suami istri. 
(boneka nya nggak bisa membungkuk jadi diwakilkan aja sama pengantin pria) 

Setelah itu khan kalau orang hidup biasanya membungkuk sama orangtua, lalu 
menyuguhkan arak atau teh sama orangtua, ini mah terbalik, orangtuanya yang 
menyuguhkan arak, dituang ke tanah dihadapan boneka pengantin wanita, semua 
yang datang melakukan bergiliran sesuai kedudukan dalam keluarga, sampai kepada 
adik yang bungsu, yang suka pingsan itu, dia datang sama calon istrinya, sambil 
mengucap selamat menuang arak, sambil minta restu mau menyusul menikah kemudian.

Setelah upacara, kemudian semua orang makan makan, sementara di meja terpisah 
ada meja altar seperti untuk cengbengan. Tapi makannya pada buru buru, sebab 
ngejar waktu. 
Setelah itu semua orang menuang arak sekali lagi. Kali ini arak perpisahan, 
sebab pengantin perempuan akan segera "pulang" dan nggak boleh balik balik 
lagi, sebab sudah beda alam khan. 

Upacara menghantar arwah ngga kalah ribetnya, berakhir dengan bakar bakaran, 
maksudnya, bakar boneka kertas, dan mobil kertas, dan rumah kertas, dan lain 
sebagainya. Terakhir, semua yang hadir disuruh ikut sembayang lagi, baru 
kemudian boleh bubar, acara selesai. 

Kalau gue yang bikin ceritanya, pasti akan berlanjut dengan adiknya pengantin 
hantu enggak pingsan lagi, dan cowok yang nikah sama hantu itu nggak stress 
lagi. Everybody Happy, and they lived happyly ever after. Tapi yang itu semua 
gue nggak tahu sih. Cuman tahu sampe situ. Hanya tambahan doank, katanya si 
cowok stress yang jadi pengantinnya hantu itu satu "hun" nya yang tidak ada 
sudah kembali.  The end of the story. 

Soal Hun dan Po ini bikin bingung. Silakan tanya suhu Akian ajah deh soal itu 
mah, hehehehe. 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, suange...@... wrote:
>
> Jadi bagaimana donk dengan kelanjutannya? Bagaiman nasib anak laki2 yg ada 
> kurang2nya itu? Apakah menjadi baik? Trus bagaimana dgn pengantin prianya? 
> Apakah masi pingsan2? Apakah ini bener2 terjadi?
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry?
> 
> -----Original Message-----
> From: "ulysee_me2" <ulysee_...@...>
> Date: Sun, 11 Apr 2010 07:07:33 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Pernikahan Ceng Beng 3
> 
> Mahafff, tadi masak dulu donk. Kalau gue nggak masak anak gue kaga makan 
> donk.  Supaya cepet mah masaknya satu macam ajah, LoMie Sagalaya, kesukaan 
> anak dan suami, masaknya cepet, isinya padet. hihihi. 
> 
> Sampe mana tadi ceritanya. Oiya, jadi calon pengantin yang ditunggu pun 
> pergi. Kecewa banget deh. Tapi masih berharap, masih menunggu sampai jam 7. 
> Tapi kaga ada siapa siapa lagi yang lewat. Udah suepiiiiii buanget, baru deh 
> tutup toko.
> 
> Si adik menunggu-nunggu dapat mimpi lagi, tapi malam itu malahan nggak bisa 
> tidur dan nggak dapat mimpi. Apabolebuat, besoknya dia berangkat ngantor 
> setengah hati. 
> 
> Hal nya tante tukang baju, calon mertuanya, ke-esokannya malahan dapat tamu 
> tak terduga. Yaitu si pemuda stress yang berkacamata kemarin, bersama 
> mamanya, pagi-pagi toko belum buka sudah duluan nunggu di depan tokonya situ. 
> 
> Tante sama tante bercerita, katanya kemarin sepulang beli baju, berdiskusi 
> dengan keluarga, Papa, Mama dan si pemuda stress itu, mengenai kisah aneh 
> yang mereka dengar, setengah heran, separoh tidak percaya, tapi beberapa 
> tahun  sebelumnya, sewaktu berupaya untuk menyembuhkan anaknya yang stress 
> itu,  memang pernah dengar dari orang, katanya anaknya itu harus segera 
> dikawinkan, sayang jodohnya sudah meninggal. Waktu itu disangka orang ngawur 
> sembarang omong, tidak pernah dipikirkan, eh tahu tahusekarang dengar kisah 
> seperti ini, mau tdak mau, omongan berapa tahun lalu terkenang kembali. 
> 
> Menganggap terlalu banyak kebetulan sehingga hampir tidak mungkin sebagai 
> 'kebetulan doank' akhirnya mereka sepakat untuk ngobrol lagi tentang hal itu. 
> Kalau memang sudah jodohnya, ya sudah lebih baik dilaksanakan saja untuk 
> kebaikan semua orang.  Sehabis bicara begitu, si tante nyuruh anaknya, si 
> pemuda stress itu untuk beli minum, sambil manyun dan menggumam gak jelas, 
> pemuda itu nurut juga. Setelah itu baru mamanya cerita, bahwa kemarin yang 
> lebih dulu bilang "mau" itu justeru anaknya itu, malahan tampaknya antusias 
> dengan urusan 'menikah dengan hantu' ini. Dan pada saat dia antusias, 
> stressnya hilang, malahan bicaranya hampir seperti normal. Makanya ibu dan 
> ayahnya jadi berharap, setelah menikah dengan hantu ini barangkali anaknya 
> bisa sembuh dan normal seperti sebelumnya. 
> 
> Akhirnya tante angkat telpon, bikin janji dengan calon besan, kedua orangtua 
> calon mempelai diperkenalkan. Karena waktunya mepet hanya tinggal seminggu 
> sebelum cengbeng, maka malam itu juga dua pihak sepakat, untuk melaksanakan 
> pernikahan hantu ini. ToKong dari Malaysia ditelpon, ditanya persiapan apa 
> saja yang harus dilakukan, barang apa saja yang mesti dibeli, sekalian dimana 
> pernikahan sebaiknya dilaksanakan. Tiket segera disiapkan, soalnya ini 
> penghulunya impor punya sih ini. Tadinya upacara pernikahan mau diadakan di 
> malaysia, karena di Indonesia jarang ada upacara seperti ini, beberapa barang 
> persyaratan susah dicari. Tapi berhubung lebih gampang impor satu penghulu 
> daripada seluruh keluarga berangkat ke sana, akhirnya diputuskan untuk 
> dilakukan di jakarta aja.
> 
> Sebelumnya keluarga diminta mengadakan upacara lamaran, serupa sangjit, yang 
> mana barang barangnya mudah di dapat di Indonesia.
>  
> Yang disiapkan adalah: arak dua botol, arak betulan lhoh, yang botolnya bulat 
> itu, dua batang lilin merah yang guedeee, kayak yang buat di kelenteng, dua 
> angpao, koper-koperan warna merah, yang seperti biasa digunakan untuk 
> cengbeng, diisi duit-duitan, baju-bajuan, sepatu-sepatuan, termos-termosan, 
> ada duit koin, dolar, de el el. 
> Ada perhiasan, dompet, handphone blackberry, dan dua karung uang uangan 
> tentunya semuanya boongan, dari kertas untuk dibakar waktu sembayang di rumah 
> pihak perempuan. Hanya angpao untuk orangtua, arak dan lilin aja yang 
> betulan, disimpan. Nanti lilin akan dinyalakan selama upacara, begitupun arak 
> dilakukan untuk upacara. Sedangkan uangnya untuk modal pernikahan. 
> 
> Pada hari cengbeng, pagi-pagi buta keluarga mempelai pria menjemput ke rumah 
> pihak keluarga wanita. Seperti pengantin betulan, pengantin pria mengenakan 
> setelan jas hitam, kemeja putih, dasi hitam, sarungtangan hitam. na buat 
> sarungtangan ini sempet ribet, sebab rata rata orang jual sarungtangan putih, 
> nggak ada yang hitam, akhirnya beli obat celup, sarungtangan dicelup sendiri 
> biar hitam, hehehe.
