Refleksi: Masyaalloh! 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/01/nus04.html

Korban Gempa Masih Saja Mengeluh Soal Bantuan

Oleh
Purwandi


Padang - Susan (35), warga Jambatan Luak, Kecamatan Linggo Sari Baganti, 
Kabupaten Pesisir Selatan menatap pilu bangunan rumahnya yang porak poranda 
digoyang gempa 12 September lalu. Rumah permanen yang baru dibangunnya tiga 
bulan lalu, sudah tinggal puing.
Kesedihannya semakin menjadi-jadi manakala bantuan yang datang cuma numpang 
lewat saja di depan hidungnya. Kendati mobil yang lalu lalang di tendanya 
mengungsi, mengangkut berkardus-kardus mi instan, air mineral dan beras. 


Kalaupun ia mendapat bantuan sejak gempa, itu pun cuma pelepas tanya. Kalau ada 
orang bertanya, sudah dapat bantuan, dijawab sudah. Padahal, yang diterimanya 
hanya satu tekong (kaleng susu) beras, satu bungkus mi instan dan satu gelas 
air mineral."Memang sebanyak itu yang kami terima, tidak lebih. Semua orang 
tahu, saya dan warga tempat kami tinggal ini yang juga korban gempa," ujarnya. 


Bantuan yang lewat lebih banyak didistribusikan ke kampung sebelah yakni Koto 
Kareh. Memang di kampung tersebut, lebih banyak bangunan yang rusak akibat 
gempa. Tetapi, itu bukan jadi alasan. Sama halnya dengan Rohana (60), warga Air 
Haji. Ia sejak gempa terjadi baru menerima bantuan satu tekong beras, satu mi 
instan dan satu gelas air mineral. Padahal, ia tahu, bantuan begitu banyaknya 
mengalir ke daerahnya.


Sejak ia menghuni salah satu posko bencana, hanya itu bantuan yang ia dapat. 
Sudah berulang kali ia bersama penghuni posko yang lain melakukan protes, tapi 
tidak juga mendapat tanggapan. Ia berkeyakinan, apa yang dikeluhkan masyarakat 
korban itu benar adanya. Tidak mungkin di bulan Ramadan ini, warga berdusta. 
Bisa rusak pahala puasa mereka nanti. Kalau tidak percaya, ia mempersilakan 
pejabat pemerintah untuk turun ke posko melihat langsung kondisi para pengungsi.


Merin salah seorang relawan kepada SH mengatakan, saat ini muncul rasa kecewa 
masyarakat terhadap pemerintah. Ada bantuan yang selayaknya mereka terima, 
tetapi tidak juga didapat. Malah, ada oknum yang sengaja mendahulukan 
memberikan bantuan kepada warga kampungnya, tetangga maupun orang terdekat.


Banyak warga yang tidak puas dengan kerja petugas di posko. Ketidakpuasan 
mereka terutama dalam hal pendistribusian bantuan. Mereka sudah saling curiga 
dengan yang lain. Selain persoalan logistik, masyarakat juga berharap bantuan 
pemerintah untuk memulihkan kondisi bangunan seperti dulu segera turun. Jangan 
berlama-lama seperti korban gempa 6 Maret 2007 lalu.

Tak Butuh Bantuan 
Salah seorang petugas posko di Air Haji menyesalkan sikap para pengungsi yang 
seolah-olah tidak diperhatikan. Padahal, bantuan sudah mereka nikmati. Tapi, 
herannya, banyak yang mengaku-ngaku belum kebagian bantuan. "Baru saja kami 
berikan bantuan, sekarang malah menggerutu. Saya tidak habis pikir dengan sikap 
mereka. Padahal, sudah banyak bantuan yang kami salurkan, mengapa tidak cukup 
juga," tuturnya. 


Langkah yang diambil Syamsul (60) ini patut ditiru oleh korban gempa yang lain. 
Ia tidak terlalu berharap benar dengan bantuan dari pemerintah. Ia sudah 
mengambil contoh dengan gempa 6 Maret 2007 dimana bantuan yang dijanjikan tidak 
juga pernah turun. "Biarlah saya bangun sendiri rumah kembali. Tidak perlu 
pemerintah berjanji memberikan bantuan," tuturnya.

Kirim email ke