Dituduh racuni anak majikan, TKW terancam dipancung
Tanggal :  23 Jan 2008 
Sumber :  Harian Terbit 


KARAWANG - Setelah Yanti Irianti, TKW asal Cianjur, Jabar, yang dihukum mati di 
Arab Saudi, pekan lalu, kini seorang TKW asal Dusun Pangaritan/ Wagirserut 
RT10/RW05, Desa Pagadungan, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 
Karsih binti Ocim (33) terancam hukuman pancung, di Riyadh, Arab Saudi, karena 
diduga meracuni anak majikannya. 

Menurut ayah Karsih, Ocim bin Said (62), di Karawang, Rabu (23/1), kabar yang 
sampai ke keluarga, Karsih akan dieksekusi mati dengan cara di pancung, pada 
Jumat (11/1) lalu. Namun, hingga kini pihak keluarga mengaku belum menerima 
kabar resmi terkait ancaman eksekusi mati tersebut. 

Data yang diperoleh Harian Terbit sendiri dari Migrant Care menyebutkan, saat 
ini ada 303 buruh migran asal Indonesia (TKI) yang terancam hukuman mati, 
antara lain di Arab Saudi, Mesir, Malaysia dan Singapura.

Dari 303 TKI yang terancam hukuman mati itu, 11 di antaranya sudah punya 
kekuatan hukum tetap atau tinggal menunggu eksekusi. Mereka delapan orang di 
Malaysia dan tiga lainnya di Arab Saudi. Sedang sisanya masih dalam proses 
persidangan.

Namun menurut Direktur Eksekutif Migran Care, Anis Hidayah, Rabu (23/1), Karsih 
yang terancam hukuman mati ini tidak dalam jumlah 303 TKI yang sedang menunggu 
nasib. Informasi yang diperolehnya dari KBRI di Riyadh, Karsih asal Karawang 
ini hingga kini belum dieksekusi.

Karena itu, Anin kembali melontarkan seruannya kepada Presiden SBY agar turun 
tangan dan melakukan diplomasi politik guna menolong para TKW yang terancam 
mati itu. ''Hal seperti ini pernah dilakukan Presiden Gus Dur, dan 
berhasil,''ungkap Anis.

Dari Karawang dilaporkan, ibu Karsih, Ny Asah (52), mengaku hingga kini belum 
mendapat kejelasan mengenai nasib anaknya itu. Padahal sebelumnya pihak 
keluarga sudah mendapatkan informasi kalau anaknya terkena hukuman mati. 

"Ketika Karsih mengabarkan akan dieksekusi mati, kami sekeluarga kaget. Tapi 
Karsih tidak banyak bicara, sehingga keluarga semakin tambah khawatir dan sedih 
dengan kabar ini," kata Ny Asah. 

Ia sangat berharap Karsih tidak dihukum mati dan bisa dipulangkan dalam keadaan 
selamat. Sedangkan kepada pemerintah Republik Indonesia, pihak keluarga meminta 
bisa segera melakukan penelurusan ke Riyadh dan mengabarkan kondisi terakhir 
anaknya itu. 

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja 
(Disnaker) Karawang, RM Adilhati Kosyungan menjelaskan, beredarnya informasi 
bahwa Karsih terancam hukuman pancung muncul ketika Karsih menghubungi 
keluarganya per telepon Jumat pekan lalu (11/1) dan mengaku dirinya akan 
dieksekusi pancung.

"Tapi sampai sekarang kami dan keluarga korban belum menerima kabar 
lanjutannya, " katanya. 

Alasan hukuman pancung itu sendiri, karena Karsih dituduh majikannya, Ali 
Muhammad Idris Al Asyiri meracuni makanan yang dimakan anaknya, hingga 
meninggal dunia. "Saat Karsih mengabarkan hal tersebut, ia sedang dipenjara 
oleh kepolisian setempat," katanya. 

Adilhati menjelaskan, informasi mengenai kasus tersebut sudah dilaporkan sejak 
Agustus 2007 lalu. Saat itu, Kepala Desa Pagadungan Enjang Teja Hermana 
melaporkan ada salah seorang warganya yang terancam eksekusi mati di Arab 
Saudi. 

Sedangkan keluarga korban mendapat laporan dari Kedutaan Besar Republik 
Indonesia (KBRI) di Riyadh, kalau Karsih bersama TKW asal Cianjur yang diduga 
bernama Yanti Irianty sedang makan mie instan dan setelah makan mie tersebut 
tiba-tiba anak majikannya meninggal dunia. 

Sementara pihak Disnaker, kata Adilhati, mendapat laporan adanya kasus tersebut 
dari bagian pengantar kerja bernama Irwan Kuswandi yang langsung mengecek ke 
rumah korban. 

"Dari pengakuan keluarga, diperoleh informasi kalau TKW asal Cianjur itu sudah 
dieksekusi mati, sedangkan Karsih belum ada kejelasan sampai sekarang," katanya 
seraya berharap, sebelum Karsih dieksekusi mati, pemerintah Indonesia bisa 
membantu melakukan pembelaan untuk Karsih. 

Karsih merupakan TKW asal Karawang yang berangkat ke Riyadh, Arab Saudi sekira 
Februari 1999 lalu, melalui Perusahaan Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia 
(PJTKI) PT Hosana Adi Kreasi, Jakarta. 

Sejak keberangkatannya hingga kini, Karsih belum pernah kembali ke kampung 
halamannya. (lam/ant


                      Ingat SEMBOYAN ini, Kitab Keluaran 18:21, Keluaran 23:8, 
Ulangan 16:19, Ulangan 27:25, Mazmur 100: 1 - 5 dan 1 Korintus 1:10
      
           











       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Reply via email to