=================================
  Seri : "Membangun Keluarga Indonesia"  
  =================================
  [EQ]
   
   
  CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL
  [Naga legendaris Indonesia] 
  Oleh : Alberthiene Endah
   
   
  Bermimpilah,
  sebab harapan akan memberi hidup
   
  Berkaryalah,
  sebab seni akan memberi makna
   
   
  [Naga belajar . . . sampai menutup mata]
   
   
   
  02. Masa kecil adalah titik tolak.
        Masa dewasa adalah titik balik.
   
   
  Langkah saya dimulai dari suara ajaib yang meluncur dari piringan hitam milik 
Papi. Otak kanak-kanak saya kemudian meresapi musik dahsyat itu sebagai sebuah 
panggilan. . . .
   
   
  Chrisye sudah besar mau jadi apa?
   
  Barangkali ini adalah pertanyaan sayang yang umum buat anak kecil. Sampai 
hari ini saya yakin, pertanyaan seperti itu masih eksis dikumandangkan.
   
  Boleh jadi sang penanya hanya melontarkan iseng-iseng. Tapi, jangan pernah 
remehkan makna pertanyaan itu. Terutama dari sisi otak kanak-kanak yang menelan 
itu sebagai proyek besar yang dipertanyakan pada mereka.
   
  Saya sendiri sudah bergelut dengan pertanyaan semacam itu sejak nalar saya 
sudah berjalan; dan ayah saya, yang biasa saya panggil Papi, sudah mulai banyak 
bercakap-cakap serius dengan saya. Beliau datang dari dunia yang sangat eksak. 
Saat itu harapan orangtua paling ngetop terhadap anak-anak mereka adalah jadi 
dokter atau insinyur. Papi pun demikian. Kata insinyur sudah disematkan Papi 
pada saya sejak kecil. Padahal, Anda tahu? Sejak balita, sekujur jiwa saya 
sudah dikuasai oleh daya tarik musik!
   
  Bertahun-tahun di masa kecil dan remaja saya bergelut dengan kebingungan yang 
saya pendam sendiri. Akan menjadi laki-laki dengan profesi lazim yang 
dibanggakan orangtua, atau menjadi pemusik yang dilecehkan sebagai profesi 
murahan (saat itu)? Saya berjalan dengan pencarian yang tidak ditandai oleh 
target yang pasti!
   
  Namun, di tengah kebingungan itu, nalar kanak-kanak saya begitu keras kepala. 
Saya membela hasrat seni yang sangat menggelegak. Tiap hari saya mendengar 
kelembutan suara Frank Sinatra, Bing Crosby, Nat King Cole, dan Dean Martin 
dari piringan hitam ayah saya. Lama-kelamaan, bunyi-bunyian itu meracuni otak 
saya. Suara itu seperti sebuah tongkat sihir yang menerbangkan saya dalam 
perasaan indah yang sulit digambarkan. Dan saya tak mau lagi berlari dari situ. 
Berpuluh tahun kemudian saya menyadari dan mensyukuri atmosfer seperti itu. 
Betapa pentingnya khayalan seorang anak kecil yang tumbuh dari rasa cintanya 
terhadap sesuatu. Jika saya tidak pernah membiarkan rasa cinta pada musik itu 
tumbuh, barangkali hari ini saya tidak pernah menjadi seorang Chrisye yang Anda 
kenal.
   
   
  
  [bersambung . . . ]


    
  SONETA INDONESIA <www.soneta.org>

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


       
---------------------------------
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke