================================= Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" ================================= [EQ] CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL [Naga Legendaris INDONESIA] Oleh : Alberthiene Endah Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna [Naga belajar . . . sampai menutup mata] 26 Gebrakan Sang “Badai”! Dunia saya seperti menggeliat dan melebar. Terus melebar. Popularitas lagu Lilin-Lilin Kecil membuat nama saya praktis mulai didengar. Sys NS, Yockie dan Imran benar-benar sukses melakukan manuver pada album itu. Setelah dikemas ulang dan diubah posisi lagu-lagunya, album LCLR perdana itu menempati posisi puncak album terlaris di tahun itu. Saya bukannya tidak mengamati alasan sukses lagu ini. Melihat betapa dahsyatnya popularitas Lilin-Lilin Kecil dan kekuatannya dalam mendongkrak penjualan album, saya terdorong untuk menganalisis. Kesimpulan saya, kombinasi antara melodi yang menghanyutkan dan lirik yang romantis memungkinkan saya mengeksplorasi senjata andalan saya dalam bernyanyi: suara lembut. Sadarlah saya, bahwa ada kolaborasi yang penuh misteri di dalam lagu itu, yang belum tentu bisa didapatkan pada lagu-lagu lain, namun bisa diupayakan lagi jika saya mau. James, saya, dan nyawa lagu itu berjalan di titian yang sama. Itu kuncinya. Selebihnya adalah tangan dingin Sys dan Imran. Lagu ini bukan hanya meledak ke luar tapi juga meledakkan diri saya dalam rasa senang yang luar biasa. Saya seperti menemukan mutiara dalam diri saya. Satu kelebihan yang dulu tersekap oleh rutinitas menyanyi tanpa kesadaran arah, kini terbebaskan dan mendapatkan cahayanya. Proyek Guruh Gipsy yang sensasional jelas memberikan saya pengalaman besar dan menumbuhkan kepercayaan diri saya saat menyanyi solo. Sehingga, ketika saya menyanyikan lagu Lilin-Lilin Kecil, roh vokal saya sudah begitu “bulat” dan utuh. Popularitas lagu James F. Sundah ini bergulir seiring masih hebohnya pembicaraan orang mengenai proyek album Guruh Gipsy. Gebrakan yang memang terasa edan di tengah lazimnya kebiasaan bermusik yang dianut saat itu membuat banyak pengamat musik berasumsi bahwa personel-personel Guruh Gipsy kelak akan jadi sesuatu di kancah musik tanah air. Jelas, kondisi ini menempatkan saya pada posisi yang sangat menguntungkan sebagai pendatang baru. Ibaratnya tanaman, benih saya disemai di tanah yang bagus, disiram dengan air terbaik, dan disuburkan oleh pupuk berkualitas. Saya ditumbuhkan tanpa semprotan pestisida, sehingga warna dan kualitas asli saya tidak dibuat rusak. Saya harus mengakui bahwa ini merupakan satu keberuntungan besar. Sebab ada begitu banyak penyanyi atau rnusikus yang terperangkap dalam lingkungan atau komunitas yang kurang suportif, sehingga karier mereka tidak bisa berkembang. Saya tekankan di sini, bahwa di luar bakat dan tekad, “peta pertarungan” adalah hal yang tak bisa dianggap remeh. Peta yang secara efektif mampu memberikan perkembangan yang baik bagi karier mereka. Sebagian orang beruntung (termasuk saya) karena berada di tengah peta pertarungan yang menantang. Tapi sebagian orang perlu melakukan usaha keras agar bisa masuk ke dalam komunitas yang “menumbuhkan dengan positif” Sehingga bakat mereka tergosok baik dan kesempatan bagus pun datang. Lilin-Lilin Kecil praktis mengangkat nama saya ke jenjang popularitas. Hari-hari saya yang dulu dipadati dengan jadwal manggung membawakan lagu Barat dari kafe ke kafe, diskotek ke diskotek sudah berakhir. Sejumlah manggung solo dan menyanyikan lagu itu berdatangan. Kesempatan demi kesempatan datang menginingi nama saya yang merangkak naik perlahan. Hawa eksperimen agaknya tengah mengitari saya. Setelah sukses album Guruh Gipsy, Pramaqua Record mengajak saya rekaman tahun 1977 Mereka punya satu konsep yang ingin diterapkan pada saya. Sebuah album yang kembali mempertemukan saya dengan Yockie Suryoprayogo, musikus yang tengah naik daun dengan berbagai debutnya yang inovatif. Yockie saat itu baru saja merampungkan proyek musiknya dengan God Bless, lewat album Huma di Atas Bukit. Saat itu, Yockie sudah dikenal sebagai pemain keyboard sekaligus arranger yang cukup eksperimental. Tak banyak memasukkan unsur art rock ke dalam genre musik lain, tanpa saling merusak. Yocky seorang seniman musik yang idealis. Ia amat bersemangat menghadirkan musik yang mampu menjawab selera kalangan menengah atas Indonesia, yang saat itu lebih suka mengapresiasi musik barat. Sentuhan art rock pula yang diembuskan Yockie pada album kami mengawinkan unsur pop yang manis dengan entakan rock yang powerful. Proyek ini sangat terbantu dengan hadirnya Ian Antono pada gitar dan Teddy Sujaya pada drum. Yockie berkali-kali mengatakan, ia akan bereksperimen habis-habisan untuk menonjolkan karakter suara saya. [bersambung ] ... dapatkan buku "Chrisye : Sebuah Memoar Musikal" ini di TB. Gramedia.
SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 --------------------------------- Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. [Non-text portions of this message have been removed]