Orang beragama...

Karena kalau orang beragama dgn baik pasti akan menjadi orang baik.

 

Tapi kalo orang baik tidak beragama maka dia tidak mempunyai tujuan hidup
yang jelas mohon ma'af, seperti PKI....

 

:-)

   _____  

From: Leo TOBING [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, February 19, 2007 9:38 PM
To: Leo TOBING
Subject: [bumi-serpong] Fw: [mediacare] Orang beragama belum tentu baik

 


Pilih mana ... Menjadi orang yang beragama atau menjadi orang yang baik? :-)

Regards,
LEO TOBING


---
| email: [EMAIL PROTECTED] <mailto:leo.tobing%40yahoo.co.id> -co.id
| cellular: 0815 966 5555
| Y!M: leo.tobing

~ My precious, precious child, I love you and I would never leave you ~


-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] <mailto:mediacare%40yahoogroups.com> -ps.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] <mailto:mediacare%40yahoogroups.com> -ps.com] On
Behalf
Of Batul
Sent: Monday, February 19, 2007 2:48 PM
To: Media
Subject: [Norton AntiSpam] [mediacare] Orang beragama belum tentu baik

From: William Wiguna <william.wiguna@
<mailto:william.wiguna%40pancabudi.com> -pancabudi.-com >
Date: Feb 17, 2007 9:06 AM
Subject: Orang beragama belum tentu baik
To: Undisclosed--Recipient

Orang beragama belum tentu baik. 
Posted by: "Yosua Tanjung" yosua_tanjung@
<mailto:yosua_tanjung%40yahoo.co.id> -yahoo.co.-id yosua_tanjung 
Fri Feb 16, 2007 3:43 am (PST)
Oleh : Arvan Pradiansyah

Dalam sebuah acara Life Excellence di Radio Trijaya beberapa waktu yang
lalu, saya mengangkat sebuah topik panas berjudul, "Orang Beragama atau
Orang Baik?" Waktu itu saya membahas fenomena menarik, yaitu mengenai
banyaknya orang beragama yang ternyata tidak baik. Sebaliknya, banyak juga
orang yang tidak beragama atau tidak menjalankan agamanya dengan baik,
tetapi dalam kehidupan sehari-hari adalah orang yang baik. Acara ini
mendapatkan banyak respons dari pendengar baik melalui telepon maupun SMS.
Banyak yang mendukung, tapi beberapa SMS mengecam bahkan memaki-maki saya. 

Padahal saya tidak sedang mempromosikan bahwa kita sebaiknya tidak perlu
beragama asalkan sudah bisa menjadi orang yang baik. Saya hanya ingin
mengajak kita berpikir mengapa agama seolah-olah tidak berhasil membuat
penganutnya menjadi orang yang baik. Mengapa Indonesia yang dikenal sangat
religius sekaligus juga dikenal sebagai negeri terkorup di dunia? Mengapa
kita juga memperoleh predikat nomor dua untuk pornografi dan nomor tiga
untuk masalah narkoba? 

Padahal kalau dipikir-pikir apa sih kekurangan kita. Kita shalat dan
bukankah shalat dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar? Kita
berpuasa dan bukankah puasa mestinya menghasilkan manusia-manusia yang
takwa? Jemaah haji kita terbesar jumlahnya di dunia, dan bukankah haji
seharusnya melahirkan agent of change? Namun mengapa kita malah menjadi
sarang korupsi, narkoba dan pornografi? 

Setelah merenungkannya dengan mendalam, saya menemukan paling tidak tiga
kesalahan pokok dalam memaknai agama. Pertama, agama sering disosialisasi
dalam bentuk ritual semata. Sejak kecil kita belajar shalat, menghafal
bacaan dan belajar gerakannya. Yang kita lupakan cuma satu, yakni: kita tak
pernah diajarkan mengenai mengapa kita harus shalat. Hal yang sama juga
terjadi pada anak saya yang sekarang sedang duduk di sekolah dasar. 

