bona sigalingging <[EMAIL PROTECTED]>@yahoogroups.com on
07/18/2005 12:31:26 PM


Mungkin Masih Bisa Kita Perbaiki.....
Bona Sigalingging
Minggu, 17 Juli 2005

Mari Belajar Membaca!
Oleh: Samuel Mulia

"Aduh...  capek  banget  habis  dari karefor nih," kata suara wanita cantik
yang  masuk  ke  gendang  telinga saya, di suatu siang di sebuah kedai kopi
hotel berbintang.

Cantik   untuk  wanita  Jakarta  yang  dimaksud  adalah  kulit  putih?harus
putih?muka  berminyak sedikit, rambut panjang lurus dan sedikit diwarnai di
beberapa  bagian,  lengan yang padat berisi tetapi tetap kelihatan langsing
dan  mulus,  perut  yang baru mau menipis atas usaha suntik-menyuntik alias
tusuk  jarum,  rias  wajah  yang  lembut  dan berpakaian dalam sapuan warna
pastel  yang anggun, dengan jas pendek plus bros kembang kain, yang menjadi
aksesori  nyaris  semua  perempuan Jakarta. Seluruh penampilannya itu masih
ditimpali  lagi  dengan  tas  Birkin  Hermes, yang menjadi tas wajib wanita
metropolitan Jakarta.

Awalnya saya tak mengerti apa yang dimaksudkannya dengan kata karefor tadi.
Kemudian  selang  beberapa lama setelah percakapan pembuka yang singkat itu
berlangsung,  saya  tahu  bahwa yang dimaksudnya adalah hipermarket bernama
Carrefour  yang  buatan Perancis itu. Carrefour yang dimaksudnya seharusnya
dilafalkan  seperti  kar  -fur,  karena label itu adalah label dalam bahasa
Perancis, dan bukan sebuah kata dari bahasa Inggris

Dua  hari setelah itu, teman pria saya dengan bangga menunjukkan jam tangan
terbarunya,  di  sebuah  pesta  perkawinan  seorang  sahabat. Percakapan di
antara beberapa pria soal mengoleksi jam tangan supermahal. "Aku sih seneng
banget sama jam Kartir-ku ini," katanya. "Kartir?" pikir saya.

Sama seperti kejadian dengan wanita cantik tadi, di awal percakapan sebelum
ia menunjukkan jam yang dikenakannya saya tak mengerti apa yang dimaksudnya
dengan  kata  Kartir.  Pada  akhirnya saya tahu yang dimaksudnya adalah jam
tangannya  yang  bermerek  Cartier.  Cartier adalah merek yang berasal dari
bahasa  Perancis,  dan  seharusnya dibaca seperti kar-ti-e (seperti melafal
huruf e). Sejak kejadian itu, saya menjulukinya dengan sebutan Mas Kartir.

Tak  hanya  Cartier  atau  Carrefour, label mode Perancis seperti Christian
Dior  juga  sering kali didengungkan sebagai Christine Dior. Saya kok pikir
yang  paling  cocok  pakai  nama  Christine  ya  cuma  aktris  kawakan kita
Christine  Hakim  bukan?  Bahkan suatu siang teman saya malah dengan bangga
nyerocos  lewat  telepon  genggamnya bahwa dia senang sekali dengan koleksi
'Dyer'  yang  terbaru  yang  dilihatnya di Singapura. Maksud teman saya itu
adalah Dior.

Kejadian-kejadian  melafalkan dengan cara kurang tepat juga dialami seorang
teman   ibu  saya  yang  sudah  cukup  berumur  yang  mengajak  saya  untuk
menemaninya berbelanja di butik yang menurutnya bernama Versase. Saya pikir
itu  butik  penjual vas-vas bunga terbuat dari kristal. Ternyata, maksudnya
Versace butik pakaian buatan Italia itu.

Dan  yang  tentu  belakangan  sangat  digandrungi  semua  perempuan  adalah
memiliki tas Birkin atau Kelly buatan Hermes.

Hermes  merupakan  nama  keluarga  Perancis  pemilik butik kondang itu, dan
label  itu  sering  kali  dilafalkan keliru. Hermes seharusnya dibaca tanpa
mendengarkan vokal dari huruf H. Jadi, er (seperti melafal huruf r) dan mes
(seperti melafal nama penyanyi Memes istrinya Pak Adhie MS).

