Informasi Baru Membanjir Terkait Matrilineal Islam Minang !!!

Masukan2 baru membuat masalah makin berkembang, tentu tak perlu saya 
membuka nama2 pengirimnya, namun membuat saya sementara ini harus 
cari lagi sumber2 baru yang arahnya makin lebar.  Berat jadinya untuk 
cari waktunya yang baik.

Beberapa masukan ini malah mengklaim juga bahwa kerajaan Majapahit 
juga sama dengan kerajaan Pagar Ruyung yaitu penganut 
system "Matrilineal".  Hanya karena sejarah kehilangan banyak 
catatannya, maka terlewatlah perhatian para ahli sejarah mengenai 
urusan system kekeluargaan.

Setelah saya gali2 lagi sejarah Majapahit, ternyata sebagian besar 
kekuasaan raja2 Majapahit memang dipegang oleh wanita, baik ibunya, 
maupun anak perempuannya yang menjadi ratu.

Lebih membingungkan lagi, katanya, ratu Diah pitaloka juga keturunan 
champa yang juga menganut matrilineal.  Menurutnya, Dyah Pitaloka itu 
adalah masih cucunya Raden Wijaya dari isterinya yang puteri Champa.  
Namun Dyah Pitaloka bukanlah anak Prabu Siliwangi, tetapi anak isteri 
Prabu Siliwangi yang berzinah dengan Jayanegara dimana akhirnya 
Jayanegara katanya dibunuh oleh seorang empu yang ditugaskan oleh 
Prabu Siliwangi.  Artinya, raja Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka itu 
masih saudara karena keduanya keturunan Raden Wijaya.  Gajam Mada lah 
yang membuka rahasia Diah Pitaloka kepada Hayam Wuruk pada detik2 
terakhir setelah gagal membatalkan niat Hayam Wuruk untuk menikahi 
dyah pitaloka.  Setelah dalam perjalanan ke Babad, barulah gajah mada 
menceritakannya kepada Hayam Wuruk.  Itulah sebabnya Hayam Wuruk juga 
mendadak membatalkan pernikahan tsb.

Perang di Babat itu pecah bukan karena urusan pernikahan Dyah 
Pitaloka, melainkan kemarahan prabu Siliwangi akibat Gajah Mada 
melanggar sumpahnya membuka rahasia ini kepada hayam wuruk.  Dan 
dalam sejarahnya, katanya Dyah Pitaloka bunuh diri.  Tetapi dalam 
klaim salah satu pembaca dikatakan Dyah Pitaloka akhirnya lari 
bersama pacarnya.  Perlu diketahui, Dyah Pitaloka adalah wanita jago 
silat.  Seperti juga Adityawarman yang menjadi murid terbaik patih 
gajah mada, maka dyah pitaloka juga murid seorang yang hebat.

Namun saya harus menemukan sumber2 klaim ini sehingga saya belum akan 
menulisnya dulu.  Tetapi kalo memang ada pembaca yang kebetulan 
memilik sumber2 yang bisa menjelaskan lebih detail masalah ini, boleh 
juga untuk direlease kedalam milist.  Anggapan Majapahit sebagai 
kerajaan Buddha Mahayana tidaklah sepenuhnya benar, karena sebenarnya 
Majapahit cenderung Islam karena pendirinya, Raden Wijaya itu anak 
dari puteri Champa yang beragama Islam yang "matrilineal".  Islam 
dari Champa beda dari Islam umumnya, cenderung berassimilasi dengan 
aliran Hindu tertentu.

Majapahit hancur, terpecah belah, ditambah lagi masuknya Islam Arab 
yang patrilineal, yaitu Islam Wahabi.  Pecahlah perang antara 
kerajaan2 Islam yang juga mengakibatkan hancurnya kerajaan pajajaran.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke