Refleksi: Bagus begini seperti KI Hasyim Musadi, ketua PBNU yang berterus 
terang menyatakan pendapatnya, tanpa putar-memutar silaf lidah.

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=305087

     
            Senin, 24 Sept 2007,

            Stop Internasionalisasi Masalah Domestik 





            Banyak pihak yang gembira dengan adanya intervensi asing dalam 
penanganan kasus HAM dan korupsi di Indonesia. Itu disebabkan pemerintah 
dinilai kurang berkomitmen dalam menyelesaikan sejumlah kasus hukum, seperti 
pembunuhan Munir dan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto. 

            Tetapi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Hasyim 
Muzadi berseberangan pendapat. Hasyim justru minta bangsa Indonesia tidak 
selalu membawa masalah dalam negeri ke dunia internasional. 

            "Jangan menginternasionalkan masalah-masalah internal keluarga 
bangsa, seperti masalah Pak Harto dan Munir," ungkapnya di Jakarta kemarin 
(23/9). Menurut dia, internasionalisasi sejumlah masalah dalam negeri dapat 
menurunkan martabat bangsa. Juga, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang 
selalu berada dalam pengaruh asing.

            Kasus paling gres ialah korupsi mantan Presiden Soeharto. Menurut 
Hasyim, masalah itu bisa diselesaikan di internal pemerintah. Karena itu, pihak 
asing tak perlu terlibat dalam kasus mantan presiden kedua tersebut.

            "Urusan Pak Harto dengan keputusan MA adalah masalah hukum 
domestik, tak perlu campur tangan PBB atau Bank Dunia," tegasnya. 

            Kasus pembunuhan aktivis HAM Munir juga menjadi perhatian Hasyim. 
Mantan ketua PW NU Jawa Timur tersebut mengatakan telah terjadi pembiasan isu 
yang merembet keluar konteks hukum. "Masalahnya merembet ke mana-mana. Tidak 
fokus dan semakin kabur karena ada kepentingan orang asing," jelas pengasuh 
Pondok Pesantren Al-Hikam itu.(cak/tom
           
     

Attachment: 1190565297b
Description: Binary data

Kirim email ke