Hehehe eits ,jangan salah. G diem tapi mengintai.hahahhahha....
Langsung lho gue 'bangun' bgt liat si luna pidato.hahahahha...
Baik2 gue... :p
Ayo lun,pidato lagi. Ganti topik.apa gitu,....pemilu! :p
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: niken terate <kenter...@gmail.com>

Date: Wed, 4 Mar 2009 15:36:31 
To: <cerkit@yahoogroups.com>
Subject: Re: [cerkit] Alamat email penerbit


Lun, elo barusan makan apa sih? pisang atau pepaya?

Hai Mia apa kabar? Akhirnya muncul juga.


On Wed, Mar 4, 2009 at 2:52 PM, <premier...@yahoo.com> wrote:

> Si luna pidato.... Heheheh...
> Iya bener.yang luna sama ken blg bener banget. :)
> Mungkin kalo saran aku, jangan smua penerbit juga dikirimin.pilih dulu yang
> jd prioritas.... Good luck
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -----Original Message-----
> From: My Luna <luna_t...@yahoo.co.id>
>
> Date: Wed, 04 Mar 2009 13:40:17
> To: <cerkit@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [cerkit] Alamat email penerbit
>
>
> Benar... penerbit2 besar seperti Gramedia, gagas, Terrant, Mizan dll
> hanya menerima naskah dalam bentuk print-out, tidak dalam bentuk email.
> Mungkin ada beberapa penerbit kecil yang menerima naskah dalam bentuk
> file/email, tapi jumlahnya nggak banyak, dan itu kebanyakan penerbit2
> "kecil". Selain itu dari sisi keamanan juga lebih riskan
>
> Soal biaya mengirim naskah novel itu emang udah resiko kita sebagai
> penulis. Kalo emang keberatan dengan biaya mengirim naskah ya naskahnya
> nggak usah dikirim dulu. Mungkin bisa dicari cara lain untuk mempublish
> naskah kita misalnya melalui blog, e-book atau forum2 kepenulisan.
> Memang mungkin dari segi materi dan publikasi nggak "sebesar" diterbitin
> oleh penerbit. Tapi apa kita menulis hanya untuk mengejar materi dan
> publikasi? Kalo jawabannya IYA, berarti kita juga hrus siap2 berkorban
> terlebih dahulu, sebelum mendapatkan apa yang kita inginkan. *No Pain,
> No Gain*. Kalo memang biayanya emang sangat berat, mungkin perlu
> dipikirkan juga tentang tulisan kita. Buat tulisan yang kira2 bisa
> menarik perhatian penerbit, jadi cukup satu kali kirim, langsung
> diterima deh....
>
> Kenapa penerbit2 besar Ogah menerima naskah dalam bentuk file/email?
> Sekarang bayangin aja kalo kamu baca satu naskah novel yang rata2 100
> halaman di PC/laptop. Butuh waktu berapa lama? Bisa nggak diselesaikan
> dalam waktu 1-2 jam, dengan mata tetap segar dan tetap fokus ke layar
> monitor. Itu baru satu naskah...coba bayangin para editor2 di penerbit2
> tersebut, mereka sehari bisa menerima puluhan naskah. Kalo dibaca satu2
> di layar monitor, bisa dibayangin setebel apa kacamata para editor
> nanti? belum lagi mereka juga punya kerjaan lain selain baca naskah yang
> masuk, sedangkan mereka harus tetap berada di depan layar monitor. Kalo
> dalam bentuk print-out, naskah itu bisa dibaca kapan aja, dimana aja.
> Mungkin saat jam istirahat sambil makan, ngopi, atau bahkan bisa dibawa
> pulang kalo critanya bagus. Kan lebih fleksible dan bisa selesai lebih
> cepet.
>
> Jadi jangan liat dari satu sisi aja (sisi kita), kenapa sih harus kirim
> naskah dalam bentuk print-out. Udah harus ngeprint (kertas dan Tinta
> printer mahal), juga plus biaya pengiriman. Tapi liat juga dari sisi
> lain (penerbit dan keamanan). Kita pasti juga ogah kan suruh baca naskah
> di layar monitor terus2an? (Kalo aku terus terang ogah.... masih sayang
> mata).
>
> Kiat jitu naskah tembus di penerbit? Ya bikin aja naskah yang bagus
> sesuai kemampuan kamu. Soal diterima atau nggak itu serahkan sama yang
> DIATAS hee..hee..hee... Tapi yang terpenting, buatkah naskah sesuai visi
> dan misi penerbit yang akan kamu kirim. Jadi kamu bisa baca2 dulu buku
> terbitan penerbit tersebut untuk tau visi, misi dan gaya penulisan buku2
> terbitannya. Jadikan itu sebagai referensi, bila perlu tiru gayanya
> (tapi bukan plagiat isinya loh.... kalo gaya nulisnya sih boleh aja),
> tapi sesuai kemampuan kita... Kalo nggak bisa jangan dipaksa, bikin aja
> tulisan sesuai gaya menulis kita. Kalo bener2 bagus pasti deh diterima
> (Bagus menurut ukuran mereka/penerbit, bukan ukuran kita...)
>
> Haduuhh... aku ngomong apa sih panjang kayak gini???  :-)
>
> Udah dulu ah....
>
>
>
>
> niken terate wrote:
> >
> > Hm, memang sedikit penerbit yang mau menerima naskah lewat email.
> > Untuk penulis ini juga agak mengkhawatirkan karena rawan pembajakan.
> > Biasanya penulis mengirimkan naksah dalam bentuk print-out, lalu kalau
> > udah diterima, baru dikirim kembali dalam bentuk softcopy.
> >
> > Maaf ya nggak bisa banyak bantu.
> >
> > 2009/3/4 dello merlion <donny_reybudia...@yahoo.co.id
> > <mailto:donny_reybudia...@yahoo.co.id>>
> >
> >     untuk semua anggota milist yang tahu email-email para penerbit
> >     yang biasa
> >     menerbitkan novel atau cerita fiksi lainnya, tolong dong bagi ke
> >     aku. selama
> >     ini naskahku ku sebar ke penebit-penerbit via post. ujung-ujungnya
> >     biaya
> >     pengirimannya membengkak. apalagi aku tinggal di kalimantan sedang
> >     kebanyakan perusaaan penerbitan ada di jawa.
> >     ada juga yang bisa sharing, gak? apa kiat jitu agar karya kita
> >     tembus di
> >     penerbit?
> >
> >
> >
> >
> > --
> > Niken Terate
> >
>
>
>
> ------------------------------------
>
>     || cerkit ||
>
> arsip : www.gmail.com
> login : cerita.kita
> pwd   : ramebangetYahoo! Groups Links
>
>
>
>


-- 
Niken Terate

Kirim email ke