http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1385&ik=32


Tusuk Dulu Urusan Belakang 

Minggu 2 Maret 2008, Jam: 6:55:00 
Tatkala suami tergila-gila pada perempuan lain, bagaimana istri tidak sewot? 
Itu pula yang dilakoni wanita dari Bojonegoro (Jatim) ini. Sementara suami 
mbregudul (keras kepala) dan perempuannya nyosorrr terus, Warti, 38, bertindak 
tegas. Musuh bebuyutan itu ditusuk pisau jusss, dan urusan belakanganlah! 

Agaknya Bripka Widyo, 43, sebagai polisi tak hanya jeli pada tindak kejahatan. 
Pada wanita cantik berpantat gede yang menjanjikan kenikmatan, dia semakin jeli 
lagi. Dari gerak gerik dan sorot mata perempuan itu, Widyo bisa memastikan 
bahwa wanita di depannya tersebut bisa "diolah" sedemikian rupa. Tinggal 
masalahnya, ada keberanian atau tidak? Soalnya, keberanian di sini bukan 
sekedar dari sisi onderdil, tapi juga sisi materil untuk mendukung Operasi 
Cinta si anggota bayangkara. 

Kawan kita dari Desa Pasinan Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro ini memang 
tengah dilamun asmara. Dia terpikat pada senyum manis cewek bernama Hesti 
Ambarwati, 27. Cantik namanya, cantik pula orangnya. Pendek kata bisa 
mengingatkan pada lagunya Lilis Suryani di tahun 1960-an. "Oo..Hesti, mengapa 
wajahmu mirip dia, dia yang selalu menawan hatiku, kau datang di kala aku 
rindu. Bila kupandang wajahmu, hatiku tersayat sedih, karena teringat selalu, 
dia yang telah pergi..! 

Pada paruh waktu perjalanan hidupnya, Bripka Widyo memang pernah jatuh cinta 
pada cewek mirip Hesti yang kini ada di depannya itu. Seakan gadis masa lalu 
tersebut kembali hadir di depannya, dan sengaja dikirimkan Tuhan untuknya. 
Kenapa beramsumsi demikian? Sebab lagak dan gayanya, si Hesti ini sangat 
pasrah. Diapakan saja mau, pendek kata: minakjingga, miring penak njengking 
mangga (miring enak, nungging hayo saja). 

Ada cewek cantik kok dianggurkan, ora ilok (pantangan) bagi Bripka Widyo. 
Setelah berkenalan disusul tawaran jalan bareng, ternyata si Hesti memang tidak 
menolak. Selanjutnya oknum polisi ini jadi lupa pada yang di rumah. Pada 
kesempatan jalan bareng berikutnya, Hesti tak hanya dipandangi sebagaimana kata 
Lilis Suryani, tapi langsung digauli bak seorang istri. Dan karena selingkuh 
itu enak full deg-deg plas, akhirnya jadi rutinitas. Setiap ada kesempatan 
pastilah Hesti diajak kelon dengan segala dinamikanya. 

Sering dikeloni oknum polisi, lama-lama perut Hesti menggelembung. Sebagai 
lelaki tanggungjawab Widyo segera mengawininya secara siri, bahkan ditempatkan 
di sebuah rumah kontrakan. Celakanya, karena hanya bertetangga kampung, dengan 
pede-nya Hesti sering minta uang pada Widyo di jalan. Ini dilakukan juga ketika 
Hesti sudah melahirkan bayinya. Lama-lama tentu saja, ada tetangga yang tahu 
dan praktis segera dilaporkan pada Ny. Warti selaku pihak terkait. 

Tak pelak lagi Ny. Warti naik pitam, suaminya diinterogasi, dipaksa menjawab 10 
pertanyaan. Tapi dia tetap tak mengaku, bahkan berani sumpah dijejeli apem 
(mulut disumpal apem) bila berbohong. Gagal menekan suaminya, gantian Ny. Widyo 
mendatangi Hesti, minta jangan sekali-kali mengganggu suaminya. "Gara-gara 
kamu, yang terbagi bukan hanya si entong tapi juga kantong. Tahu nggak kamu 
ha..?" Tegur Warti keras. 

Ironisnya, Hesti tak juga gentar dengan teguran keras. Asal ada kesempatan, 
selalu saja minta duit pada Bripka Widyo. Jelas istrinya yang baku semakin 
nyap-nyap. Gila, uang bulanan tekor, suami masih juga disosor. Beberapa hari 
lalu Ny. Warti jadi nekad. Saat melihat gendakan suami jalan menggendong anak, 
amarahnya berkobar. Tanpa ampun lagi Hesti ditusuk jusss. Sementara Hesti 
dilarikan ke RSU Bojonegoro, istri Bripka Widyo ditangkap polisi Polsek Baurena 
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ketika diberi tahu Hesti masuk 
rumahsakit, komentarnya pendek saja: kok gak modar sisan, wong wedok gatele 
eram (kepana nggak mati sekalian, perempuan kok gatel amat). Gatel ya digaruk 
lah iyauwwww

Kirim email ke