================================= Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" ================================= [EQ] CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL [Naga Legendaris INDONESIA] Oleh : Alberthiene Endah Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna [Naga belajar . . . sampai menutup mata] 18. Jadi Mick Jagger... Saya benar-benar mendarat di tanah Paman Sam! Gank Gipsy langsung berloncatan girang melihat saya datang. Selama seharian itu, saya beristirahat di mes kami. Rupanya sepanjang masa kerja, Gipsy mendapat fasilitas berupa sebuah unit apartemen di lantai... penthouse! Ya, di lantai penthouse! Rupanya Pertamina yang mengundang kami memang memiliki dana yang cukup untuk menyediakan fasilitas yang lebih dari layak. Apartemen super nyaman itu cukup dihuni enam sampai tujuh orang. Terletak di tengah kepadatan kawasan mewah Fifth Avenue di jantung kota New York. Di apartemen itu fasilitasnya komplet, dan perabotannya bagus. Saya mendapat tempat sekamar dengan Keenan. Semua berebut bercerita tentang pengalaman sensasional manggung di negeri rajanya musik dunia. Bayangan saya akan rasa minder dan takut manggung di sana luruh seketika. Semua menggambarkan hal yang sama. Kita dapat apresiasi bagus! mereka bercerita. Tempat yang menjadi arena manggung kami sebuah restoran yang dikelola oleh Pertamina. Ada sebuah hall di suatu gedung yang cukup besar yang dijadikan restoran, bernama Ramayana. Didirikan dengan tujuan agar masyarakat Indonesia di sana bisa mendapatkan makanan dan nuansa khas Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia pada warga Amerika. Pada perjalanannya, warga New York menjejali tempat ini. Barangkali lantaran nuansanya yang unik dan beraroma Timur. Konon, segmen pengunjungnya jelas. Mereka hanya mau mendengar musik yang dibawakan dengan perfek! Formula pertunjukannya terbilang unik. Berbeda dengan job di pub-pub Jakarta dengan kami satu-satunya hiburan sepanjang malam; di restoran ini, Kami manggung antara satu sampai dua jam. Kadang diseling dengan tarian atau atraksi musik tradisional. Otomatis, acara curi napasnya juga banyak. Malam kami selalu meriah dan hidup. Tak ada malam yang tidak dilalui dengan gairah bermain. Selain pegang bas, saya jadi backing vocal. Pertama kali manggung, saya benar-benar terkesima. Sambutan yang datang cukup luar biasa. Padahal menjelang main, saya deg-degan. Main di depan ratusan orang bule di negara mereka! Untuk bisa mendapat aplaus bagus, kami menghabiskan sepanjang siang dengan latihan. Keenan termasuk penggerak latihan yang penuh komitmen. Seingat saya, jadwal latihan kami sangat disiplin. Tak ada jadwal yang terlewat. Lagu-lagu yang dinyanyikan masih berkisar lagu-lagu top 40. Kami juga nguping radio-radio di sana untuk mengamati lagu-lagu yang sedang booming. Cara kami latihan? Musik diusahakan semirip mungkin, cara menyanyikan, cengkok suara, harmonisasi kor, semua harus sama dengan penyanyi asli. Ibaratnya, kalau saya harus menyanyikan lagu Satisfaction, ya saya harus jadi Mick Jagger! Prinsip kami, tampilan band harus seperfek aslinya. Dengan kondisi begitu jangan heran kalau kami bisa mengubah warna suara hanya dalam hitungan detik. Ibaratnya air, suara kami mengisi rongga mana saja yang perlu diisi. Saya sendiri sering kali harus bernyanyi dengan berteriak-teriak untuk menghasilkan sensasi suara grup Rolling Stones. Kalau bosan latihan, kami jalan-jalan. New York adalah sebuah tempat dimana saya tak perlu lagi berfikir akan berjalan kearah mana. Semua tempat menawarkan daya tarik yang kuat. Kami biasa berjalan-jalan tanpa tujuan. Naik taksi atau jalan kaki. Segala yang berbau musik jadi orientasi perjalanan saya. Paling sering saya bertandang ke toko kaset. Sebagian besar uang honor menyanyi habis untuk membeli piringan hitam. Koleksi piringan hitam The Beatles saya kumpulkan di masa-masa ini. Belanja lain-lain yang tak perlu, jarang sekali. Sayang duitnya. Kami kadang saling berseloroh, capek-capek kerja sampai ke Amerika, pulangnya harus bawa duit yang cukup buat menikahi cewek cantik! Teman jalan yang paling asyik adalah Keenan! Tak ada hari kosong tanpa ide jika sudah jalan dengannya. Kalau benar-benar susah tidur, kami berdua biasa pergi ke klub, lalu bermain bola meja, permainan khas Amerika. Pulangnya larut menjelang subuh. [bersambung]
SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 --------------------------------- Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. [Non-text portions of this message have been removed]