Bung Steve dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan?
Haiiyaaa, lha wong mulanya Bung The She Giam lagi bahas soal Bei-zhi keluarganya, koq ya bisa ngamprak jauh ke soal nama, basa Indonesia asli atau palsu, eh, serapan, lalu masuk pula ke soal letnan, kapten dan mayor Tionghua jaman baheula pisan ya? Inilah uniknya milis kita, topik bergeser jauh tapi thread-nya masih nyambung terus, bagai syair dalam lagu: ...sambung-menyambung menjadi satu.... itulah milis kita, jeh! Sowrie, ikutan nimbrung dikit ya. Kayaknya Bung Steve ini ibarat pendekar yang menggunakan jurus 'mencincang lalat menggunakan golok babi' - padahal lalat mah ditepuk pake penepuk lalat ajah juga beres. Sayang-sayang golok babi dan talenan kayu pohon besar-nya atuh, euy! Kapitan yang dimaksud, mungkin saja bukanlah Kapitein der Chinezen yang anda buka primbon-nya "Regerings Almanak Hindia Belanda" dari perpustakaan negeri Holland itu. Sudah jelas di kota kecil itu gak perlu seorang kapiten, soalnya Belanda pikir, ngapain pakai golok babi buat menepuk lalat toh - pasti tu meneer opiser pernah belajar kunntaw dan filosofi dari seorang suhu Tionghua. Jadi, kayaknya sih, ini cuma perkiraan ajah, bisa salah bisa bener, tentu, jadi kalau salah ya sila dipersorikeun wae atuh, itu kapitan yang dimaksud ya gak lain adalah 'kapiten' seperti yang dulu kita diajarkan di sekolah jaman TK: aku seorang kapiten, mempunyai pedang panjang, kalau berjalan tuk-tuk-tuk.... suara sepatu kuda.... (eh, salah kayaknya ya?) - kapiten-nya yang dimaksud bisa saja satu dari beberapa kemungkinan ini: (1) Kapiten drumband - bawa tongkat dan pedang-pedangan panjang. (2) Kapiten satuan pengamanan aka pertahanan sipil (hansip meureun?) (3) Kapiten kapal, entah tug boat atau kapal nelayan penangkap ikan. (4) Kapiten beneran di tentara - di Sumut orang Tionghua termasuk mayoritas, bisa saja menjabat profesi: ketua RT, tukang becak motor, nelayan, peani, kuli, samseng (preman), termasuk tentara dan pulisi toh. (5) Kapiten bola - dulu orang Tionghua banyak yang ikut tim sepakbola toh, ada Sian Liong, dan lain-lain. Atau kemungkinan lain yang dimaksud bukan 'kapitan', tapi 'kopi tiam' - juragan kedai kopi meureun mah tah? Soalnya, beti (beda tipis) ajah bunyi antara 'kapitan' dengan 'kopi tiam' ya - bisa disebut homonym? Bisa terjadi salah denger atau salah ucap. Banyak nama pakai 'A' di Medan dan Sumut umumnya, Afie, Ayin, Ahong, Akai (dagang mie babi di Pasmo BSD tuh), Anyuk, Ahai, jadi memang sulit deh mencari siapakah gerangan si 'kapitan', eh 'kopi tiam' Mister Rius ini ya? Jadi, kayaknya sih mending disimpen lagi ajah tu golok babinya, dan mari kita semua duduk ngariung lesehan di deket meja bunder sambil ngeteh di rumah Bung Ardian (Suhu Akian?) sambil dengerin lanjutan cerita soal Pengantin Ceng Beng-nya Bu Ulysee, kali ini versi Suhu Akian ttg 'Po' dan 'Hun'-nya diperdetil lagi, apakah itu dan maknanya dari sisi spiritualis universilis minimalis, halah, www.maksa.com Mariii..... Salam makan enak dan sehat, Ophoeng - KL --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Steve Haryono <hay...@...> wrote: Sdri Vera, Data dibawah ini saya dapatkan dari buku Regerings Almanak Hindia Belanda. Opsir tionghoa di Sumatra Utara baru direalisasikan sekitar tahun 1880 Untuk daerah Langkat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Boven Langkat (Langkat bagian Atas) dengan pusatnya kota Binjai, dan Beneden Langkat (Langkat bagian bawah) dengan pusat kota Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan. Maaf kalau tulisan saya salah, sebab saya bukan orang Sumatra Utara. Bagian Boven Langkat - Binjai 1881-1893 Tjia Kie Siang - Luitenant der Chinezen 1880-1886 Tjia Djoe Djin - Luitenant Tituler der Chinezen (diperkirakan beliau tidak menjabat Letnan secara benar-benar. Kemungkinan ayah nya Tjia Kie Siang) 1893-1910 Lim Tjing Keh - Luitenant der Chinezen 1910-1930 Tjoeng Njan Khin - Luitenant der Chinezen - 1930-1935 (kira-kira) di promosi menjadi Kapitein Tituler. 1935-1942 Tan Lam Sam - Luitenant der Chinezen Bagian Beneden Langkat - Tanjung Pura 1881-1897 Kho Tjai Toan - Luitenant der Chinezen 1897-1914 Tjioe Biauw Leng - Luitenant der Chinezen - 1914-1927 di promosi menjadi Kapitein Tituler dan 1927-1940 dipromosi lagi menjadi Majoor Tituler 1906-1909 Lie Sie Tiong - Luitenant der Chinezen 1940-1942 Toh Boon Piak - Luitenant der Chinezen Bagian Beneden Langkat - Pangkalan Berandan 1898-1909 Lim Sam Hap Luitenant der Chinezen 1909-1913 Tjong Kim Fang Luitenant der Chinezen 1913-1931 Jap Soen Hian - Luitenant der Chinezen - 1931-1942 dipromosi menjadi Kapitein Tituler Maaf saya tidak melihat Luitenant atau kapitein Tan A Khim dalam Regerings Alamank. Mungkin bisa ditanyakan tahun berapa beliau menjabat. Perlu diketahui bahwa secara efektif, daerah Langkat itu cuman ada Letnan (Luitenant). Hanya kalau si Letnan berjasa besar dan lama sudah menjabat, beliau dipromosi sebagai kapitein kehormatan (tituler) atau Majoor kehormatan (tituler). Majoor yang sesungguh nya cuman ada di Medan (dan Batavia, Semarang, Surabaya dan Makassar). Salam, Steve ________________________________ From: "suange...@..." <suange...@...> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, April 12, 2010 2:46:44 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ganti topic - > pro BUD's Nama kapitan tsb adalah tan a khim.dl dipanggil kapitan akhim oleh org2.