Quote:
"..*
158 lokasi pengoplosan*

Kemarin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro
menyerahkan
dokumen yang berisi data lengkap tentang 158 lokasi pengoplosan *BBM*bersubsidi
kepada pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan kejaksaan, di
Jakarta.
Ia berharap data tersebut ditindaklanjuti aparat penegak hukum, sebagai
tindakan
pengamanan dan pemberian jaminan pasokan bahan bakar kepada masyarakat
pascakebijakan *kenaikan* *harga* *BBM*.
..*
Serukan perang*

Pada kesempatan itu Purnomo menyerukan kepada masyarakat untuk memerangi
kejahatan penyelewengan *BBM* bersubsidi. Purnomo menegaskan, sesuai dengan
Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001, tindakan penyalahgunaan *BBM*
tergolong tindak pidana kejahatan. Presiden pun telah mengeluarkan Instruksi
Presiden
No 3 Tahun *2005* tentang Pemantauan, Pengawasan, dan Pengendalian Dampak
*Kenaikan* *Harga* Eceran Bahan Bakar Minyak di Dalam Negeri.
.."

FYI, sumber berita dari tembolok (cache) berita kompas.. :-)
Seruan perang yang 'hangat-hangat tahi ayam'.. contoh di bawah dari berita
tahun
2005.. mudah"an kita tidak termasuk yang mudah melupakan hal ini..
Karena penguasa isu di negara ini kerap mengecoh perhatian publik dengan
segala
macam isu baru untuk mengalihkan suatu topik, terlebih yang menyangkut hidup
rakyat/wong cilik..
..
Pemberitaan soal pengoplosan selalu dimunculkan setiap ada rencana
'menaikkan
harga' BBM.. Menjadi 'pembenaran' atas rencana tersebut? Sudah tahunan
(pengoplosan)
koq masih tidak hilang" juga ya? Siapa saja sih pemain dan pelindungnya? :-P
Aparat (sekedar) terlibat atau otaknya? CMIIW..

Kalau kata Om Gugel, hampir 1000 hasil pengecekan dengan kalimat:
lokasi pengoplosan bbm bersubsidi..

"..
http://www.google.co.id/search?q=lokasi+pengoplosan+bbm+bersubsidi&btnG=Telusuri&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hs=L6U
Web Urutan *1* - *10* dari sekitar *977* hasil penelusuran untuk *lokasi
pengoplosan bbm bersubsidi*. (*0.33* detik) detik Finance : *Pengoplosan BBM
* Rugikan Negara Triliunan
Rupiah<http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/19/time/163146/idnews/744068/idkanal/4>Angka
kerugian itu hanya untuk satu *lokasi pengoplosan*. *...* Para pelaku yang
tertangkap melakukan *pengoplosan BBM bersubsidi* bisa dijerat pasal 53 dan
54 UU *...*
www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/19/time/163146/idnews/744068/idkanal/4-
17k -
Tembolok<http://209.85.175.104/search?q=cache:qOjYnMJeZTUJ:www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/19/time/163146/idnews/744068/idkanal/4+lokasi+pengoplosan+bbm+bersubsidi&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id&client=firefox-a>-
Halaman
sejenis<http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=nS&q=related:www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/02/tgl/19/time/163146/idnews/744068/idkanal/4>
Aksi Tolak Kenaikan Harga *BBM* Berlanjut - Kamis, 10 Maret
2005<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm>
*Lokasi pengoplosan BBM* terbanyak terdapat di wilayah Jakarta, Bogor,
*...*kepada masyarakat untuk memerangi kejahatan penyelewengan
*BBM bersubsidi*. *...*
www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm - 41k -
Tembolok<http://209.85.175.104/search?q=cache:-NjYMudsYZIJ:www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm+lokasi+pengoplosan+bbm+bersubsidi&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id&client=firefox-a>-
Halaman
sejenis<http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=nS&q=related:www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm>

.."

Wassalam,
Irwan.K

http://209.85.175.104/search?q=cache:-NjYMudsYZIJ:www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm+kenaikan+harga+bbm+maret+2005&hl=id&ct=clnk&cd=4&gl=id&client=firefox-a

* Berita Utama *          * Kamis, 10 Maret 2005 *

 Aksi Tolak *Kenaikan* *Harga* *BBM* Berlanjut

Jakarta, Kompas - Aksi menolak *kenaikan* *harga* *BBM* hingga Rabu (9/3)
kemarin masih terus berlangsung. Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya dan Banten
menyatakan akan terus mengadakan aksi tersebut hingga Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menurunkan *harga* *BBM*. Kemarin siang aksi dilakukan
dari Bundaran Hotel Indonesia hingga depan Istana Negara, Jakarta.

Unjuk rasa dalam bentuk orasi itu dilakukan oleh 17 badan eksekutif
mahasiswa se-Jakarta dan Banten. Mereka menolak *kenaikan* *harga* bahan
bakar minyak (*BBM*) karena menilai penyaluran dana kompensasi
*BBM*terhadap sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial tidak jelas.
Pengunjuk
rasa menyatakan, alasan pemerintah menaikkan *harga* *BBM* dan menyubsidikan
ke tiga sektor lain baik, tetapi tidak tepat.

"Dana kompensasi ini tidak efektif karena dalam sejarahnya dari rezim Gus
Dur (KH Abdurrahman Wahid), Megawati (Megawati Soekarnoputri), dana
kompensasi selalu disalahgunakan dan tidak sampai ke masyarakat miskin,"
kata salah seorang pengunjuk rasa. Ia mempertanyakan soal belum adanya skema
komprehensif dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla tentang
dana kompensasi *BBM*.