Lafal dan Pengetahuan

Apa  pentingnya  melafalkan  dengan  benar?  Mampu  melafalkan dengan benar
menunjukkan  pengetahuan  Anda  yang  luas, bahkan lebih dari hanya sekadar
membeli, memiliki barang mewah dan mahal, atau sekadar terlihat up to date,
terlihat  tak  kalah  mentereng. Melafal dengan baik dan benar mencerminkan
seberapa tingginya Anda menempatkan diri untuk gaya hidup yang Anda pilih.

Kita sering kali keliru bahwa tinggi rendahnya gaya hidup ditentukan dengan
banyak  sedikitnya barang-barang mentereng yang kita pakai. Gaya hidup yang
disebut  ”sempurna”  adalah  gaya  hidup  yang  mampu  menghadirkan  paduan
gemerlapnya  barang  mentereng di badan Anda dengan cemerlangnya isi kepala
Anda.

Jangan   sampai   pada  suatu  hari  Anda  sudah  kelihatan  cantik,  gaya,
menggunakan   barang-barang   terbaru   dari   rumah-rumah  mode  terkenal,
ceplas-ceplos  berbahasa  campur  Inggris Indonesia seperti kebanyakan kaum
jet  set  Jakarta,  dan  kemudian Anda membuat kekagetan seperti satu teman
wanita  saya, yang hanya cuma bisa gaya dengan ikut-ikutan memesan escargot
dengan pengetahuannya yang minim, seminim rok yang dipakainya malam itu.

"Saya juga mau pesen escargot-nya Mas," katanya memberi instruksi kepada si
pramusaji. "Mas... esnya jangan banyak-banyak...."

Supaya Tidak Salah Melafalkan

Chanel:  merek  kondang  dari negeri anggur ini dibaca seperti sya dan nel.
Bukan  sye  dan  nel seperti para manusia Amerika menyebutnya, atau manusia
yang  senangya  keamerika-amerikaan.  Chanel adalah nama Perancis dan bukan
sebuah  kata  Inggris.  Karena itu ya jangan diinggris-inggriskan. Anda tak
mau bukan nama Anda yang sangat Indonesia diinggriskan?

Cartier:  merek  jam  buatan  Perancis.  Dilafalkan  kar-ti-e  bukan dibaca
kartir.

Haute Couture: dibaca seperti membaca ot-ku-tur bukan hot ku-cur.

Dior: Sebut saja seperti menyebut di dan or.

Givenchy: adalah juga label Perancis. Dilafalkan seperti ghi-fang-syi.

Lanvin:  Nama  ini  juga  berasal  dari  nama keluarga Perancis. Dilafalkan
sebagai lang-fang dan bukan lan-fin.

Versace:  Label  Italia  yang dimiliki keluarga Versace. Dilafalkan sebagai
ver-sa-ce  (dibaca  seperti  membaca  che-guevara).  Ingat ini nama Italia.
Orang  Amerika  sering  kali  menyebutnya sebagai Ver-sa-ci. Anda tak perlu
ikut-ikutan menyebutnya demikian. Anda bukan orang Amerika, bukan?

Hermes:  Huruf  H  tidak  perlu  diperdengarkan.  Sehingga label ini dibaca
seperti  er  (seperti  menyebut  huruf r) dan mes (seperti penyanyi Memes).
Umumnya  dalam  bahasa  Perancis huruf s di akhir kata tidak dibaca, tetapi
untuk menyebutkan label ini maka suara huruf s diperdengarkan.

Yves  Saint  Laurent:  dibaca  seperti  if-sang-lorang.  Label  ini  sering
disingkat  sebagai  YSL.  Meski  demikian,  di  Negeri Anggur, orang jarang
menyebut tiga huruf ini kalau menyebut nama desainer legendaris itu.

Ungaro:  Meskipun  dalam  menulis  huruf  g  hanya  satu,  tetapi label ini
dilafalkan seperti seolah menggunakan dua huruf g. Ung-ga-ro.


--- End of Forwarded Message ---




___________________________________________________
Kirim e-mail:   bumi-serpong@yahoogroups.com
Setting: http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke