MUBASYIR BOSS ULER IJOH meracun
16 april 2007,senin

"Dalam memutuskan perkara-perkara kenegaraan dan kerakyatan, 
Rasulullah selalu mengacu pada syariat Islam 
sebagai supremasi hukum," tutur Ba'asyir, 
disambut teriakan "Allahu Akbar" para pengikut.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Hehehe,betapah saktinyah inih satu uler ijoh,

Yang pernah membuat urang malay pemujahnyah menangis,

Duh Amir, mengapah Amir yang kusanjung,

TAK BERANIH MENGAKUH SAKBAGAE AMIR KAMI

PASUKAN PEMBANTAE SESAMA YANG BERNAMA MUJAHIDIN?

Ah,mungkin kalian yang munapik, melupaken begituh hajah,

TANGISAN SESAMA MOSLIM YANG DIKIANATIN OLEH

AMIR PENGECUT TUKANG HASUT INIH.

Bahkan sebaliknyah, mubasyir JADI NARA SUMBER,

UNTUK MENGKIANATIN BANGSA INDON YANG KOPLOK,

Dengen PENEGESAN BERDASARKEN AJARAN YANG SESAT,

Bahuwa NAGARA INDON, KUDU MELEMBAGAKEN HUKUM

SARAT IDIOTIK PADANG PASIR ITUH!!

Mangka BERGEMAHLAH TERIAKAN PARA ULER IJOH

YANG BAKALAN MEMBANTAE SAKLURUH MANUNGSA

NON MOSLIM!!

>>>>>>>>>>>>>>>>

d 
        Message #47397 of 47402 < Prev <&nbspPrev | Next > Next > 

Ba'asyir: Syariat Islam Harus Dilembagakan 
Oleh : AHMAD NURCHOLISH/SYIRAH
<!--[if !vml]--><!--[endif]-->Surakarta – Upaya untuk menegakkan 
syariat Islam harus didukung oleh pemerintah sehingga kemudian dapat 
diformalkan dalam sebuah institusi kenegaraan.
Demikian dikatakan Abu Bakar Ba'asyir ketika menjadi nara sumber 
dalam seminar "Peluang dan Tantangan Formalisasi Syari'at Islam, 
Kasus Surakarta dan Sekitarnya", Sabtu (14/4) lalu di Sekolah Tinggi 
Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta.
Menurut Amir Majelis Mujahiddin Indonesia ini, syariat Islam tak 
hanya harus ditegakkan, bahkan harus dilembagakan dalam sebuah 
institusi pemerintahan atau kenegaraan.
Ini menurutnya, karena fakta menunjukkan Rasulullah saw dalam 
melakukan tugas hirâsat ad-dîn (menjaga ad dien) dan siyasat ad-
dunyâ bi ad-dîn (mengatur dunia berdasarkan nilai agama), di mana 
Rasulullah berlaku sebagai Imam bagi penduduk Madinah yang plural 
(mukmin dan kafir), dan ajaran Islam sebagai undang-undang 
positifnya.
"Dalam memutuskan perkara-perkara kenegaraan dan kerakyatan, 
Rasulullah selalu mengacu pada syariat Islam sebagai supremasi 
hukum," tutur Ba'asyir, disambut teriakan "Allahu Akbar" para 
pengikut.



Kirim email ke