Pengunjuk rasa juga mendesak pemerintah memeriksa Pertamina. "Pertamina
merugi bukan karena *harga* minyak murah, tetapi karena ada korupsi. Lihat
hasil temuan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tentang persekongkolan
penjualan tanker raksasa Pertamina tahun 2004 yang merugikan negara sekitar
20 juta dollar AS," ujar Maman Abdurrahman, Presiden Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti.

Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (Kompi) yang terdiri dari nelayan dan
petani tambak, kemarin, juga menolak *kenaikan* *harga* *BBM* dan melakukan
aksi di depan Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Mereka
menolak *kenaikan* *harga* *BBM*, khususnya solar, karena biaya produksi
yang mereka perlukan sekarang ini lebih besar dari hasil yang mereka
dapatkan. "Biaya produksi tidak imbang dengan hasil yang diperoleh. Dengan *
kenaikan* *harga* *BBM*, efeknya banyak. *Harga* beras naik, nilai produksi
jadi mahal, sedangkan hasil tangkapan kami tetap," kata Asep Saefuddin,
Sekretaris Kompi.

*Ralat Hidayat Nur Wahid*

Berkaitan dengan masalah *kenaikan* *harga* *BBM* ini, Ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid memberikan sanggahan serta
koreksinya terhadap berita Kompas (Rabu, 9/3) berjudul "Ketua MPR Desak
Presiden Kaji Ulang *Harga* *BBM*". Dalam pemberitaan tersebut ditulis
"Presiden tidak perlu malu memperbaiki atau mengoreksi *kenaikan* *harga* *
BBM* bersama DPR. Memang, tidak ada undang-undangnya Presiden harus
mendengarkan DPR".

Menurut Hidayat, dia tidak mengatakan demikian.

Dia mengatakan, "Tidak ada undang-undangnya Presiden mendengarkan
partai-kalimat ini adalah sebagai jawaban atas pertanyaan, bagaimana
tanggapan saya bahwa Presiden mengacuhkan Partai Keadilan Sejahtera dalam
masalah *kenaikan* *harga* *BBM*-namun harus benar-benar memerhatikan,
mendengarkan, dan berkonsultasi dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sebagai
lembaga perwakilan rakyat sehubungan dengan *kenaikan* *harga* *BBM*."

Hidayat mengatakan, ralat diperlukan untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman serta ekses yang timbul atas kesalahan pemberitaan tersebut.

*158 lokasi pengoplosan*

Kemarin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro
menyerahkan dokumen yang berisi data lengkap tentang 158 lokasi pengoplosan
*BBM* bersubsidi kepada pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)
dan kejaksaan, di Jakarta. Ia berharap data tersebut ditindaklanjuti aparat
penegak hukum, sebagai tindakan pengamanan dan pemberian jaminan pasokan
bahan bakar kepada masyarakat pascakebijakan *kenaikan* *harga* *BBM*.

Laporan yang diserahkan Purnomo berdasarkan hasil pemantauan Pertamina.
Menurut Purnomo, laporan tersebut berisi alamat lengkap lokasi yang
dicurigai sebagai tempat pengoplosan *BBM* selama ini.

Lokasi pengoplosan *BBM* terbanyak terdapat di wilayah Jakarta, Bogor,
Tangerang, Depok, Bandung, Banten, Indramayu, dan Cirebon, yakni 126 lokasi.
Sisanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berlokasi di dekat
industri dan perbatasan negara.

Berdasarkan catatan Pertamina Unit Pemasaran III yang meliputi wilayah
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jawa Barat, dan Banten, pada tahun 2004
didapati 33 kasus penyalahgunaan *BBM* yang telah dilaporkan kepada
kepolisian. Sebanyak 15 kasus sudah dilimpahkan ke pengadilan dan satu kasus
sudah diputus.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ari Soemarno mengatakan, lokasi
penyalahgunaan terbesar memang berada di Unit Pemasaran III. Dia
menambahkan, dari 126 lokasi tersebut, sebanyak 17 di antaranya berada di
Bekasi dengan volume penyalahgunaan mencapai sekitar sembilan juta liter,
dari total potensi penyalahgunaan di wilayah tersebut yang mencapai 35,44
juta liter.

*Serukan perang*

Pada kesempatan itu Purnomo menyerukan kepada masyarakat untuk memerangi
kejahatan penyelewengan *BBM* bersubsidi. Purnomo menegaskan, sesuai dengan
Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001, tindakan penyalahgunaan
*BBM*tergolong tindak pidana kejahatan. Presiden pun telah
mengeluarkan Instruksi
Presiden No 3 Tahun *2005* tentang Pemantauan, Pengawasan, dan Pengendalian
Dampak *Kenaikan* *Harga* Eceran Bahan Bakar Minyak di Dalam Negeri.

Instruksi tersebut ditujukan kepada para menteri, Panglima TNI, Kepala
Polri, serta para gubernur dan bupati. Mereka diminta agar melakukan
tindakan hukum terhadap setiap orang, perusahaan, atau badan hukum yang
melakukan atau patut diduga melakukan penimbunan, penyimpanan, penyerahan,
dan penggunaan *BBM* yang bertentangan dengan perundang-undangan.
(*/USH/BOY)
     *Search :*

*Berita Lainnya : *

·
RI-Malaysia Sepakati Penyelesaian
Damai<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613606.htm>

·
Mabes TNI Minta Anggaran Pertahanan
Ditambah<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613608.htm>

·
Aksi Tolak *Kenaikan* *Harga* *BBM*
Berlanjut<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613615.htm>

·
Malaysia Terus Lakukan Pelanggaran
Wilayah<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613613.htm>

·
Kepala Dinas Kehutanan Irjabar Resmi
Ditahan<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613617.htm>

·
Hening dan Sepi Juga
Menawan<http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/10/utama/1613612.htm>

Kirim email ke