http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2008021002351516
Minggu, 10 Februari 2008 BURAS Pers, Arus Balik Komunikasi! H.Bambang Eka Wijaya: "HPN--Hari Pers Nasional--9 Februari 2008 diperingati di tengah derasnya arus balik sistem komunikasi massa, dari sistem broadcast di mana satu pemancar diarahkan buat jutaan customer, ke sistem baru broadband di mana jutaan sumber-pemancar lewat internet dan seluler melayani seorang customer yang bebas memilih sesuai minat dan kebutuhannya!" ujar Umar. "Pers dan media massa yang masuk sistem broadcast, akan kehilangan relevansi jika tak ikut menyesuaikan diri pada perubahan yang tak terbendung itu!" "Setidaknya ada tiga hakikat perubahan sistem komunikasi massa itu!" sambut Amir. "Pertama, sebagai agen informasi pers bisa kalah cepat dengan broadband yang mampu menyampaikan informasi secara instan lewat jaringan seluler! Kedua, dalam broadcast satu sumber mendikte jutaan penerima yang pasif, sehingga customer hanya menjadi objek, dalam broadband harkat dan martabat customer dikembalikan sebagai subjek dengan kekuasaan untuk memilih sendiri sumber-sumber informasinya! Secara eksistensial perubahan ini fundamental, harkat manusia yang sebelumnya dikecundangi hanya sebagi objek pasif, dimerdekakan menjadi manusia yang aktif menentukan sendiri pilihan informasinya! Ketiga, customer tak lagi tergantung pada sumber-sumber informasi lama--terutama yang berorientasi pada kepentingan kekuasaan--karena dalam sistem itu tumbuh pola komunikasi blog C2C, customer to customer, di mana setiap customer punya blog atau situs pribadi yang terkordinasi sehingga masing-masing jadi citizen journalist di bidang minat dan kawasannya! Dalam bidang spesialisasi minat itu, seorang blogger bisa lebih meguasai bidangnya dibanding wartawan yang umumnya lebih generalis!" "Tampak betapa tak ringan tantangan 'pers tradisional', yang apabila tak segera mampu mengaktualisasikan diri secara relevan dengan perubahan fundamental itu, bisa kesulitan mempertahankan eksistensinya!" tegas Umar. "Untuk itu, solusi pertama tentu mereposisi 'pers tradisional' menjadi bagian dari broadband, lewat menghadirkan dirinya di dunia maya guna menjadi salah satu pilihan customer! Kedua, mereposisi kehadirannya sebagai bagian dari arus balik sistem komunikasi, dengan prioritas atau lebih mengutamakan akomodasinya terhadap suara publik atau customer baik dalam arti direct quote--mengangkat langsung pendapatnya--maupun dalam bentuk pemihakan terhadap kepentingannya, guna mengimbangi pendiktean yang tak kenal henti dari kubu kekuasaan!" "Dalam kurun terakhir itu sudah ditempuh pers standar!" timpal Amir. "Tinggal aksentuasi atau penekanan lebih tegas dan konsisten! Aksentuasi itu bukan hanya dalam berita dan tulisan, tetapi juga dalam manajerial, sehingga secara efektif pers benar-benar bukan lagi semata kepanjangan tangan dari kekuasaan! Pers harus menjaga diri tidak hipokrit, tampil sok pahlawan berpihak pada penegakan martabat manusia sebagai subjek dalam sistem broadband, tapi kehidupan medianya malah bergantung pada kekuasaan!" "Tapi tak berarti haram bekerja sama dengan penguasa, kan?" potong Umar. "Kerja sama dengan semua pihak mutlak perlu!" tegas Amir. "Tapi sesuai sistem broadband, kerja sama terjalin dalam kontrak setara dan fair, bukan yang satu tergatung pada pihak lain, sehingga yang satu menghamba dan didikte pihak lain! Itu bertentangan dengan kodrat sistem komunikasi broadband, melawan arus zaman!" ***
<<bening.gif>>
<<buras.jpg>>