Refleksi: Kalau presiden tidak mau menyelesaikan dengan membisu, atau "only 
talk no action", karena bila terbongkar obyektivitasnya mungkin bisa 
memperburuk wajah NKRI, lantas bagaimana? Kasus orang dihilangkan, kasus Munir 
diracun, hingga kini tak kunjung diselesaikan.

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/11/10/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
6 Tahun Kematian Theys
Presiden Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM di Papua

[JAYAPURA] Solidaritas Untuk Korban Pelanggaran Hak Asasi Manu- sia (SikaP-HAM) 
mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla melalui 
Komisi Nasional (Komnas) HAM membentuk Tim Komisi Penyelidik Pelanggaran (KPP) 
HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di Tanah Papua. 

Salah satunya, diharapkan mencari fakta tentang keberadaan Aritoteles (Ari) 
Masoka, pengemudi Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), Theys Hiyo Eluay yang 
meninggal akibat tindakan kekerasan aparat keamanan pada 10 Nopember 2001 di 
Jayapura. 

Demikian pernyataan pekerja HAM yang dibacakan Koordinator Survivar Abepura, 
Fred Wesaraak di Kantor Kontras Padang Bulan, Abepura, Jayapura, Papua, Jumat 
(9/11). 

Pernyataan itu merupakan pemikiran bersama dari Perhimpunan Bantuan Hukum 
Indonesia (PBHI), Kontras Papua, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua, Sekretariat 
Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Jayapura, Komunitas Surviror Abepura 
(KSA) dan Font Nasional Mahasiswa Pelajar Papua (FNMP) di Jayapura. 

Walaupun kasus kematian Theys berlangsung pa- da 6 tahun silam, namun hingga 
saat ini belum ada ke- pastian. Oleh karena itu SikaP-HAM mempertanyakan 
keberadaan Ari terkait kasus penculikan dan pembunuhan Theys. Ditandaskan 
hilangnya Ari masih menjadi misteri. "Pekerja HAM di Papua mendesak Presiden 
Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla menuntaskan masalah pelanggaran HAM di Tanah 
Papua se- perti diamanatkan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi 
Khusus bagi Provinsi Papua," katanya. 


Meminta 

Sementara itu, Keluarga Besar Masoko yang diwakili ayah Ari, Yonas Masoka 
meminta Presiden Yudhoyono melalui Komnas HAM menyelesaikan kasus tersebut. 
"Jika Theys diungkap kasusnya, kenapa anak saya tidak diusut. Sampai saat ini 
belum jelas keberadaannya. Apakah dia sudah meninggal atau tidak. Kalau 
meninggal di mana tulang- belulangnya," ujar Yonas. 

Ditandaskan, hilangnya Ari tidak bisa dipisahkan dari kasus kematian Theys. 
Pasalnya, saat itu Aristoteles sedang menyetir mobilnya Theys. 

Namun, sampai saat ini tidak jelas keberadaannya. Oleh karena itu, Yonas 
meminta kepada Presiden Yu- dhoyono melalui Komnas HAM Papua dan pihak- pihak 
terkait membentuk Tim KPP-HAM untuk mencari keberadaan Ari. 

Sementara itu, Koordinator Divisi Investigasi dan Monitoring Kontras Papua, 
Timotius Murib menegaskan, kasus Aris harus dituntaskan Presiden Yudhoyono. 

"Sebagai pekerja HAM, kami melihat Theys sebagai tokoh pembela kemanusiaan," 
tandasnya. [ROB/W-8] 


Last modified: 10/11/07 

Reply via email to