Sebetulnya bagi orang yg suka keluar negeri dah gak aneh lagi masalah 
redenominasi...santai aja. Misal: 10 dolar US di kita rp.100rb. Dan bagi 
masyarakat pemerintah pasti punya cara atau solusi buat rakyatnya, misal ketika 
gaji pegawai negeri dinaikkan, lalu harga barang2 dinaikkan... Trus hal ini dah 
ditiru mal-mal, diskon all item : harga jean 200rb diskon 50% jadi 100rb 
(padahal itu jean harga aslinya 70rb)..enyak gue lebih lagi, kalo nawar barang 
dipasar ampe 80%, beda rp 100 aje diperjuangin ampe titik dareh penghabisan.. 
Ini sebetulnya bentuk pemotongan nilai rupiah... Hahaha... Tul gak? 

Jadi dah biase...


Sam


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: hendra_buj...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thu, 5 Aug 2010 05:47:09 
To: Grup: Budaya Tionghoa<budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Penjelasan Gubernur BI Ttg tata cara pemotongan 
nilai rupiah

Dear Pak JS,

Setuju sekali dgn pendapat anda, jadi supaya bisa "bulat sempurna", harganya 
harus "naik dulu" atau istilah halusnya adalah "penyesuaian" menjadi Rp3000, 
Rp4000 or Rp5000,- supaya jadi" bulat penuh" Rp3, Rp4 or Rp5,-.......So? 

Tanpa redenominasi, inflasi riil sudah naik tinggi "diatas" angka inflasi 
BPS......

Paling gampang, hitung aja harga kijang tahun 2008 Vs 2010, sudah naik berapa 
tuh "inflasinya"?

Atau coba dicek lagi dgn harga2 komoditas konsumsi lain, ex: minyak goreng, 
susu, dll.....

Secara teknis, itu memang hanya "menghilangkan NOL" tapi secara psikologis, 
NOLnya justru akan naik kelas......

Redenominasi ini mirip dengan istilah "reverse stock split" dalam dunia 
"kangouw saham". Secara nominal berubah ("P"), namun jumlah sahamnya bertambah 
banyak ("Q") sehingga nilainya tetap sama ("P x Q"). 

Nah kalau redenominasi ini apa yg bertambah? Jumlah uang beredar? Bukankah jika 
jumlah uang beredar bertambah, inflasi justru makin kencang karna nafsu 
konsumtif n investasi makin tinggi? 

Peace......





Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: John Siswanto <johnsiswa...@yahoo.com>
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thu, 5 Aug 2010 10:52:22 
To: <tionghoa-...@yahoogroups.com>; <budimulia...@yahoogroups.com>; 
<siantar...@yahoogroups.com>; <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Penjelasan Gubernur BI Ttg tata cara pemotongan 
nilai rupiah

 
Dear all,
akhirnya saya bisa bernafas lega ?
Apakah penjelasan Gubernur BI ini valid gak pake bo'ong ?
bingungnya begini, kalau harga Rp.2.750 perbuah/unit, digelindingin nolnya 
tiga, jadi berapa tuh harganya ?
 
John Siswanto
===========================
 
Redenominasi Rupiah Tuntas 2022

Jakarta, Bank Indonesia (BI) memperkirakan proses redenominasi akan membutuhkan
waktu sekitar 10 tahun. Tahapan pertama yang dilakukan bank sentral yakni
sosialisasi yang dimulai dari tahun 2011 dan tuntas selesai di 2022.

Demikian disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution dalam
konferensi persnya di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa
(3/8/2010).

"Redenominasi adalah proses penyederhanaan penyebutan satuan harga dan nilai.
Rencananya dibutuhkan waktu 10 tahun," jelas Darmin.

Ia memaparkan, redenominasi akan dimulai pada tahun 2011 dimana pada tahap
pertama dilakukan tahapan sosialisasi sampai dengan tahun 2012.

"Kemudian dilakukan redenominasi tersebut pada 2013 yang merupakan masa transisi
sampai 2015," katanya.

Pada masa transisi Darmin menjelaskan akan digunakan dua penilaian atau dua
kuotasi yang tertuang dalam undang-undang.

Misalnya, lanjut Darmin, di toko-toko yang menjual sebuah barang akan tercatat 2
label harga. Yakni dengan rupiah lama dan dengan rupiah baru. Jika nol-nya
disederhanakan 3 digit, lanjut Darmin, kalau harga barangnya Rp 10.000 maka akan
dibuat dua label yakni Rp 10.000 untuk rupiah lama dan Rp 10 untuk rupiah baru.

"Pada masa transisi tersebut maka akan berlaku kedua-duanya rupiah baru dan
rupiah lama. Masyarakat boleh bebas memilih," tutur Darmin.

"Misalkan lagi kalau beli sepatu harga Rp 300.000 maka kita bisa bayar pakai
uang rupiah baru Rp 300 atau tetap rupiah lama Rp 300.000. Nanti pun uang rupiah
baru akan dicetak atau dicap bertandakan rupiah baru," imbuh Darmin.

"Masa transisi ini dilakukan selama 3 tahun dari 2013 sampai 2015.

Setelah masa transisi dilakukan, Darmin kemudian menjelaskan pada tahun
2016-2018 dilakukan penarikan uang rupiah lama sampai habis.

"Dan pada 2019 sampai 2022 tulisan cap 'baru' pada uang rupiah baru akab dihapus
dan nilai rupiah akan semakin tinggi nilainya," tukasnya.
http://www.detikfinance.com/read/2010/08/03/140028/1412604/5/redenominasi-rupiah-tuntas-2022


Kirim email ke