http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=40214
Rumah Sakit Abaikan Pasien Miskin (13 Sep 2007, 32 x , Komentar) LKMI HMI Desak Menkes Mundur MAKASSAR -- Lembaga Kesehatan Mahasiswa Indonesia (LKMI) HMI Cabang Makassar Timur menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Sulsel, Rabu 12 September. Mereka prihatin dengan buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya kepada rakyat miskin.Berdasarkan temuan LKMI, saat ini banyak rumah sakit yang mempersulit atau bahkan mengabaikan pasien miskin. Padahal, pemerintah pernah mengeluarkan kebijakan bahwa pasien miskin bisa dilayani di RS cukup dengan memperlihatkan surat keterangan miskin dari pemerintah setempat. Ketua Umum LKMI HMI Cabang Makassar Timur Dede Asep, mengatakan pihaknya sudah berkonsultasi kepada Dinas Kesehatan Sulsel soal ini. Informasi yang diperoleh, program pelayanan rakyat miskin masih tetap berlaku hingga kini. Kepada Fajar, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Muhadir, membenarkan hal tersebut. Muhadir menjelaskan, pasien miskin yang berobat ke rumah sakit harus memperlihatkan kartu BLT (Bantuan Langsung Tunai). Jika tidak punya, bisa menggunakan surat keterangan miskin. Menurut Dede, kasus buruknya pelayanan kepada rakyat miskin itu hanya salah satu contoh. Banyak lagi keganjilan dalam pengelolaan masalah kesehatan di Indonesia. Tahun 2008, misalnya, pemerintah hanya mengalokasikan dana sebesar 2,3 persen dari total APBN untuk sektor kesehatan. "Terus terang ini sangat mengecewakan. Keadaan ini diperparah dengan tidak meratanya anggaran kesehatan untuk setiap daerah. Dana yang dialokasikan untuk promotif dan preventif juga amat terbatas," tambah Dede. Belum lagi soal sumber daya kesehatan yang belum memadai. Harga obat juga masih dirasakan terlalu mahal. Program pemberdayaan masyarakat melalui Posyandu juga belum berjalan maksimal. "Konsekuensinya Menteri Kesehatan harus mundur dari jabatannya," kata Dede. Desakan mundur itu disampaikan LKMI HMI melalui faksimili ke kantor Departemen Kesehatan, kemarin. Anggota Komisi III DPRD Sulsel Prof H Jalaluddin Rahman yang memfasilitasi mahasiswa mengaku memahami keprihatinan LKMI HMI tersebut.(