Jangan dilupakan bahwa untuk menipu juga dipakai agama!

Di Timur Tengah itu orang  paling rajin menyebut kata "Alloh" untuk membenarkan 
apa yang dikatakan sekalipun tidak benar

  ----- Original Message ----- 
  From: adi setiawan wawan 
  To: cikeas@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 26, 2007 8:47 AM
  Subject: CiKEAS> Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham




  ======================================================
  Sejarah Singkat:
  Dari Dinar Dirham ke Uang Kertas dan Perbankan

  Kejahatan Riba adalah dosa/ kesalahan kedua, setelah
  syirik, yang paling ditakuti oleh para Penduduk
  Madinah. Riba memiliki berbagai macam bentuk yang
  banyak, bunga dalam berhutang adalah salah satu dari
  sekian banyak penyamaran riba. Tidak berbeda dengan
  istilah 'Negara Islam', istilah kata 'Bank Islam'
  ataupun perbankan Islam (Islamic banking) tidak
  memiliki akar bahasa Arab bahkan ia merupakan sebuah
  istilah asing yang bukan bagian dari ajaran Islam dan
  keberadaannya bertentangan dengan syariat. Perbankan
  Islam dan perbankan 'Konvensional' memiliki kesamaan
  arti, riba. Riba sistem perbankan Islam dan pinjaman
  'tanpa bunga'-nya tidak dapat disangkal lagi. Apabila
  pemberian modal yang dikatakan 'bersih' dari yang
  disebut sebagai perbankan tanpa bunga itu bercampur
  dengan sistem perbankan yang lebih besar dan dominan,
  maka ia berkecimpung dalam proses penggandaan uang
  riba. Bahkan sebuah 'bantuan' kepada satu negara bisa
  jadi melibatkan rangkaian ratusan bank yang dihidupi
  oleh berbagai ragam pemberian modal ribawi.

  Tidak dapat disangkal lagi bahwa sistem bank yang
  bersifat global itu mempunyai kaitan dengan bursa masa
  depan (future trading), bursa saham dan pasar-pasar
  komoditi, termasuk pasar 'kacang putih' untuk pemberi
  modal dan pemegang saham 'yang termiskin'.

  Bagaimanapun, kerancuan perbankan Islam dalam sistem
  riba tidak cukup hanya disini saja. Banyak bukti bahwa
  perbankan Islam membiayai pemusnahan pendidikan Islam
  karena mendanai berbagai universitas ala-Barat.
  Justeru itu, perbankan Islam jauh dari mewujudkan
  penyelesaian atas masalah riba; sebenarnya ia adalah
  rekayasa yang direncanakan oleh golongan modernis
  untuk mengais keuntungan darinya. Kebohongan
  dibelakang pendirian 'Bank Islam', berakibat pada
  terseretnya umat Islam yang umumnya masih ragu-ragu
  menggunakan jasa bank, agar terjerumus ke dalam
  rangkaian sistem keuangan riba antar bangsa, yang
  dibungkus dengan pakaian 'Syariah'.

  Didukung oleh para modernis, Dunia Kufur Barat
  berhasil memperkenalkan uang kertas sebagai perantara
  pertukaran di kalangan umat Islam, yang memungkinkan
  diterimanya sistem bank dan keuangan riba, dan
  selanjutnya sampai pada kelahiran 'Bank Islam',
  sementara di sisi lain merubuhkan beredarnya perangkat
  syariat Islam dalam pertukaran dan ukuran hukum.
  Pernyataan teori-teori 'Ekonomi Islam' yang menyatakan
  bahwa sistem keuangan Islam, termasuk 'Bank Islam',
  terkandung dalam al-Qur'an dan Sunnah merupakan seruan
  yang membahayakan Muslim yang awam. Islamic Banking in
  Malaysia: An Overview, sebuah buku terbitan Institut
  perbankan Malaysia, menyatakan bahwa "The Islamic
  financial system has its roots in the Qur'an and as
  such stem back centuries". (Sistem keuangan Islam
  berakar pada al-Qur'an dan karenanya, telah ada sejak
  berabad-abad lalu).

  Seperti terjadi di Malaysia, Bank Islam Malaysia
  Berhad didirikan pada 1983 dan sepuluh tahun kemudian
  (1993), Bank Negara Malaysia memberi ijin lagi kepada
  tiga bank 'konvensional' untuk memperkenalkan
  kemudahan perbankan Islam di negara itu. Mengganti
  kulit lembaga-lembaga non-Islam dan menyatakannya
  'Islam' adalah rekayasa untuk memanjangkan jarahan
  kuffar ke atas kekayaan dan khazanah umat Islam. Ini
  sekaligus memperpanjang kekuasaan para ekonom
  -oligarki-kapitalis- yang berkomplot dengan kaum
  modernis-reformis sebagai birokrat dan teknokrat dalam
  wadah 'Negara Islam'

  Tidak ada bukti yang lebih jelas lagi mengenai
  persekongkolan kaum ini dengan musuh-musuh Islam
  selain melalui belenggu riba yang ditimpakan melalui
  perbankan Islam dan pinjaman 'tanpa bunga'.

  Sudah lebih dari 20 tahunan sejak pendirian 'Bank
  Islam' di seluruh Persada Islam, para pemimpin
  kelompok modernis mengeruk kekayaan dengan mengepalai
  persatuan perbankan Islam se-dunia.

  Apa yang disebut sebagai proses 'Islamisasi' itu
  hanyalah muslihat dan cara untuk mengIslamkan semua
  sistem kuffur yang telah ada supaya ia dapat diterima
  dan dipakai oleh umat Islam. Sebagai langkah terakhir
  untuk mencampakkan umat Islam ke dalam kancah riba,
  proses 'Islamisasi' digunakan untuk meng-Islamkan
  perbankan haram dengan menyamarkannya sebagai
  perbankan halal. Meng-Islamkan bank atau menempelkan
  label Islam pada suatu sistem, tidak merubah sifat
  sejati sistem itu. Sudah menjadi pengetahuan umum
  bahwa suatu sistem itu tidak berubah menjadi Islam
  semata-mata karena ia diberikan nama Islam atau
  didukung oleh 'Negara Islam'. Wujudnya 'Bank Islam'
  ialah turunan dari ilmu baru bernama 'Ekonomi Islam'
  suatu hasil usaha golongan modernis-reformis yang
  digembar-gemborkan sejak akhir-akhir ini di
  universitas-universitas di Amerika Serikat dan
  Eropa, benteng musuh-musuh Islam.

  'Ekonomi Islam' menjelma dari proses 'Islamisasi',
  yang melahirkan dan memberi bentuk kepada perbankan
  Islam atau pinjaman 'tanpa bunga' yang ditawarkan oleh
  bank-bank 'perdagangan' yang mulanya bukan syariah.
  Bahkan kehadiran 'Bank Islam' dan 'Perbankan Islam'
  ditengah-tengah umat Islam menunjukkan terwujudnya
  penjajahan bentuk baru, yakni penjajahan keuangan
  setelah berakhirnya masa penjajahan koloni-teritorial.

  Kalau dulunya jajahan atau wilayah yang ditaklukkan
  itu diatur oleh penguasa-penguasa Barat secara fisik,
  kini penjajahan bentuk baru itu dikendalikan oleh
  birokrat dan teknokrat pribumi yang melanggengkan
  penjarahan dengan sistem kuffar. Teori ekonomi kaum
  modernis-reformis gagal membuktikan bagaimana
  pembentukan perbankan Islam atau pinjaman tanpa bunga
  bisa mensuci-bersihkan sistem keuangan riba, karena
  pinjaman yang dikeluarkan harus dibayar balik lebih
  besar dari pokok pinjaman yang dibuat. Apa artinya
  kita menciptakan teori-teori tentang hal ini seperti
  yang diutarakan dalam karangan golongan modernis yang
  berlimpahan hari ini, menampilkan teori ekonomi untuk
  menyatakan bahwa sistem mereka itu terlepas dari riba.

  Menyatakan bahwa riba itu diperbolehkan sama artinya
  dengan menyatakan haram itu halal, salah itu betul,
  dosa itu pahala, bukan Islam itu Islam.

  Perniagaan (perdagangan) dalam Islam, merupakan
  perdagangan bebas riba dimana uang kertas tidak pernah
  dipergunakan, sebaliknya dinar emas dan dirham perak
  yang tidak dicetak oleh bank manapun dipakai sebagai
  media pertukaran. Perniagaan itu tidak mungkin wujud
  di 'Negara Islam' manapun, kecuali di satu pasar Islam
  sejati, dimana perdagangannya bebas dan terbuka.

  Saat hijrah ke Madinah, yang pertama didirikan oleh
  Rasulullah, sallallahu alayhi wa sallam, adalah Masjid
  dan Pasar yang dibangun secara bersamaan dan
  berdampingan. Fiqh berjalannya Pasar Islam sama dengan
  Masjid, Muslim yang hendak shalat di Masjid tidak
  diperkenankan men-take syaf shalat juga tidak ditarik
  bayaran oleh pengurus mesjid. Bila ada yang
  melanggarnya tentulah pelakunya akan menerima kecaman
  dari komunitas Muslim dan dianggap gila atau bodoh.
  Pada Pasar-pun berlaku hal yang sama. Namun kenyataan
  yang terjadi pada Pasar sangat bertolak belakang pada
  hari ini. Dimana pedagang ditarik pungutan pasar untuk
  berdagang di dalamnya, dan bisa memiliki tempat
  strategis selama ia membayar sewa pada pengurus pasar.

  Apabila sebuah kota atau satu pemerintah Islam
  menyedekahkan atau mewakafkan tanah untuk pasar itu,
  maka gelanggang berjual-beli yang halal, adil dan
  tertib bisa diwujudkan. Bahkan, masyarakat Islam dan
  pemerintah Islam boleh menghidupkan kembali tanah
  wakaf sebagai pasar Islam. Dalam pasar Islam, para
  pedagang dapat berjual-beli berasaskan siapa rajin dia
  mendapatkan posisi strategis dan menguntungkan seperti
  terbentuknya saf-saf di dalam masjid, siapa cepat ia
  mendapatkan syaf terdepan yang termulia.

  Pasar bebas (yang dicontohkan Rasulullah, sallalahu
  alayhi wa salam, di Madinah) memakmurkan komunitas
  Islam, jauh lebih baik dari pada tawaran hina 'Bank
  Islam', 'Bank Syariah', 'Pinjaman Tanpa Bunga',
  'Amanah Saham Islam', 'Asuransi Islam' dan yang
  seumpamanya. Amin.

  =====================================


  ---------------------------------
  Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
  Check outnew cars at Yahoo! Autos.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.463 / Virus Database: 269.6.1/776 - Release Date: 4/25/2007 
12:19 PM


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke