Apanya Yang Salah dari Suharto yang Mengkudeta Bung Karno ????

> "Umar Said" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pertama-tama propaganda hitam Orba pada 1965 dimulai dengan 
> menyerang Gerwani habis-habisan sebagai bagian dari serangan 
> terhadap PKI. Rusaknya nama dan porak porandanya organisasi 
> perempuan ini berarti rusak dan lumpuhnya separo organisasi kiri 
> Indonesia. Setelah itu dilakukan serangan fisik terhadap PKI dan 
> seluruh organnya sebagai bagian penumpasan lebih lanjut pada 
> 1965/1966. 
> 


Suharto memang harus ditangkap dan dihukum mati untuk kesalahan
korupsi besar2an dan pembunuhan2 maupun penculikan2 yang dilakukannya.
 Kesalahan Suharto bukan dalam kaitan penumpasan G30S ataupun
mengkudeta Bung Karno.

Bung Karno sendiri juga harus diadili untuk korupsinya.  Meskipun
jumlah yang dikorupsi Suharto jauh berlipat lebih besar dari yang
dikorupsi Bung Karno, tetap saja Bung Karno adalah seorang Koruptor
besar yang merugikan dan menjerumuskan rakyatnya sendiri dalam jurang
penderitaan yang tidak ada jalan keluarnya.  Masalah besar kecilnya
jumlah yang dikorupsi bukan menjadi ukuran penting dalam hal ini
karena dimasa Bung Karno terjadi embargo dunia internasional terhadap
Indonesia sehingga negara RI ini sangat miskin, rakyatnya juga miskin,
perdagangan export-import lumpuh total, wajar kalo tak ada yang bisa
korupsi besar2an seperti yang dilakukan Suharto.  Lalu kenapa kita
harus lebih bersimpati kepada Sukarno katimbang Suharto???  Sama2,
lebih baik tak usah kita bersimpati kepada kedua koruptor ini,
keduanya tidak berharga untuk kita hormati.

Propaganda Suharto yang menyerang dan men-jelek2an organisasi2
pendukung Bung Karno adalah wajar2 saja karena tujuannya adalah
mengkudeta Bung Karno.  Jadi dalam hal ini sama sekali bukan berita
rahasia.  Pada waktu kejadian itu saya adalah siswa SMA VI Bulungan,
kita didatangi mahasiswa2 UI berjaket kuning yang mengajak para siswa
SMA VI dan SMA XI untuk ikut dalam demo2 menggulingkan Sukarno.  Para
mahasiswa juga tidak puter lidah lama2, mereka dengan jelas2an
menyatakan bahwa tujuan demo itu adalah menurunkan Sukarno dari
jabatannya sebagai Presiden seumur hidup, sama sekali tidak menipu,
dan benar2 bertujuan untuk menggulingkan presiden Sukarno.  Pada saat
demopun, berulang kali para mahasiswa berusaha menemui Bung Karno
untuk membujuk agar beliau mengundurkan diri.  Sukarno menolak ketemu,
dan juga menolak mengundurkan diri.

Meskipun Suharto selalu menyebutkan SP 11 Maret itu konstitusionil,
namun dia tidak pernah memperdebatkan mereka yang tetap menuduhnya
melakukan Kudeta.

Bahkan Suharto tidak pernah atau mengabaikan tuduhan bahwa gerakannya
itu dibacking CIA.  Dia tidak pernah menyangkal kalo Amerika dan CIA
berlibat membantu dirinya, atau dia memang diorbitkan oleh Amerika dan
CIA.

Suharto tidak sama sekali merasa tuduhan2 kudeta ataupun antek CIA
Amerika sebagai mencemarkan nama baiknya.  Kita semua bisa membaca
lagi bagaimana Suharto tidak pernah menuntut mereka yang menuduhnya
melakukan kudeta atau menuduh dirinya sebagai kaki tangan Amerika.

Oleh karena itu sangatlah mengherankan kalo ada orang yang terus
menerus dengan gencar menceritakan masalah2 yang sudah meluas
diketahui rakyat di Indonesia.

Melakukan kudeta bukanlah hal yang tabu, juga tidak diharamkan dalam
agama.  Menjadi agen CIA ataupun menjadi antek Amerika masih lebih
baik katimbang nasibnya menjadi antek Russia ataupun China Komunis. 
Saya masih segar ingatannya bagaimana Bung Karno berpidato dimuka
rakyat Indonesia pasca pembunuhan jenderal2 setelah G30S tsb, dia
dengan lantang menuduh Amerika CIA berada dibelakang semua kejadian
ini dalam mendongkel dirinya.  Namun tuduhan Bung Karno sama sekali
tidak mendapatkan response yang diinginkannya, tidak ada demo2 anti
Amerika seperti yang mungkin diingin Bung Karno.  Secara politik
seharusnya khan Bung Karno menggerakkan massa untuk mendukung dirinya
dengan demo besar2an anti-Amerika.  Dan memang ada demo2 yang
mendukung Bung Karno pada saat itu, namun dibandingkan demo2 yang
mendukung Amerika dan Suharto sangatlah jauh lebih meriah, lebih
mendapatkan sambutan rakyat di Indonesia.

Pada saat kejadian G30S itu saya adalah pendukung Bung Karno meskipun
saya tidak berani terang2an karena orang2 dan masyarakat disekitar
saya semuanya lebih meng-elu2kan pak Harto.  Bahkan teman2 saya yang
juga pendukung Bung Karno sama halnya dengan saya, tidak berani
berterang karena memang kenyataan opini masyarakat lebih didominasi
mereka yang sudah bosan dengan kondisi ekonomi dibawah Sukarno. 
Rakyat banyak mengharapkan turunnya Sukarno dan naiknya Suharto akan
membawa perobahan yang lebih baik.  Dan memang, perobahan kontras
benar2 menjadi kenyataan, saya tidak lagi anri beras setiap minggu,
tidak lagi antri textil yang waktu itu cuma ada satu merek saja yaitu
"Ratatex" perusahaan textil milik Negara.  Saya juga tidak lagi antri
minyak tanah, tidak lagi antri minyak goreng.

Bagi saya, Suharto bersalah karena melakukan korupsi besar2an, tapi
dia tidak bersalah dalam hal melakukan kudeta.  Memang sudah
seharusnya Suharto melakukan kudeta dan untuk ini tidak bisa
disalahkan.  Dan dilain pihak Sukarno memang sudah seharusnya
dijungkalkan dengan kekerasan militer karena telah merekayasa dirinya
untuk menjadi presiden seumur hidup.

Saya benar2 heran, apakah isi pesan sebenarnya yang ingin disampaikan
oleh tulisan2 pak Umar Said ini seputar G30S ???  Seharusnya pak Umar
Said membuat tulisan2 yang merupakan opini yang bisa menjadi
pertimbangan para pembaca.  Karena kalo hanya Suharto kudeta, ok,
benar dia kudeta, so what?  TNI-AD terlibat, juga ok, so what? 
CIA-Amerika ada dibelakang layar, juga ok, so what?  Semua itu lalu
dimana kesalahannya ???

Setelah saya banyak membaca berbagai operasi CIA diseluruh dunia, saya
bahkan menyimpulkan, bahwa tentara yang tak dikenal yang mengepung
diseputar istana negara pada saat kejadian pada tanggal 30 September
malam, kesemuanya bukan tentara RI, bukan anggauta ABRI, bukan TNI-AD,
bukan pasukan pak Harto, juga bukan pasukan PKI, juga bukan pasukan
simpatisan PKI, bukan pasukan LetKol Untung, pasukan itu adalah
pasukan Amerika yang berseragam ABRI, pasukan khusus Amerika yang
menggunakan seragam TNI-AD se-olah2 pasukan Diponegoro.

Kenapa saya berkesimpulan demikian???  Kalo benar yang mengepung itu
adalah pasukan pak Harto ataupun pasukan ABRI lainnya, maka setelah
Bung Karno berhasil diselamatkan, tidak mungkin Bung Karno berdiam
diri tanpa tindakan apa2 seperti itu, Bung Karno pasti menggerakan
pasukan ABRInya untuk menangkap semua pengepungnya.  Hingga detik ini,
andaikan Sukarno, Nasution, bahkan ke 7 jenderal yang mati itu
semuanya hidup kembali untuk ditanyai pasukan yang mengepung itu
pasukan siapa???  Tak ada satupun yang bisa menjawab dan tidak ada
satupun yang mengenal pasukan itu.

Saya banyak sekali membaca operasi2 CIA secara global, terutama sekali
operasi di Amerika latin, dimana dalam setiap kejadian kudeta yang
terjadi di Amerika latin, Amerika secara rahasia memasukkan pasukan
khususnya yang kesemuanya adalah orang2 Amerika Latin juga, berbahasa
sama dengan bahasa negara tsb.  Juga tentara yang mengepung Istana
negara disaat G30S tsb, boleh jadi adalah tentara Amerika yang
kesemuanya kelahiran Indonesia yang dilatih menjadi tentara Amerika
yang masuk ke Indonesia dengan seragam ABRI.