> 
> Menjemput pakai mobil sewaan, sedan hitam yang dihias bunga-bungaan, dengan 
> adik pengantin perempuan sebagai sopirnya. Pengantin perempuan dijemput dari 
> dalam kamarnya, diundang untuk masuk ke dalam mobil, lalu beriringan 
> berangkat ke rumah duka. Diupayakan semuanya tidak menarik perhatian. 
>  
> Iya, saking bingungnya mau diadakan dimana, akhirnya keluarga sepakat menyewa 
> rumah duka tempat kremasi. Bukan di ruangan, tapi di pelataran belakang yang 
> terbuka. Toh sampai rumah duka, walupun kebetulan tidak ramai, tidak bisa 
> tidak menarik perhatian, apalagi sewaktu sepasukan orang membawa barang 
> barang yang digunakan untuk upacara, rumah rumahan setinggi orang dewasa yang 
> harganya lima juta, sepasang boneka besar setinggi orang untuk pelayan, satu 
> mobil mobilan sebesar daihatsu ceria, hanya saja berbentuk innova lengkap 
> dengan sopirnya, satu perangkat meja rias, dengan kacanya dari kertas perak, 
> ranjang dari kertas minyak, meja kursi lengkap, TV, Komputer, Parabola, Dvd 
> Player, karaoke Set, dan semua diangkut ke pelataran. 
> 
> Upacara dilakukan dengan segera. Menurut perhitungan harus selesai sebelum 
> jam 11 siang. Maka setelah semua barang disusun sesuai petunjuk penghulu 
> upacara, doa doa dilantunkan. Dan nggak ada yang ngerti penghulunya ngomong 
> apa, sebab upacara dilakukan pake bahasa konghu. hanya sesekali aja kalau dia 
> menyuruh pihak keluarga melakukan ini itu, dia gunakan bahasa mandarin.
> 
> Oh lupa nyebut, dari semua barang yang dibawa, paling menarik adalah boneka 
> dengan rangka bambu, setinggi anak remaja, yang didandani cantik dengan baju 
> pengantin putih berenda-renda, dan manik-manik mengkilat, bahkan ada 
> permata-permatanya, lengkap dengan hiasan kepala sleuir panjang. Inilah 
> boneka sebagai perlambang pengantin wanita. Harganya jangan tanya.... 
> Disediakan oleh pihak pengantin perempuan, sebagai tanda kecintaan mereka 
> akan anaknya yang tiada, boneka ini dipesan khusus untuk upacara.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
>  
>  
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "laureate" <graziazz@> wrote:
> >
> > Hyaaaa, bersambung lg.. Hahahaha
> > Jadi penasaran..
> > 
> > Powered by Telkomsel BlackBerry?
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: "ulysee_me2" <ulysee_me2@>
> > Date: Sun, 11 Apr 2010 04:15:31 
> > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Pernikahan Ceng Beng 2
> > 
> > Hihi, maap Ophoeng, bukan maksud bikin penasaran, cuman kemaren lagi asyik 
> > ngetik tau tau inget harus segera berangkat. Kisahnya dilanjutin sekarang 
> > de. 
> > 
> > Kemaren sampe mana, O, iya, sampe nggak 'nemu' pengantin pria, karena stok 
> > nya comblang hantu nggak ada yang cocok. Padahal nyariinya nggak cuman di 
> > Indonesia, sampe ke Singapura dan Malaysia lhoh!
> > 
> > Seminggu sebelum cengbeng, adiknya sang calon pengantin hantu ini dikasih 
> > mimpi, dia lagi di toko baju  calon mertua, dikunjungi cicinya yang 
> > gandengan sama satu cowok, ganteng banget, tinggi gagah, pakai dasi, pakai 
> > kacamata. Lalu kakaknya ini bilang, besok hari Senin, tunggu di toko calon 
> > mertuanya, calon iparnya akan datang berkunjung. 
