SBY KUDU JADI KESATRIA PENYELAMET 30 april 2007,senin burem Namun kontinuitas politis SBY ini harus dibayar dengan sikap naif, ragu-ragu sejati yang kental, untuk menetralisir semua potensi 'liabilitas' dalam kabinet pemerintahan maupun ancaman di parlemen.
>>>>>>>>>>>>>>> KOMENTARANKU, Sby kudu punyak mental kesatria penyelamet bangsa! MUDAH2AN TUNGLISANKU SAMPE KE SEKRETARIS NAGARI! >>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Hmmm walaon sakbenernyah ADA KESEMPETAN EMAS BUAT SBY, Bisak muncul sakbagae KESATRIA PENYELAMET.BANGSA. Dimana katakenlah ada beberapah model kesatria, Yang SBY bisak mengambilnyah sakbagae conto! Yaituh YESUS ATAWA MOHAMAD. ATAWA YUDISTIRA? Tamtunyah jangan MENCONTO DURYUDONOH!! Jadi jingkalao Model Yesus yang kudu dicontonyah. Mangka diah kudu IKLAS BERKURBAN BUAT BANGSA BUAYANYAH. WALAOPUN ITUH UDAH DI CONTOKEN OLEH JENDRAL WIRAHADI YANG PATI GENI!! Dimana akhirnyah diah mati dijahatin sama komandannyah sendirih, sama sama Sunda tatapi Sundel? JAJAMIHARJA? Kutika JENDRAL KESATRIA Wirahadi maok MEMBONGKAR KEBANGSATAN KOSTRAD. Sby kudu BISAK SAKMODEL KESATRIA YESUS, YANG BERANIH AGAINST THE ODDS. SBY- SEHARUSNYA BERMENTAL YESUS ( SBY ) DATENG UNTUK MENYELAMETKEN BANGSA BUAYANYAH. Dengen mencanangken KEJUJURAN,KEBEBASAN, KEBAHAGIAAN. Jadi SBY kudu MENGISI KESEMPETAN YANG ADA, UNTUK MEMBEBERKEN TUJUAN UTAMANYAH SAKCARA GAMBLANG, Yaituh MENGINGINKEN KEMAKMURAN DAN KEAMANAN BUAT BANGSA. Bukan mengurbanken bangsa rahayatnyah, melaenken mengurbanken dirinya. Mengapah pingkiran inih dateng padaku? Kutika daku mengliat SUSUNAN KEKUATAN DI PARLEMEN PERBANGSATAN INDON. MAJELIS PERAMPOK RAHAYAT, (MPR) DAN DEWAN PEMERKOSAH RAHAYAT.(DPR) Mangka TIADA LAEN JALAN SBY KUDU ( SBY= SEHARUSNYA BERMENTAL YESUS.) DAN ITUH KUDUNYAH DIJADIKEN AGENDA PEMILU DI MUKAHNYAH. SBY DATENG UNTUK MENYELAMETKEN BANGSA BUAYA INDON. Dan tamtunyah Nabi Mohamadpun bisak Di jadiken Model kesatria. JUNJUNGAN NABI BUKANKAH KESATRIA JUGAK? YANG AHLI PERANG,AHLI STRATEGIH Walaopun model NABI MOHAMAD. jauh berbeda dengen MODEL YESUS ITUH. Sby bisak BERHASIL BAGAEKEN MOHAMAD, tatapi ADAKAH DIA PUNYAK WAKTU MENGUMPULIN PARA BADUYEN, UNTUK DITOBATKEN, DIDIDIK JADI PENGINGKUTNYAH YANG SETIA? Lalu mengadaken long march dulu, DARI MEKKAH MEDINAH? Tipe KEPEMIMPINAN MOHAMAD, KUDU DITEMPUH DENGEN PERJALANAN BULAT BELIT, DIA KUDU MENGASINGKEN DIRI, BUKAN BERKURBAN DIRI, SEMBARI MEMBUJUK BEBERAPAH BADUYEN,BUAT DICEKOKIN AJARAN DARI ALLOHNYAH. Kamudian HIJRAH KE MADINAH BUAT MENYUSUN KEKUATAN BALIK, YANG NANTINYAH MENYERBU KE MEKKAH JAKARTA, UNTUK MEMBANTAE SAKMUAH MUNGSUH2NYAH. Heheheh, WHY NOT? inihpun BISAK DIJADIKEN IDE IDE OLEH SBY. Tatapi dengen pertanyaan. ADAKAH SBY SANGGUP MENERAPKEN TAKTIK MOHAMAD UNTUK MEREBUT MEKKAH JAKARTA, DEMI KESATUAN BANGSA BADUYEN ITUH??? YANG BERSUSUNAN KEKUATAN 128 KORSI GOLKAR, 58 KORSI PPP, 52 KORSI PKB, 45 KORSI PAN? SATU KOMPOSISI MAKSIAT LUAR BIASAK BUKAN? Sementarah MODEL KESATRIA YUDISTIRAH, LEBIH MUSKIL LAGIH. Kerana Kesatria Hindu inih, kudu mengalamin pembuangan, Lalu mendiriken NAGARI TANDINGAN INDRAPRASTA DULU, Dan baharulah MEREBUT BALIK HASTINAH DENGEN SIMBAHAN DARAH DI KURU SETRA? Jadi dalem daku menyambut kedatengan KI JERO MARTANIH Daku menyodorken MODEL KESATRIA YANG KUDU SBY LAKUKEN. DEMI MENYELAMETKEN BANGSA BARBARIAN INDON TAIK KUCING INIH. Hehehe,tinggal sby pilih model yang mana? KESATRIA YESUS? KESATRIA MOHAMAD? KESATRIA YUDISTIRA? Eh..walaopun daku mengliat, BISAK AJAH SBY MENGUMPULKEN KEKUATAN IJOH DIPARLEMEN BUKAN? Untuk MENG-IJOH ROYOKEN INDON TERCINTAH? Why can not? Komposisi ijoh ternyata cungkup aduhae?? Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah pemerintahan yang solid secara politis, karena dipilih secara langsung. Secara representatif, selain Partai Demokrat, pemerintahan SBY-JK pun didukung koalisi dukungan parpol besar di parlemen seperti Golkar (128 kursi), PPP (58 kursi), PKB (52 kursi) dan PAN (45 kursi). Dengan strategi akomodatif politik seperti ini, SBY merengkuh kepastian politik kekuasaannya dengan asumsi setiap langkah politisnya paling tidak berjalan tanpa menuai resistensi. Namun kontinuitas politis SBY ini harus dibayar dengan sikap naif, ragu-ragu sejati yang kental, untuk menetralisir semua potensi 'liabilitas' dalam kabinet pemerintahan maupun ancaman di parlemen. Skeptisisme terhadap populisme sebagai pilihan rakyat ini membuat birokrasi tidak berjalan dengan baik, efektivitas program pro-rakyat dan penegakan hukum tidak jalan, serta kelindanmasalah yang tak becus terurus. Hasil survey Maret 2007 (Kompas 18/4/2007), kepuasan publik terhadap pemerintahan Yudhoyono menurun hingga 49,7 %. Sebuah prestasi paling buruk SBY, juga dibanding dengan popularitas yang dicapainya pada 2006 yang mencapai 67 %. Ini tentu bisa membuat koalisi partai yang digerbongi SBY mulai terkikis kepercayaannya. Pada Agustus 2006, Golkar melalui SOKSI-nya sempat mengeluarkan ancaman menarik dukungannya dari pemerintah (kabinet). Sebelumnya sempat dilakukan oleh PKS. Intensi perubahan ini, meski sempat luput dari realitas yang memproyeksikan ada guncangan dalam konfigurasi perpolitikan nasional, tentu beralasan untuk diwaspadai. Pemilu 2009 tak lama lagi. Tentu parpol-parpol harus bekerja keras mencari simpati publik. Dengan begitu, segala rasionalitas yang terpatri dalam proses konsolidasi politik pemerntahan pasca 2004 akan mudah cair dengan dinamika orientasi masing-masig partai pendukung pemerintah menyongsong 2009 nanti. Ini besar kemungkinan terjadi, dengan merujuk sikap, konsistensi, dan ketegasan SBY yang tak kunjung nyata di tengah belantara persoalan bangsa ini.