Demikianlah, setelah kejadian malam G30S tsb, pasukan tsb mengundurkan
diri kesuatu tempat untuk cuma ber-jaga2 membacking pasukan yang
belakangan dikerahkan pak Harto.  Itulah sebabnya Bung Karno impoten,
tak berani menggerakkan satupun pasukannya.  Padahal, keseluruhan
pasukan ABRI beserta jenderal2nya boleh dikatakan berada dibelakang
Bung Karno dan sama sekali tidak ada yang mendukung pak Harto. 
Melalui perjalanan waktu itulah pak Harto kemudian membujuk beberapa
jenderal2 untuk mendukung gerakannya hingga berakhir pada SP 11 Maret.

Terlalu kecil, dan terlalu lemah posisi Suharto bersama pasukannya
kalo mau dibandingkan dengan pasukan maupun pendukung Bung Karno. 
Anehnya, kenapa mereka semua diam saja???  Bahkan cakrabirawa yang
mengawal Bung Karno bisa dengan mudah dibubarkan begitu saja, tak ada
sedikitpun perlawanan ???  Masuk akalkah kejadian seperti itu ??? 
Jelas tidak mungkin.  Kemungkinannya cuma satu, yaitu pasukan Amerika
sudah masuk dengan persenjataan lengkap dan modern, jumlahnya mungkin
cuma satu batalyon, atau mungkin hanya satu kompi.  Meskipun sedikit
jumlahnya, daya hancurnya besar sekali, dan setiap detik Armada ke 7
yang memberi dukungan terhadap gerakan ini bisa dihadirkan.  Itulah
sebabnya, Bung Karno tidak memberi response perlawanan sedikitpun juga
selain cuma berpidato yang tidak mendapatkan response para pendukungnya.

Demikianlah, Suharto kemudian menggerakan demonstran Kappi dan Kami,
dan saya berada dalam demonstrasi tsb, dan dengan mata kepala saya
sendiri saya menyaksikan bahwa homebase demonstrasi pelajar dan
mahasiswa itu berpangkalan didalam kedubes Amerika.  Saya masuk
kedalam kedubes Amerika diberi minuman segar yang di-bagi2kan oleh
pegawai2 Kedubes.  Jadi keterlibatan Amerika-CIA dalam penggulingan
Bung Karno bukanlah rahasia, dilakukan terang2an dimana semua rakyat
tahu.  Sewaktu marak2nya demo itu, saya cuma nongkrong di kedubes
Amerika saja karena mendapatkan minuman segar dan juga makanan kecil,
bahkan sewaktu saya pulang ke kebayoran, ada bus khusus yang
mengantarkannya.

Bung Karno dengan ber-api2 mencaci maki Amerika, nekolim, dll dimuka
para demonstran para pelajar dan mahasiswa, sementara para demonstran
keluar masuk dengan bebasnya ke kedubes Amerika di jalan Merdeka itu.
 Apakah Bung Karno tidak tahu bahwa semua demo itu dibiayai oleh
kedubes Amerika ???  tidak mungkin bukan???  Kalo memang Bung Karno
itu benci sama Amerika, menuduh Amerika begini dan begitu, kenapa pada
saat itu dia tidak menggerakan pasukan ataupun polisi untuk menutup
kedubes Amerika dan mempersona gratakan dubesnya yang waktu itu
Marshal Green????  Lucu bukan ?????

Udah saya bilang, Drama G30S bukanlah rahasia lagi, 100% merupakan
pertunjukkan panggung yang disutradarai Marshal Green, tidak ada yang
aneh, bahkan CIA juga sudah merelease tentang daftar nama anggauta2
politbiro PKI yang harus dibunuh !!!!  Apakah Bung Karno enggak tahu
siapa2 yang merupakan agen CIA???  jelas tidak mungkin, Bung Karno
tahu se-detail2nya tentang aktivitas CIA di Indonesia karena dia
sendiri adalah juga pernah dibayar oleh CIA.  Sukarno menikahi Dewi
bukan karena kecantikan Dewi, bukan karena kekayaan Dewi, melainkan
karena Dewi adalah agen CIA.  Dan melalui Dewi juga, Sukarno berusaha
berdamai dengan CIA.  Bung Karno diperalat CIA untuk proyek2 CIA di
Afrika, Arab, dan juga di China maupun VietNam.  Namun CIA merupakan
organisasi Amerika yang sangat ketat management-nya, semua kaki tangan
CIA yang diangkat jadi presiden disebuah negara harus mempersiapkan
penggantinya dan harus mundur dalam waktu kurang dari 15 tahun. 
Sukarno menolak mengundurkan diri, dia bertahan dan berusaha untuk
menjadi presiden seumur hidup.  Perbuatan Sukarno mengacaukan operasi2
CIA diberbagai negara, terutama di China dan VietNam.  Demikianlah,
dengan tergulingnya Sukarno, Amerika berhasil menyelesaikan urusannya
di VietNam dan di China.  Sekarang kita sama2 menyaksikan bahwa
pengaruh Amerika di VietNam dan China berhasil didominasi 100%.







Kirim email ke