Refleksi: Harus diakui Rudy Arifin sebagai orang jujur yang berani mengakui hartanya bertambah Rp. 300 juta. Orang jujur patut dijadikan petinggi negara, bukan pembohong, tukang copet, bandit berlidah sepuhan nama Alloh..
http://www.indomedia.com/bpost/042007/3/depan/utama10.htm "Harta Saya Tambah Rp300 Juta" a.. Jadi Rp2 miliar b.. Lego mobil dum Banjarmasin, BPost Satu tahun delapan bulan, Rudy Ariffin memimpin Kalimantan Selatan. Selama itu, Rudy mengaku hartanya bertambah tidak lebih dari Rp300 juta. Rekap kekayaannya itulah yang dia kirimkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Tidak banyak kok harta saya yang bertambah. Kalau tidak salah sekitar Rp300 jutaan saja," ujarnya kepada wartawan, Senin (2/4). Untuk mengetahui berapa penambahan hartanya, Rudy terlebih dahulu menelepon seorang rekan. Pernyataan Rudy tersebut terkait audit yang akan dilakukan KPK terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Melalui audit ditelisik berapa dan dari mana saja penambahan harta para pejabat. Rudy menambahkan untuk harta tidak bergerak miliknya tidak ada penambahan. Bahkan satu unit mobil Suzuki Vitara hasil dum saat menjadi pejabat di Kabupaten Banjar dan sebuah sepeda motor baru-baru ini ia lego. "Jadi mobil saya rasanya tinggal satu, Suzuki Escudo XL-7 saja," ujarnya setelah beberapa saat mengingat-ingat. "Saya agak lupa, soalnya terlalu banyak mobil dinas," tambahnya seraya tersenyum kecil. Disinggung mobil Honda yang sering digunakan putra keduanya, Aditya Mufti Ariffin, Rudy mengatakan mobil tersebut milik Aditya pribadi. "Adit kan sudah besar. Dia sudah bisa becari sorang (cari uang sendiri). Harta saya pribadi, kalau tidak salah sebelum menjadi gubernur sekitar Rp1,7 miliar. Sekarang tambahnya hanya Rp300 juta," terangnya. Makanya, suami Hj Hayatun Fardah ini heran atas pemberitaan ia belum menyerahkan laporan harta kekayaan miliknya yang terbaru. "Saya sudah menyerahkan LHKPN kok dibilang belum. Malah saya dapat tanda terimanya, 8 Maret lalu," ujarnya dengan mimik heran. Untuk memastikan, Rudy menelepon seseorang dari ponselnya. Menurutnya, orang itu adalah perwakilan Kalsel yang ada di Jakarta. Orang itulah yang diminta Rudy untuk mengirimkan LHKPN ke KPK. "Yang menerima LHKPN milik saya itu Ardiansyah, staf LHKPN di KPK," tegasnya. Saat melaporkan harta kekayaan pada pencalonan gubernur, harta kekayaan Rudy Ariffin tercatat Rp 1.803.491.921. Bahkan saat itu, Rudy dicap sebagai calon gubernur termiskin. Dalam rekapitulasi KPK, Rudy tercatat memiliki lima bidang tanah dan sebidang tanah plus bangunan di Kabupaten Banjar. Tanah dan bangunan seluas 180 m2 dan 105 m2 di Malang, Jawa Timur, senilai Rp125 juta. Total harta tidak bergeraknya mencapai Rp250.255.000. Soal harta bergerak, Rudy memiliki empat mobil yakni Toyota tanpa disebutkan tipenya buatan 1997 seharga Rp90 juta, Toyota Corona (1995), dua Suzuki Escudo (2004) yang dibelinya dengan harga Rp160 juta dan Rp225 juta. Rudy juga memiliki tiga sepeda motor Yamaha (1997), Honda (1997) dan Honda (1999). Meski memimpin di daerah yang dikenal kaya intan, Rudy hanya memiliki batu mulia senilai Rp20 juta yang diperolehnya pada 1985 dan logam mulia yang kini nilainya mencapai Rp33 juta. Rudy juga memiliki simpanan Rp1.065.236.921. Sementara itu, Rosehan NB dalam wawancara dengan BPost beberapa waktu lalu mengaku, selama menjabat sebagai wakil gubernur, harta benda yang ia miliki tidak banyak berubah. Justru, mobil pribadi jenis Toyota Kruger bernomor polisi W 46 UB telah dilego kepada seseorang di Surabaya. "Kalau harta saya yang bertambah hanya sebuah mobil Toyota Kijang. Saya beli tahun lalu, itupun kredit. Mobil itu untuk mengantar anak-anak" ujarnya. Saat maju sebagai calon wagub, dia memiliki tanah dan bangunan di Banjarmasin dengan nilai Rp1.144. 000.000. Soal mobil, pria yang dikenal gila sepakbola ini memiliki empat buah yakni, Opel Blazer (2000), Toyota Hardtop (1981), Toyota Kluger (2001) dan KIA Pregio (2005). Mobil Toyota Kluger tercatat paling mahal yakni Rp400.000.000. Harta lainnya adalah giro dan setara kas lainnya senilai Rp 250.300.000.ais [Non-text portions of this message have been removed]