http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=43042&ik=3
Gadis Erotis Laris Sabtu 29 Desember 2007, Jam: 9:48:00 JAKARTA (Pos Kota)-Gadis-gadis berusia 20-an bahkan belasan tahun dengan berpakaian minim bermunculan mengiringi musik berjenis house. Ditingkahi irama musik memekakkan telinga, mereka menari erotik. Berbagai model hubungan intim diperagakan. Hanya celana dalam g-string yang tersisa begitu lagu terus berganti-ganti. Tak hanya pria yang bersorak-sorai girang, sejumlah cewek-cewek belia ikut hanyut dalam tawa dan teriakan. Pamer aurat tersebut berlanjut dengan aksi cewek-cewek tersebut mendatangi pengunjung. Uang yang menjadi sasaran. Mereka merelakan duit saweran dimasukkan di balik celana dalam. Tarian dara-dara berpakaian ala Tarzan seperti itu hampir setiap malam menjadi suguhan di sejumlah kawasan hiburan, termasuk di di kawasan Mangga Besar, Mangga Dua, Pangeran Jayakarta, Menteng, dan lainnya. Sejumlah hotel yang di dalamnya terdapat kafe, juga menampilkan tarian ini. Sajian striptease, yang biasanya ditampilkan ketika waktu beralih dari malam ke pagi, tepat pukul 12:00, menjadi daya tarik luar biasa. Pengunjung membludak hingga begitu banyak yang tak kebagian tempat duduk. Tarian ini yang dipastikan meramaikan tempat-tempat hiburan dalam merayakan pergantian tahun. Seorang manajer musik hidup di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, sebut saja namanya Dony, mengaku pihaknya terpaksa menggelar 'dancing show' tiga kali seminggu karena mengikuti tempat hiburan lainnya yang sudah jauh hari menggelar pertunjukan striptease. "Pertunjukan seperti ini sangat disukai lelaki, sehingga tiap ada acara 'dancing show' tamu tambah ramai. Kami bahkan menampilkan lima grup berbeda setiap malam pertunjukan striptease. Untuk malam tahun baru, ya pasti dong lebih seru," ungkapnya. Untuk mendatangkan kelompok penari telanjang di panggung terbuka seperti ini cukup mudah dan murah. Pengelola hiburan biasanya dihubungi agen nakal atau germo yang menawarkan anak asuhnya untuk bermain di tempat tersebut. Ada ratuan gadis yang berprofesi sebagai penari telanjang. "Kami tidak bayar apa-apa kepada para penari, cuma menyediakan minuman dan kadangkala sedikit uang transport buat naik taksi saja. Penghasilan penari tergantung pada saweran para tamu," tambah Dony. Lain halnya, penari di kelas executive club yang tidak diperkenankan mendatangi tamu buat minta saweran, mereka dibayar sekitar Rp 200.000/show. Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh seorang manajer di dekat THR Lokasari, masih di Jakarta Barat. "Tiap malam aja ada striptease, apalagi malam tahun baru. Itu malah hiburan utama. Daripada manggil penyanyi tenar, mendingan striptease, lebih heboh," cetusnya. Seorang PR tempat hiburan di sebuah hotel di kawasan Mangga Besar, mengirim SMS yang mengabarkan akan menggelar swimsuit show (pertunjukan bikini), yang pada akhirnya juga telanjang. "Ini kejutan malam tahun baru. Be there or be a losser!" cetusnya melalui pesan singkat. TAK JOR-JORAN Secara terpisah, Sekretaris Asosiasi Pengusaha Hiburan Indonesia (Aspehindo) Adrian Maelite menyatakan penyelenggaraan hiburan pada umumnya masih berjalan sesuai koridor. "Tidak tertutup kemungkinan, ada satu atau dua tempat hiburan yang menggelar pertunjukan seperti itu, tapi tidak di ruang terbuka. Itu pun tidak lepas semuanya, melainkan masih mengenakan pakaian dalam," ujar Adrian, Jumat (28/12). Ia menambahkan dalam rangka menyambut pesta malam tahun baru, para pengusaha tidak akan jor-joran mengumbar pesta. "Apalagi banyak saudara kita di berbagai daerah yang saat ini sedang tertimpa musibah bencana alam, membuat para pengusaha sedikit mengerem, sebagai ujud rasa simpati. Tidak sepantasnya menggelar tarian telanjang," jelasnya. Maraknya aksi tari telanjang tersebut, mendorong kalangan DPRD DKI Jakarta mendesak pemda mengawasi ketat seluruh acara menyambut tahun baru. Sedangkan terhadap pemilik usaha hiuran yang nakal maka izinnya harus dicabut. "Apalagi bila ada tempat hiburan yang mengelar tarian telanjang. Ini jelas pelanggaran,"kata H. Ahmad Suaedy, ketua Komisi A DPRD. Seruan itu disambut positif Harianto Badjuri, kepala Dinas Tramtib Linmas DKI Jakarta. Dia menyatakan pasti mengawasi ketat dengan menerjunkan sebanyak mungkin aparat. "Kalau melangar, pasti kami tindak tegas," ujarnya. (joko/john/deny/aw)