KOMPAS Sabtu, 10 November 2007 Komnas HAM Telusuri Lagi Hilangnya Aristoteles
Jakarta, Kompas - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berencana membuka kembali kasus hilangnya Aristoteles Masoka, sopir Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay. Pertimbangannya, meskipun sidang pembunuhan Theys telah usai, masalah hilangnya Aristoteles sampai saat ini belum jelas. Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, Jumat (9/11) di Jakarta, menjelaskan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) segera membuka berkas- berkas kasus Theys dan peradilan yang telah dilakukan. "Penghilangan orang merupakan kejahatan. Selain itu, Komnas HAM juga sudah menerima pengaduan dari keluarga Aristoteles. Yang lebih penting lagi, Aristoteles adalah saksi kunci misteri pembunuhan tokoh Papua itu," kata Ifdhal. Ia menambahkan, Komnas HAM merasa bertanggung jawab menelusuri keberadaan Aristoteles. "Kini kami masih mempelajari berkas pengaduan keluarga Aristoteles. Selanjutnya, membentuk tim kecil untuk mengungkap misteri pembunuhan Theys sekaligus kasus hilangnya Aristoteles," demikian Ifdhal. Kembalikan Di Jayapura, ayah Aristoteles, Yonas Masoka, mengimbau pihak yang bersangkutan mengembalikan anaknya, jika masih hidup. "Apabila Aristoteles sudah meninggal, kami meminta diberi tahu letak pusaranya. Kami ingin mengambil tulang-belulang anak kami agar bisa dimakamkan secara layak. Yang melakukan penculikan dan pembunuhan (Theys) adalah aparat keamanan, maka secara tidak langsung negara bertanggung jawab terhadap keberadaan Aristoteles?" katanya Yonas juga menekankan, kasus hilangnya Aristoteles tidak tersentuh hukum. "Dalam perkara (penculikan dan) pembunuhan Theys ada persidangan. Tetapi, kasus hilangnya Aristoteles tidak terungkap. Padahal pembunuhan Theys dan hilangnya Aristoteles adalah satu kesatuan peristiwa," tutur Yonas. (ROW