http://jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=136694
[ Minggu, 30 Mei 2010 ] 
Shanghai World Expo 2010, Mejelajah Dunia Mini 

Shanghai World Expo 2010 telah dibuka hampir sebulan. Sejak 1 Mei, telah 
sekitar tujuh juta orang yang mengunjungi pameran bertaraf internasional itu. 
Wartawan Jawa Pos SOEJATMIKO menghabiskan sehari penuh pada ''dunia mini'' 
bersama rombongan Petrochina dan BP Migas pada 19 Mei.

---

SETIDAKNYA, ada tiga paviliun di Shanghai World Expo 2010 yang secara kasatmata 
paling banyak dikunjungi orang. Yakni, Tiongkok, Jepang, dan Arab Saudi. 
Antrean di paviliun-paviliun itu selalu mengular panjang. Dari ujung belakang 
antrean belum tentu bisa masuk paviliun dalam waktu 2-3 jam.

Memang, wajar bila paviliun Tiongkok paling banyak dikunjungi. Mereka tuan 
rumah. Areal paviliunnya paling luas, yakni 27 ribu meter persegi. Satu unit 
bangunan merah dengan struktur atap bernama dougong menandai areal milik 
Tiongkok itu. Dougong adalah arsitektur unik khas Tiongkok kuno. Bentuknya 
adalah tumpukan kayu berlapis-lapis yang menopang satu sama lain dan membentuk 
pola melebar ke atas. Berbentuk piramida terbalik. Arsitektur itu beken pada 
kurun 770 SM-467 SM.

Tapi, saking larisnya, panitia memberikan batasan untuk bisa masuk ke paviliun 
Tiongkok. Pengunjung hanya bisa masuk kalau sudah mendapatkan tiket warna 
merah. Tiket itu memang gratis. Tapi, jumlahnya dibatasi. Tiap hari panitia 
melepas 50 ribu tiket merah khusus paviliun Tiongkok. Tiket itu disebar ke 
sejumlah tempat oleh para relawan. 

Walau sudah memegang tiket merah, untuk masuk ke paviliun pengunjung tetap 
harus antre 2-3 jam. ''Bila pengunjung tidak dibatasi, kapasitas di dalam tidak 
cukup menampung pengunjung,'' kata salah seorang panitia paviliun Tiongkok 
kepada Jawa Pos, sebagaimana diterjemahkan Suzana, pemandu rombongan Petrochina.

Paviliun itu memang memikat. Di dalam paviliun tersebut ada lagi 31 paviliun 
lebih kecil yang mewakili sejumlah provinsi dan kota di Tiongkok. Setiap 
paviliun kecil itu menampilkan sajian budaya maupun tempat wisata yang membuat 
kagum penonton.

Misalnya, paviliun Provinsi Guizhou. Di situ penonton bisa menyaksikan air 
terjun Huangguoshu secara virtual yang dibuat dengan menggunakan teknik 
multimedia. Ketika akan memasuki gerbang paviliun Provinsi Saanxi, pengunjung 
disambut patung robot manusia yang berpakaian menyerupai Kaisar Xuanzong pada 
dinasti Tang yang hidup pada tahun 618-907. Sebuah video empat dimensi yang 
menggambarkan objek wisata alam di Ghuizou ketika memasuki lorong sepanjang 
lima meter bakal melintas di sekitar pengunjung. Seolah-olah pengunjung 
berwisata langsung di alam Ghuizou.

Paviliun Jepang termasuk yang menjadi favorit pengunjung eksposisi. Negeri 
Matahari Terbit itu menempati areal enam ribu meter persegi. Bentuk arsitektur 
semi lingkaran yang atapnya tertelungkup itu menggambarkan sebuah organisme 
yang bernapas. Sejumlah pengunjung tertarik kepada paviliun Jepang lantaran 
ingin menyaksikan produk teknologi masa depan. '' Saya ingin melihat robot yang 
bisa bermain biola,'' kata Li Guanming dari Kunshan, Provinsi Jiangsu, yang 
datang bersama rombongan. 

