=================================
  Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" 
  =================================
  [EQ]
   
   
   
  CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL
  [Naga Legendaris INDONESIA]
  Oleh : Alberthiene Endah
   
   
  Bermimpilah,
  sebab harapan akan memberi hidup
   
  Berkaryalah,
  sebab seni akan memberi makna
   
  [Naga belajar . . . sampai menutup mata]
   
   
  40. Saya dihadapkan pada Layar Terbuka dan Kongkrit
   
  Mengobrol dengan Yanti, tiba-tiba saja saya seperti dihadapkan pada layar 
yang terbuka dan kongkret! Dengan Yanti saya seperti diajak melihat masa depan, 
bukan sebagai gambaran yang kabur. Tapi, nyata dengan segala baik-buruknya.
   
  “Ti, saya sering gamang melihat musik sebagai masa depan. Saya cinta sekali 
sama musik. Tapi, sekaligus takut melihat jalan ke depan. . . .“ Saya mulai 
curhat.
   
  “Kenapa harus khawatir berlebihan memutuskan musik sebagai masa depan?” ujar 
Yanti waktu itu. “Saya sih yakin, apa pun, kalau kamu menjalaninya dengan fokus 
dan sungguh-sungguh, tidak mungkin tidak menghasilkan sesuatu,” tambahnya lagi.
   
  Yanti membuat pikiran saya terbuka. Cara pandang saya tentang musik dan masa 
depan mendapat pencerahan baru. Saya tidak lagi hanya menyimpan was-was di 
kepala untuk kemudian merasa diburu tuntutan sukses. Tapi, Yanti menyarankan 
satu pemikiran yang lebih rileks tapi penuh tanggung jawab.
   
  “Apa pun, dalam seni, pelakunya tidak boleh menjalani dengan rasa tertekan 
atau ditunggangi beban. Bahwa kesejahteraan hidup memang harus dipersiapkan, 
tak lepas dari pengaruh Yang Di Atas. Rejeki sudah diatur Tuhan. . . .“ ini 
kalimat Yanti yang saya suka.
   
  Kami pacaran tanpa memproklamirkan perasaan cinta. Ya, bayangkanlah, seorang 
musikus cuek dan lempeng seperti saya pacaran dengan sekretaris sibuk yang 
penuh jadwal. Acara pacaran kami benar-benar jadi “proyek” yang seperti tak 
penting. Tak ada yang namanya acara mesra spesial dengan makan malam romantis, 
misalnya. Tak ada juga acara nonton film di bioskop atau jalan-jalan di tempat 
yang efektif menyemaikan romantisme.
   
  Saya dan Yanti pacaran di sela pekerjaan. Gambaran pacarannya jauh dari 
bayangan kemesraan pacaran yang wajar. Kami hanya ngobrol. Itu saja. Tapi, 
dampaknya dahsyat buat perasaan saya. Namun, sampai sebegitu jauh, belum ada 
tanda-tanda menuju ke arah yang lebih serius. Tetap saja saya adalah seorang 
Chrisye yang kebanyakan pertimbangan. Dan hasil akhirnya, saya tetap takut 
menikah!
   
  Hebatnya, Yanti pun bukan tipe wanita yang melankolis dan banyak tuntutan. 
Dia sama sekali tidak pernah meributkan pernikahan. Jangankan menikah, bahkan 
rasanya dia juga siap kalau suatu saat hubungan kami terhenti. Kami benar-benar 
sepasang sejoli yang tak punya obsesi berlebihan terhadap hubungan pacaran. 
Cuek banget!
   
  Saya baru merasakan kehilangan yang amat sangat ketika Yanti memutuskan 
pindah bekerja. Ia bekerja di sebuah hotel bintang lima di Bali!
   
  Waktu dia mengatakan ini, saya sudah mulai kesemutan. Terbayang, tak ada 
teman mengobrol lagi di rumah Guruh.
   
  “Kamu serius?”
  Dia mengangguk mantap. Saya pura-pura tegar. Gengsi juga melarang dia kerja 
di Bali.
  Dan, akhirnya, Yanti memang benar-benar pergi. Seminggu, dua minggu, tiga 
minggu, saya mulai kelabakan! Baru kali itu saya merasakan kehilangan yang amat 
sangat terhadap teman dekat wanita! Rasanya nggak enak. Panas - dingin dan 
serba salah. Saya mulaj sadar akan sesuatu hal yang tidak bisa saya tampik! 
Saya benar-benar membutuhkan Yanti ada di dekat saya!
  Saya segera menyusul ke Bali!
   
  Sebuah pertemuan yang benar-benar menggugah perasaan. Rasanya seperti 
dipertemukan dengan sesuatu yang benar-benar hilang! Yanti sendiri bingung 
melihat perubahan sikap yang barangkali terlihat mengejutkan di diri saya. Dan 
Chrisye yang cool dan terkesan tak punya passion, mendadak jadi seorang pria 
yang seperti anak kecil merindukan mainan! Emosional sekali.
   
  Saya tak buang waktu lagi dan menyingkirkan jauh-jauh rasa gengsi saya.
  “Yanti, kalau kamu pulang ke Jakarta, kita menikah saja. . . .“ kata saya.
   
  Yanti melongo!
    
  _______
   
  Baru kali ini saya merasakan kehilangan yang amat sangat
  terhadap teman wanita!
  Rasanya nggak enak. Panas-dingin dan serba salah.
  Saya mulai sadar akan sesuatu hal yang tidak bisa saya tampik!
  Saya benar-benar membutuhkan Yanti ada di dekat saya!
   
  _______
   
  [bersambung]


    
  SONETA INDONESIA <www.soneta.org>

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


       
---------------------------------
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to