http://www.suarapembaruan.com/News/2007/06/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY TAJUK RENCANA I Indonesia dan Pemanasan Global esuatu yang menakutkan akan terjadi berkaitan dengan perubahan iklim dunia, yakni pemanasan global. Diperkirakan suhu akan meningkat empat derajat celsius pada akhir abad ini. Maka, dunia pun bersuara agar mengurangi emisi karbon dioksida. Lahirlah Protokol Kyoto, meskipun negara besar seperti Amerika Serikat belum mau meratifikasinya. Apa pun yang kita buat, termasuk pengurangan emisi, temperatur bumi akan naik. Ujung-ujung dari perubahan yang mahadahsyat itu, akan terjadi pertarungan yang hebat dalam menciptakan keseimbangan ekonomi dan politik. Dalam rentang waktu yang singkat akan ada pemenang dan yang kalah. Suka tidak suka, negara-negara kaya saat ini di Belahan Utara akan bertambah kaya, sementara negara-negara di Selatan makin miskin. Hari ini, 5 Juni, Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Perhatian dunia ditujukan ke pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan permukaan laut akan naik. Diperkirakan kota di pinggir pantai seperti Venesia dan negara Bangladesh akan tenggelam. Daerah-daerah di sepanjang garis katulistiwa mungkin akan menjadi gurun pasir yang sama sekali tidak bisa ditempati. Namun perubahan iklim juga memberi peluang, khususnya untuk yang hidup di daerah lintang utara dan selatan dan dataran-dataran tinggi. Bagi negara-negara di utara seperti Kanada, Rusia, dan Skandinavia, perubahan iklim justru membuka lebar- lebar sumber alam mereka yang selama ini terbenam di bawah es. Malah pantai biru yang selama ini milik daerah kawasan Laut Tengah, tempat jutaan turis dari seluruh dunia datang, akan berpindah ke pantai-pantai Rusia. Negara seperti Norwegia, Finlandia, Swedia, Swiss, dan Kanada akan paling banyak mendapat keuntungan akibat pemanasan global, sementara negara seperti Sierra Leone, Bangladesh, Somalia, Mozambik, dan Ethiopia paling menderita akibat pemanasan global. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia juga akan mengalami dampak buruk dari pemanasan global. Persoalannya apa kita siap mengantisipasinya. Perubahan cuaca akhir-akhir ini seperti makin seringnya terjadi badai dan sekarang kita akan menghadapi musim kering "basah", gelombang pasang yang makin sering menerjang pantai adalah contoh- contoh awal akibat dari pemanasan global. Cuaca makin menjadi anomali. Hutan kita makin rusak akibat penebangan liar dan perambahan yang dilakukan oleh penduduk. Ambil contoh Jawa. Luas Pulau Jawa yang mencapai 13 juta hektare. Sayangnya, pulau ini hanya memiliki tutupan hutan seluas 1,9 juta hektare. Padahal pulau ini didiami hampir 60 persen penduduk Indonesia. Padatnya jumlah penduduk memacu konversi lahan tanpa memperhatikan faktor daya dukung alam. Akibatnya, Pulau Jawa memiliki potensi bencana yang tinggi. Banjir bandang adalah salah satu bukti adanya kerusakan hutan, dan hal ini tidak menutup terjadinya bencana lain. Pulau lain juga mengalami degradasi mutu lingkungan. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup dalam menghadapi dampak pemanasan global. Perubahan cuaca itu tidak semata hanya berita buruk. Kota-kota dan negara yang cerdas justru bisa mengambil keuntungan dari perubahan yang ekstrem itu. Sebuah contoh yang menarik, Gubernur California Arnold Schwarzenegger tengah mengembangkan negara bagian AS yang dipimpinnya itu menjadi dengan berbagai kebijakan yang ramah lingkungan. Gubernur yang pernah menjadi aktor film laga Hollywood itu aktif mengurangi emisi dari berbagai sektor kehidupan. Bagaimana dengan Jakarta? Kita juga masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki mutu lingkungan kita. Last modified: 5/6/07 [Non-text portions of this message have been removed]