Dengan tema Keselarasan Hati Manusia dan Teknologi, Jepang memboyong banyak 
teknologi masa depan. Toyota, misalnya, membawa sejumlah I-real satu penumpang 
yang sering dipamerkan pada Tokyo Motor Show di Jepang. Kendaraan dua roda itu 
menggunakan tenaga listrik.

Pada salah satu ruangan, pengunjung juga dapat menyaksikan video yang 
menggambarkan bagaimana robot bisa membantu kehidupan manusia sehari-hari. 
Dalam video yang berdurasi kurang dari lima menit itu, sebuah robot 
mengambilkan minuman di dapur. Seperti halnya dengan paviliun Tiongkok, di 
paviliun Jepang juga terjadi antrean cukup panjang, meskipun tidak sepanjang 
paviliun Tiongkok. 

Permadani Terbang Berpohon Kurma 

Paviliun Arab Saudi juga tak kalah menarik. Bangunannya menggambarkan sebuah 
permadani terbang. Bangunan itu ditopang pilar setinggi 20 meter. Pada bagian 
atas bangunan, panitia paviliun Saudi menempatkan 150 pohon kurma (palm fruit). 
Menggambarkan sebuah oasis di tengah padang pasir.

Paviliun Saudi terdiri atas tiga lantai. Lantai 1 adalah gambaran kemakmuran 
negara minyak itu dan modernisasi Saudi. Nah, di lantai 2 merupakan 3D IMAX 
terbesar di dunia. Itu adalah layar mahaluas yang membentang 1.600 meter 
persegi dan melingkar penuh 360 derajat. Sinema yang ditayangkan di layar 
raksasa itu membawa penonton ke pemandangan suasana oasis, padang pasir, laut, 
dan desa-desa di Saudi. Setelah merasa lelah menelusuri lantai 1 dan 2, di 
lantai 3 pengunjung bisa beristirahat di oase di antara pohon palm. 

Shanghai World Expo 2010 melibatkan sekitar 180 negara di dunia. Memasuki hari 
ke-29 kemarin, pengunjung sudah mencapai sekitar 7 juta orang. Data media 
center yang berada tak jauh dari pintu masuk gerbang eksposisi menyebutkan 
bahwa sejak dibuka, setiap hari tercatat 300 ribu pengunjung. Mayoritas 
pengunjung memang masih didominasi warga Tiongkok yang datang dari berbagai 
provinsi Negeri Tirai Bambu itu.

Harga tiket area eksposisi bervariasi, bergantung pada hari, jam, dan usia. 
Pada hari khusus seperti selama tiga hari awal pembukaan, harga tiket 200 yuan 
(sekitar Rp 270 ribu) per orang. Sedangkan pada hari biasa, tiket dibanderol 
160 yuan (sekitar Rp 216 ribu). Tiket untuk anak-anak dengan tinggi kurang dari 
1,2 meter dan orang tua yang lahir sebelum Desember 1950 lebih murah. Yakni, 
100 yuan (sekitar Rp 135 ribu). Tapi, tiket akan lebih murah lagi bila 
berkunjung pada pukul 16.00-22.00, yakni 90 yuan (Rp 122 ribu). 

Harga tiket itu memang cukup mahal bagi ukuran kantong kelas menengah ke bawah 
warga Tiongkok. Namun, karena itu merupakan even internasional, harga tiket 
sebesar itu pun oke saja. ''Wajar bila harga tiket sebesar itu,'' kata Lie Xe, 
46, yang datang bersama rombongan dari Hangzhou, sekitar 192 km dari Shanghai, 
kepada koran ini melalui penerjemah. 

Pada hari itu, Lie Xe adalah salah seorang di antara ratusan ribu pengunjung 
yang menapaki dunia mini di Shanghai. Miniatur bumi dengan ratusan negara yang 
bersaing secara damai untuk menunjukkan keunggulan negara masing-masing. 
(*/c4/dos) 

Kirim email ke