> > 
> > Dengan bingung, antara percaya dan curiga, ini pemuda akhirnya bolos 
> > ngantor, seharian itu malahan ngendon di toko calon mertua, sambil setiap 
> > kali ada cowok lewat dilihat baik-baik apa mirip yang di dalam mimpi atau 
> > tidak. 
> > 
> > Biasa toko siang-siang sebelum jam lima udah tutup, ini karena harap harap 
> > cemas, tutupnya ditunda dulu. Persis jam empat empatlima, seorang tante 
> > masuk ke toko, tengok-tengok baju. Katanya dia cari baju warna oranye muda, 
> > yang ada manik-maniknya di sebelah depan. Dan kebetulan memang ada. Lagi 
> > tawar tawaran, di belakangnya tante ini dateng lah Oom nya, menggandeng 
> > seorang pemuda tigapuluhantahun, yang berkacamata, dan kalau lihat apa-apa 
> > tuh menyipitkan mata kayak orang silau gitu. 
> > 
> > Pemuda ini enggak ada miripnya sama yang di mimpi, yang kelihatan gagah 
> > ganteng berdasi. Kalau yang datang ini mah kayak orang stress, rambutnya 
> > kusut, dan kalau diajak ngomong seperti nggak fokus. Satu satunya yang 
> > mengingatkan sama pemuda di mimpi, hanya karena kacamatanya, yang berbentuk 
> > kacamata pilot, dengan gagang abu-abu.
> > 
> > Maka adiknya calon pengantin hantu ini coba coba pwa pwee, menggunakan 
> > sepasang duit gopek. Berkata dalam hati, kalau bener ini calon pengantin 
> > kakaknya, supaya kepala dan ekor segera muncul. Satu tutup satu buka, 
> > pertanda dibenarkan.
> > 
> > Buru buru dia kasih kode sama calon mertua, sedangkan si calon mertua yang 
> > lagi tawar tawaran lalu menyepakati harga, sambil membungkus baju, sambil 
> > tanya tanya soal si pemuda berkacamata. Pertanyaan lancang sebetulnya, "Itu 
> > anaknya ya Ci? kenapa ya? sakit ya?" 
> > 
> > Tapi si tante yang ditanya, juga entah kenapa enggak tersinggung, malahan 
> > cerita panjang lebar, bahwa anaknya sejak tiga tahun lalu jadi kayak orang 
> > stress begitu. Beli baju satu, ngobrolnya jadi lama. Sambil mancari  gimana 
> > caranya membelokkan urusan ke persoalan yang dituju. 
> > 
> > Eh, tak tahunya maminya pemuda stress itu malahan ngomong duluan, bercerita 
> > tadi malam dia mimpi didatangi sama mamanya yang sudah meninggal, yang 
> > kasih dia baju warna oranye muda, harus dipakainya pada hari cengbeng kalau 
> > sembayangan. Maka hari ini sambil iseng belanja bahan makanan buat 
> > sembayang sambil lihat-lihat baju. Ee, ternyata ketemu. Kebetulan yang 
> > aneh. 
> > 
> > Dari situ, akhirnya nyampe lah ke obrolan, tentang penyakit pingsan 
> > mendadak, dan mimpi, dan mencari jodoh di dunia hantu, dan sampai kepada 
> > pesan, akan didatangi calon pengantin pria hari ini. 
> > "Dan yang di dalam mimpi tuh mirip anaknya Enci."
> > 
> > Mamanya pemuda stress itu terdiam, cukup lama. Selagi calon mertua yang 
> > punya toko baju deg degan, takut orang tersinggung. Dan si pemuda adik 
> > pengantin hantu pun nggak berani ngomong, dengan perasaan nggak enak. 
> > Apalagi ketika kemudian si tante, anaknya yang stress, dan si Oom, lantas 
> > keluar dari toko tanpa ngomong apa apa lagi. 
> > Bye bye deh calon mempelai hantu.
> > 
> > tar siang nyambung, sekarang gue mo ke dapur  dulu.....
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <ophoeng@> wrote:
> > >
> > > Bu Ulysee dan TTM semuah,
> > > 
> > > Hai, apakabar? Sudah makan?
> > > 
> > > Makasih buat sharing ceritanya, ini 'based on true story'-kah?
> > > 
> > > Ceritanya menarik banget, ijin copy paste buat pasang di blog MP 
> > > (Multiply) dan Notes di FB (Facebook) saya, boleh-kah? Lantas, gaya 
> > > bertuturnya koq ala sineteron gitu ya, pake ditunda mesti cao dulu segala 
> > > - bikin penasaran ajah nih! Lagi banyak orderan bikin 'funny food' 
> > > (makanan dummy) di toko tah?
> > > 
> > > Salam makan enak (makanan beneran) dan sehat,
> > > Ophoeng
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@> wrote:
> > > 
> > > Normalnya, pernikahan orang Tionghoa menghindari awal bulan April, bulan 
> > > CengBeng, dan bulan tujuh penanggalan imlek, yang katanya bulan hantu. 
> > > Tapi dongeng yang mau gue ceritakan kali ini memang tidak normal, maka ya 
> > > tidak heran juga kalau diadakan persis harian Cengbeng 4 April. 
> > >  
> > > Pasalnya seorang pemuda sejak awal tahun sering pingsan-pingsan, tapi di 
> > > bawa ke dokter tidak tahu apa penyebabnya. Sudah sampai ke Penang dan 
> > > Singapura pun dokter tidak bisa mengatakan jelas apa penyebab pingsan 
> > > nya. Yang lucu, pemuda ini kalau bangun dari pingsan tidak merasakan 
> > > lemas, sakit, atau pegimana. Kata dia seperti bangun dari tidur aja, 
> > > malahan badan segar tidak kurang suatu apa. Cuman khan ribet aja kalau 
> > > mendadakan pingsan di sembarang tempat.
> > >  
> > > Calon mertuanya, yang amat prihatin atas keadaan pemuda ganteng ini, 
> > > lantas pergi ke "penasehat spiritual" alias tukang kuamia, sekedar untuk 
> > > mencari tahu ada apa gerangan. Bukannya apa, ini calon mertua kuatir anak 
> > > gadisnya nanti jadi janda, padahal ada rencana pernikahan di pertengahan 
> > > tahun. 
> > >  
> > > Dan berita mengejutkan ketika sang penasehat spiritual berkisah tentang 
> > > seorang dara, yang kehilangan nyawa selagi muda, tidak lain adalah 
> > > kakaknya pemuda ini, yang enggan 'dilangkahi' oleh adiknya yang segera 
> > > kawin. Dia minta dinikahkan dulu, sebelum adiknya melangsungkan 
> > > perkawinan. 
> > >  
> > > Bingung lah sang calon mertua. Hati-hati bercerita pada calon besannya. 
> > > Dengan resiko tidak dipercaya, tapi demi kelanggengan hidup dua calon 
> > > pengantin, mau tak mau harus disampaikan.
> > >  
> > > Untungnya calon besan langsung percaya. Berikutnya dua tante berbesan ini 
> > > sama-sama pergi ke panasehat spiritual, untuk dicarikan jalan keluar. Ini 
> > > penasehat spiritual kaga bisa bantu, karena urusan perkawinan hantu bukan 
> > > domainnya, mengenalkan sampai ke orang Singapur yang biasa jadi comblang 
> > > hantu, mencarikan jodoh bagi para hantu. 
> > >  
> > > Ribetnya, ternyata enggak ada stok hantu yang tanggal lahir dan mati nya 
> > > cocok dengan si gadis hantu. Sehingga keluarga disarankan untuk mencari 
> > > pemuda yang masih hidup yang mau dikawinkan sama nona hantu ini. Tanggal 
> > > perkawinan sudah pasti, pas Cengbeng 4 April paling bagus. 
> > >  
> > > Nah, gimana nggak pusing tujuh keliling, jodohin dua orang hidup aja 
> > > susah, jodohin dua hantu yang sudah di alam lain juga tidak gampang. Nah 
> > > ini malahan harus menjodohkan dua mahluk di dua alam. Tanggalnya mepet, 
> > > lagi! 
> > >  
> > > ceritanya bersambung yeh gue musti cao dulu.
> > >
> >
>


Kirim email ke