Liputan Majalah Hai Tahun XXXII No. 49, 8 – 14 Desember 2008 atas event LoF (Lokalitas di Film Kita) yang diselenggarakan FiXiMix: Susahnya Mencari Jagoan Lokal Bangkitnya film Indonesia memang menjadi awal bagi perjuangan sineas untuk meneruskan karya-karya bermutunya. Tapi, apakah cukup hanya itu yang diperjuangkan? Kembalinya film Indonesia di layar lebar perindustrian kita sepertinya bukan lagi harapan. Liat aja, tiap bioskop yang dulunya menampilkan film box office Hollywood, sekarang justru diisi oleh film-film buatan kita sendiri, cing! Lantas apakah itu udah bisa dijadiin tolak ukur bagi film Indonesia? Sayangnya, beberapa dari karya para sineas belum cukup mampu mengangkat ciri khas kita sebagai orang Indonesia. Lokalitas dalam sebuah film, itulah yang sebenarnya masih dibutuhkan. Yap, memang udah jadi hal yang sulit untuk perfilman Indonesia mengangkat cerita yang notabene dari cerita lokal. Berbeda dari jaman dahulu, awal di mana film Indonesia memulai karyanya dengan beberapa cerita lokal. Seperti Jaka Sembung, Roro Kidul, Si Pitung, dan lainnya. Walaupun dengan bentukan teknologi yang masih sederhana dan biasa aja, tapi toh mereka tetap menyelipkan budaya lokal. Dan lepas beberapa tahun belakangan ini hanya beberapa sineas aja yang berani mengangkat tema tersebut. ”Sekarang film Indonesia masih kurang mengangkat tema lokal yang seharusnya menjadi kekuatan kita di rumah kita sendiri. Bahkan, untuk mencari sosok jagoan lokal pun sulit!” ujar Henny Purnama Sari, penulis yang baru aja membuat sebuah event bertema lokalitas di film Indonesia. Yang mengherankan adalah, kebanyakan dari film yang ditampilkan sekarang lebih bersifat universal. Entah itu percintaan, komedi, drama, bahkan sampai yang ’esek-esek’ segala. Mungkin para sineas kita nggak sepenuhnya salah untuk mengangkat tema tersebut, karena masing-masing mempunyai target yang beda satu sama lain. Universal, hal inilah yang memudahkan film mereka bisa diterima di dalam dan di luar negeri. Tapi nggak perlu khawatir, karena semakin ke sini film kita mulai memberanikan diri untuk mengangkat budaya Indonesia sebagai bagian dari filmnya. ”Lokalitas film nggak hanya terbatas dari tema aja. Kita bisa juga menampilkannya dari segi setting, penokohan, dan lainnya,” ujarnya lagi menambahkan. Dan beruntunglah, masih ada yang terus mengedepankan budaya Indonesia sebagai pedoman dalam membuat film. Sebut aja, Garin Nugroho. Sineas jagoan ini beberapa kali berhasil mengangkat tema lokal di filmnya. Mulai dari Anak Seribu Pulau, Daun di Atas Bantal hingga Opera Jawa. Walaupun film yang disebut terakhir sempat nggak masuk di bioskop tanah air, tapi jangan salah, jack! Penghargaan demi penghargaan meluncur deras tatkala film-film tersebut ikut di beberapa ajang perfilman internasional. Dan ujung tombaknya adalah lokalitas dari film itu sendiri. ”Menurut saya, memelihara lokalitas di perfilman kita adalah hal yang wajib dilakukan. Dengan budaya Indonesia yang kaya, saya yakin pasti ada tema yang pantas diangkat. Dan tema itu bisa mewujudkan satu sosok jagoan,” bilang Garin, saat ditemui di event LoF (Lokalitas di Film Kita) yang bertema Mana Jagoanmu?, 8 November 2008 di Jakarta. Tapi mengapa masih jarang sutradara yang tertarik mengembangkan lokalitas di film garapannya? .............................. baca selengkapnya di: http://fiximix.multiply.com/journal/item/78/Susahnya_Mencari_Jagoan_Lokal
FiXiMix, stasiun fiksi Novel-Komik-KumCer-Skenario-Film-Games Toko*Perpus*Diskusi*Workshop*Kursus*Pemutaran Film*Performance Jl. Desa Putra No. 74 A, Alber - Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Tel. 021-713 90 682 e-mail : fixi...@yahoo.com friendster: fixi...@yahoo.com --> http://profiles.friendster.com/fiximix milis : mafia-fi...@yahoogroups.com blog : http://fiximix.multiply.com FiXiMix Fiksikan dunia!