================================= Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" ================================= [EQ] CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL [Naga Legendaris INDONESIA] Oleh : Alberthiene Endah Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna [Naga belajar . . . sampai menutup mata] 06 Joris, Kakak yang Baik Perasaan nyaman saya sebagai anak kecil, barangkali juga dipengaruhi oleh situasi dalam keluarga yang memang adem-ayem. Saya diapit oleh kakak yang baik dan penuh tanggung jawab, dan adik yang sedikit bandel, tapi cukup penurut pada saya. Kami berkawan dan bermain dengan bebas. Teman sepermainan yang paling akrab, tentu saja, anak-anak keluarga Nasution, yakni Rayendra (Yeyen), Zuiharn Gadahar (Zuarn), Bamid Gauri (Gauri), Rada Krishnan (Keenan), Nauddin (Odink), dan Debymurti (Debie). Kalau sudah bergabung, jumlah anak-anak dan rumah saya dan mereka cukup untuk menggelar ajang adu badminton, komplet dengan juri dan penontonnya. Di antara anak-anak keluarga Nasution, saya paling akrab dengan Gauri. Mungkin karena usia kami berbeda tipis. Tapi, bisa juga karena mood kami cenderung sama. Saya masih ingat betul, Gauri menjadi percontohan saya. Apa saja barang yang dia beli, saya juga harus membeli. Dia beli sepatu baru, saya juga, dia beli mainan, saya juga. Dan, bentuknya sama persis. Gauri ini orangnya paling tenang di antara saudara-saudaranya. Ia sedikit bicara, tapi kalau sudah ngomong cukup dalam. Kalau bosan main badminton, kami main layangan sampai muka berwarna kemerahan dan rambut bau matahari. Kalau dipikir-pikir, unik juga. Kami bertetangga berimpitan dengan anak-anak yang semuanya lelaki. Seperti sudah diatur menjadi asrama laki-laki! Jika malas berpanas-panas, Joris sering mengajak saya dan Vicky jalan kaki ke Taman Ismail Marzuki. Waktu itu sebutannya masih Bioscoop Garden Hall. Sebetulnya kami bisa saja naik becak. Tapi, Joris lebih suka berjalan kaki dan mengoceh apa saja sepanjang jalan. Film yang ditonton, tentu saja, jenisnya untuk anak-anak. Kadang saya merasa bosan. Tapi kata Joris, Mami yang nyuruh aku ngajak kamu menonton. Jadi harus mau. Saat itu banyak orangtua keluarga di Menteng yang mendorong anak-anak mereka menonton film-film anak yang bagus di bioskop untuk pendidikan. Yang bikin saya nggak tahan adalah ruangan bioskop yang pengap dan tanpa pendingin! Gelapnya saja sudah bikin saya takut. Masih ditambah gerahnya yang minta ampun. Seringkali saya duduk dengan putus asa tanpa memperhatikan film sama sekali. Sementara Joris dengan semangatnya menerangkan ini itu. Satu-satunya hal yang membuat saya bertahan menonton dengan Joris ia selalu memberi bonus dengan membelikan saya es krim di gerai es krim Tjan Njan, yang terletak di antara SMP I dan toko tas De Spin (sekarang jadi toko Laba-Laba). Joris sering juga membelikan es krim buat Mami dan Papi di rumah. Sering saya membandingkan diri saya dengan Joris. Saya cenderung nyeleneh dan seenak hati kalau melakukan apa pun. Tapi Joris sejak kecil sudah teratur. Tanpa merasa berat, dia sudah mendisiplinkan diri pada jadwal yang pasti. Susah menjadi orang seperti Joris, dan saya beruntung jadi adiknya. Dalam musik ada perasaan ajaib yang menguasai dan membebaskan sekaligus. [bersambung . . . ]
SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 --------------------------------- Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us. [Non-text portions of this message have been removed]