KOMPAS
Jumat, 07 September 2007

 
Kerja Sama
China Ajak Muslim Indonesia Kembangkan Perdamaian 




Beijing, Kompas - Islam merupakan salah satu agama yang diakui di China. Umat 
Islam di China bersama dengan umat agama lain selalu mengembangkan perdamaian. 
Karena itu, China mengajak Muslim Indonesia untuk juga mengembangkan kerukunan 
antarumat beragama dan antarbangsa serta menumbuhkan perdamaian. 

Ajakan itu disampaikan Direktur III Kementerian Urusan Administrasi Keagamaan 
China Guo Chengzhen saat menerima delegasi Partai Amanat Nasional (PAN) di 
Beijing, Kamis (6/9). 

Delegasi PAN dipimpin Ketua Umum Soetrisno Bachir yang berada di China hingga 
Selasa mendatang. Selain bertemu dengan sejumlah pejabat Pemerintah China, 
delegasi PAN juga berdialog dengan pengurus Partai Komunis China dan komunitas 
Muslim di China. 

Selain Islam, Guo menjelaskan, Pemerintah China juga mengakui keberadaan agama 
Buddha, Katolik, Kristen, dan Tao. China tak melarang rakyatnya beragama dan 
mengembangkan agamanya. Bahkan, menurut dia, umat beragama di China secara 
bersama-sama terus mengembangkan perdamaian, kerukunan, dan kerja sama. 

Umat Islam di China, lanjut Guo, bisa bekerja sama dengan umat beragama lain. 
Pengajaran agama Islam pun sudah menggunakan bahasa Mandarin sehingga Muslim 
China tidak berbeda dengan rakyat China lainnya. Menurut Guo, Islam berkembang 
di China selatan. 

"Memang sempat muncul sebagian Muslim China yang ingin mengembangkan garis 
keras. Tetapi, mereka tidak diterima oleh umat Islam China lainnya. Jihad di 
China diartikan sebagai baik hati dan berbuat baik," ujar Guo. 

Soetrisno Bachir mengatakan, umat Islam adalah penduduk mayoritas di Indonesia. 
Mayoritas Muslim di Indonesia pun mengutamakan kerukunan dan perdamaian. Hanya 
sedikit Muslim di Indonesia yang bersifat garis keras dan mereka juga tidak 
sepenuhnya bisa diterima oleh umat Islam lainnya. 

Ketua Umum PAN juga mengajak Muslim di China, dan juga rakyat China, untuk 
terus mengembangkan kerja sama, kerukunan, dan perdamaian antarumat dan 
antarbangsa. (TR

Kirim email ke