Kedua, agama sering diartikan sebagai sebuah "kewajiban" yang bila
melakukannya akan diganjar pahala dan surga, sedangkan mengabaikannya akan
diganjar dosa dan neraka. Padahal kata "kewajiban" sering pula bernuansa
buruk. Kewajiban memberikan konotasi paksaan kepada orang untuk
melakukannya. Kewajiban bersifat outside-in (dari luar ke dalam). Ini
berbeda dari kebutuhan yang bersifat inside-out (dari dalam ke luar). 

Padahal perubahan perilaku jauh lebih mudah pada sesuatu yang bersifat
inside-out. Dalam inside-out orang melakukan sesuatu karena kesadaran.
Dorongan terhadap hal ini berasal dari dalam. Selama agama masih dianggap
sebagai kewajiban bukannya kebutuhan, akan sangat sulitlah untuk berharap
bahwa agama bisa mengubah perilaku. 

Kewajiban juga acap kali menjauhkan kita dari kenikmatan. Bayangkan seorang
istri yang mengatakan bahwa ia melayani suaminya sebagai kewajiban. Menurut
Anda, apakah wanita ini menikmati hubungan dengan suaminya? Saya yakin
tidak. 

Ketiga, agama sering ditafsirkan sebagai urusan kita dengan Tuhan. Padahal
esensi agama adalah kasih. Bahkan saya berani mengatakan bahwa tanpa kasih
tak ada gunanya kita beragama. Bukankah Tuhan adalah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang? Bukankah dalam agama mana pun senantiasa dikatakan, "belum
beriman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai
dirinya sendiri"? 

Karena itu, orang beragama mestinya dikenal karena rasa cintanya kepada
sesama manusia. Sayangnya hal ini sering terlupakan. Saya ingat pengalaman
saya bersekolah di sebuah sekolah swasta Islam terkemuka di Jakarta awal
1980-an. Ketika itu porsi pelajaran agama di sekolah negeri adalah dua jam
pelajaran per minggu. Sekolah saya jauh lebih maju karena pelajaran agamanya
8 jam. Namanya pun bukan pelajaran agama, tetapi langsung menggunakan nama
yang spesifik: Tauhid, Fiqih, Tarikh Islam, dan Bahasa Arab. Namun sayangnya
ada satu hal yang tidak diajarkan: Akhlaq (Budi Pekerti). 

Bahkan kalau pun ada pendidikan budi pekerti di sekolah, pendidikan itu
lebih sering bermuatan pengetahuan (knowledge). Padahal perubahan perilaku
lebih ditentukan oleh kesadaran ketimbang pengetahuan. Siapa pun tahu bahwa
merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan
kehamilan dan janin. Akan tetapi, cukupkah pengetahuan itu membuat orang
berhenti merokok? Tentu saja tidak. 

taken from : SWA 

--
Posted By tamtomo to ~ T a m t o M o t i v a t i o n ~ at 2/13/2007 12:30:00
PM


William Wiguna
PT. Panca Budi Pratama
Kawasan Pusat Niaga Terpadu
Jl. Daan Mogot Raya Km. 19.6 Blok D No.8 A-D Tangerang - 15122 - Indonesia
Phone : +62-21 54365555 (Hunting) 
Fax : +62-21 54365558 / 9
Website : http://www.pancabud <http://www.pancabudi.com> -i.com
email : william.wiguna@ <mailto:william.wiguna%40pancabudi.com>
-pancabudi.-com


Web:
http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/mediacare/>
-yahoo.com/-group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare. <http://mediacare.blogspot.com> -blogspot.-com

atau

www.mediacare.-biz

============-========
Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
mediacare-subscribe <mailto:mediacare-subscribe%40yahoogroups.com>
[EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links

____________-_________-_________-_________-_________-__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap
spam 
http://id.mail. <http://id.mail.yahoo.com> -yahoo.com 

 



--- 




[Non-text portions of this message have been removed]



___________________________________________________
Kirim e-mail:   bumi-serpong@yahoogroups.com
Setting: http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke