Balasan: Tragedi akademis di dunia Barat (kasus teori evolusi)
Vincent Liong answer: Ketika mulai manusia bisa ngomong dengan bahasa yang baku maka muncullah kebiasaan mengkutip kata2 orang lain sehingga ada sistem benar atau salah. Kelemahan utama sistem benar atau salah yaitu kalau sesuatu dibenarkan maka diabaikan salahnya atau sesuatu yang disalahkan diabaikan benarnya. Sistem selanjutnya yang muncul adalah generalisasi yang menganggap bahwa semua bisa dipikirkan secara lengkap tidak benarnya atau salahnya saja, efek sampinya adalah muncul dunia imajinasi yang terlalu amat sempurna sehingga dianggap lebih penting, pasti dan dapat menjadi acuan daripada dunia fisikal di luar imajinasi tsb. Lalu muncul kebiasaan membandingkan. Derrida membandingkan dengan menggunakan kata-kata (dekonstruksi derrida) hal ini tidak menyelesaikan masalah karena system perbandingan yang dibutuhkan adalah perbandingan sebelum kata-kata (before judgement). Perbandingan kata-kata mengakibatkan proses pikiran yang membuat asumsi-asumsi perbandingan yang tetap saja terjadi di wilayah imajinasi. Ada pengalaman perbandingan lain yang sifatnya pengalaman fisikal (5 indra) atau malah lebih sulit lagi terdefinisikan (lebih dari 5 indra). Masalah selanjutnya adalah sistem perbandingan ini membuat kondisi anomali terhadap sistem benar salah dan generalisasi karena banyak pengalaman yang tidak memiliki sebab akibat yang runtut logikanya karena bersifat random sampling bukan sample urut yang sangat mudah dikira-kira polanya. Sistem benar salah, generalisasi dan perbandingan kata-kata sangat mendukung usaha manusia untuk meninggikan kegiatan berimajinasi. Sistem perbandingan pengalaman fisikal yang sifatnya jembatan bagi teori dan praktik menjadi masalah karena menimbulkan kekahwatiran akan menurunkan tingkat pengkultusan orang kebanyakan terhadap kegiatan berimajinasi sehingga penghormatan dan ketergantungan orang akan berkurang, kalau pendukung berkurang, maka uang juga berkurang. Sementara itu pertanyaan-pertanyaan masyarakat soal kekurangan system pendidikan berbasis kegiatan berpikir dan berimajinasi yaitu ketika mengadaptasikannya ke permasalahan di dunia fisikal makin hari makin ramai Di hidup ini semua soal dagang, duit. Kalau beresiko membuat kekuasaan dan uang berkurang (pengurangan kekuasaan dan pendapatan) di masa depan ya harus dibasmi sebelum terlambat. Setiap sistem akan selalu berusaha mempertahankan diri agar orang merasa membutuhkannya sebagai prasyarat untuk dapat bertahan hidup. Semua orang tahu bahwa meski ikut system tidak ada jaminan masa depan akan gemilang, tetapi memang lebih nyaman hidup dengan angan-angan soal masa depan yang masih bersifat tidak pasti. Dengan orang takut untuk tidak ikut system, maka tidak perlu sebab yang kongkrit untuk membuat orang bisa disuruh nurut, cukup logika saja, tidak perlu ada reward yang seimbang. Memang sekarang ilmu yang seolah-olah sudah terlalu lengkap membuat mode baru dimana orang beramai-ramai back to basic. Jaman sebelum semua sibuk berpikir dan berimajinasi, dimana kehidupan dan permasalahannya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih sederhana Orang boleh-boleh saja Pintar, tetapi jangan sampai Berpikir Kritis. Ttd, Vincent Liong (Founder of Kompatiologi) Download Free (tidak perlu membership) Update Terbaru E-Book Kompatiologi : Logika Komunikasi Empati e-link: http://antonwid.gilaupload.com * file PDF: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.pdf * file Ms.Word: http://antonwid.gilaupload.com/Kompati_LKE.rtf File PDF dan RTF(Ms.Word) bebas virus sehingga aman untuk didownload. Email sebelumnya Subject: Tragedi akademis di dunia Barat (kasus teori evolusi) From: Satrio Arismunandar DDT: Tue May 27, 2008 7:43 pm e-link: http://groups.yahoo.com/group/DikBud/message/2785 Pengajaran Seimbang Teori Evolusi Diperjuangkan di AS Senin, 26 Mei 2008 Evolusionis Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat mulai cemas. Dogma suci evolusi semakin dibeberkan dan terus digoyang Hidayatullah.com--Evolusionis Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain patut cemas. Pasalnya, kejahatan diktatorisme mereka yang selama ini mengangkangi dunia ilmu pengetahuan dan menindas mereka yang berani mempertanyakan dogma suci evolusi semakin dibeberkan dan digoyang. Film dokumenter fakta nyata Expelled: No Intelligence Allowed sudah sejak 18 April 2008 lalu diputar di sekitar 1000 gedung bioskop di seantero AS dan mendapat sambutan luar biasa. Film yang bersitus di www.expelledthemovie.com tersebut mengungkap fakta masa kini tentang derita korban-korban kebiadaban penindasan evolusionis itu. Dampaknya, kini masyarakat luas AS menjadi tersadarkan, bahwa ada sesuatu yang salah di negeri mereka: kebebasan akademis yang dijunjung tinggi di AS diinjak-injak oleh para ilmuwan evolusionis. Di sisi lain, media massa, lembaga dan para ilmuwan Darwinis termasuk yang paling lantang mencemooh dan memburuk-burukkan film tersebut. Namun cercaan ini menjadi bukti tersendiri bahwa aib evolusionis yang diungkap film tersebut adalah benar. Lantang bersuara Evolusionis dogmatis ini memecat dan mencemooh rekan sesama ilmuwan yang berani mengritik dan mempertanyakan keabsahan teori evolusi, atau berpandangan selain teori evolusi. Sebagian korban-korban penindasan ini bungkam, sebagian lagi menyembunyikan pandangannya yang menolak teori evolusi agar tidak mengalami nasib tragis sebagaimana dialami rekan-rekannya yang lain yang dikeluarkan dari jabatan akademisnya. Namun sebagian lagi, seperti Dr. Guillermo Gonzalez dan Dr. Richard Sternberg, lantang bersuara dan pantang menyerah menghadapi kedzaliman evolusionis itu. Dr. Sternberg adalah pakar biologi evolusi yang menekuni kaitan antara gen dan homologi morfologi, serta seluk beluk informasi genomik. Di situs resminya, www.rsternberg.net, ia menuturkan panjang lebar kekejaman akademis yang dialaminya di Smithsonian Institution. Penindasan ini dideritanya setelah ia meloloskan penerbitan tulisan ilmiah yang mendukung perancangan cerdas di jurnal biologi yang dieditnya. Kisah pilu serupa menimpa Dr. Guillermo Gonzalez, profesor astronomi di Iowa State University (ISU), AS. Di situs www.freegonzalez.com ia memaparkan pemecatan yang ia alamai di tempat penelitiannya. Dengan 68 tulisan ilmiah di akhir masa kontrak akademisnya, Dr. Gonzalez sebenarnya telah melampaui batas jenjang luar biasa di departemennya dalam hal penelitian dengan prestasi 350% lebih tinggi dari yang ditargetkan. Berdasarkan prestasi gemilang ini, salah seorang ilmuwan terkemuka yang menilai pengajuan perpanjangan kontrak Dr. Gonzalez mendukung perpanjangan kontrak yang diajukannya. Pada tahun 2004, Dr. Guillermo Gonzalez menulis buku berjudul The Privileged Planet (Planet Yang Diistimewakan), yang kemudian diangkat menjadi film, www.privilegedplanet.com. Buku dan film tersebut mengemukakan bukti dari ilmu astronomi dan fisika bahwa alam semesta dirancang sengaja bagi kehidupan dan penemuan ilmiah. Dr. Gonzalez mendapatkan penghargaan penting berupa dana dari the Templeton Foundation untuk menulis bukunya The Privileged Planet sebagai bagian dari kewajiban resminya di Iowa State University (ISU). Namun rekan-rekannya di ISU menolak memperpanjang kerjanya, karena mereka tidak menghendaki pendukung perancangan cerdas seperti Dr. Gonzalez ada di departemen mereka. Akhirnya, Presiden ISU Gregory Geoffrey dan kemudian lembaga Board of Regents of the State of Iowa di bulan Februari 2008 menolak tuntutan perpanjangan kontrak kerjanya. Ideologi evolusi Perancangan cerdas memiliki pandangan bahwa kesempurnaan alam kehidupan ini merupakan bukti keberadaan perancangan sengaja yang memunculkan makhluk hidup, bertolak belakang dengan teori evolusi yang menolak gagasan itu. Teori evolusi menihilkan adanya perancangan sengaja di alam sebagaimana perkataan Charles Darwin sendiri: "There seems to be no more design in the variability of organic beings, and in the action of natural selection, than in the course which the winds blow." "Tampaknya tidak ada perancangan pada keberagaman makhluk hidup, dan pada tindakan seleksi alam, selain dari proses yang digerakkan oleh tiupan angin." (Francis Darwin (editor), The Life and Letters of Charles Darwin (New York: D. Appleton, 1887), Volume I, hal. 278-285; Volume II, hal. 105-106.) Evolusionis terkemuka, Stephen Jay Gould menegaskan hal serupa mengenai pemikiran Darwin ini dalam perkataannya: Darwin developed an evolutionary theory based on chance variation and natural selection imposed by an external environment: a rigidly materialistic (and basically atheistic) version of evolution. Darwin membangun sebuah teori evolusi berdasarkan variasi kebetulan dan seleksi alam yang dikenakan oleh lingkungan luar: sebuah versi materialis kaku (dan pada dasarnya ateis) dari evolusi, (- Stephen Jay Gould, Ever Since Darwin: Reflections in Natural History 33 (W.W. Norton 1977).) Singkatnya, jika teori evolusi adalah teori ilmiah, maka teori evolusi dapat leluasa dipertanyakan dan dikritik ilmiah, sebagaimana teori-teori ilmiah lainnya. Namun kenyataannya tidak demikian. Teori evolusi adalah sebentuk ideologi materialis dan ateis, yang perlu dipertahankan dengan cara ideologis pula seperti penindasan kebebasan ilmiah, pemecatan, pembungkaman, pencemoohan, pelarangan penjelasan tandingan teori evolusi dan segala tindakan non intelektual dan non ilmiah lainnya. Tidak pernah terbukti Tidak sekedar itu, teori evolusi Darwin, salah satu versi teori evolusi yang dominan saat ini, memang tidak pernah dibuktikan secara langsung. Dalam perkataan pakar biologi AS, Jonathan Wells, hingga sekarang tidak pernah ada terbitan ilmiah yang membenarkan dengan bukti langsung akan adanya proses pembentukan spesies ala Darwin. Dengan kata lain, teori evolusi Darwin didasarkan pada ketiadaan bukti langsung. Darwin membeberkan bahasan panjang dalam bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection. Tapi, Darwin tidak memiliki bukti langsung apa pun yang mendasari hipotesis yang tercermin pada judul bukunya itu. Tidak pula pengikutnya di masa kini dapat menunjukkan bukti langsung itu. Memperjuangkan kebebasan Kami, warga Negara Amerika yang bertanda tangan di bawah ini, mendorong diterapkannya kebijakan oleh lembaga-lembaga akademis milik negara kami yang menjamin kebebasan akademis guru dan murid untuk membahas kekuatan dan kelemahan evolusi Darwin. Guru sepatutnya dilindungi dari tindakan dipecat, diganggu, diancam, atau didiskriminasi akibat mengajarkan secara berimbang kekuatan dan kelemahan ilmiah teori Darwin. Siswa sepatutnya dilindungi dari tindakan diganggu, diancam, atau didiskriminasi akibat mengemukakan pandangan mereka mengenai kekuatan dan kelemahan ilmiah teori Darwin dengan cara yang semestinya. Demikian bunyi petisi kebebasan akademis, www.academicfreedompetition.com, yang sekarang sedang diperjuangan di AS. Petisi ini diperjuangkan seiring dengan penyadaran warga negeri Paman Sam akan masalah serius tersebut lewat film Expelled, www.expelledthemovie.com. Hingga saat ini ada 5 negara bagian AS yang mempertimbangkan pemberlakuan undang-undang mengenai kebebasan akademis ini, yang dirancang untuk melindungi para staf pengajar di lembaga pendidikan untuk mengajar teori evolusi secara berimbang, baik sisi kekuatan maupun kelemahannya. Kelima negara bagian itu adalah: Missouri, Michigan, Louisiana, Florida dan Alabama. Diharapkan dengan undang-undang ini para staf pengajar tersebut akan terlindungi dari keganasan evolusionis yang menindas kebebasan ilmiah. Untuk negara bagian Florida, pihak terkait gagal meloloskan rancangan peraturan ini. Peraturan apa pun yang berurusan dengan pengajaran teori evolusi akan berhadapan dengan peperangan dahsyat akibat kuatnya kelompok-kelompok Darwinis AS dalam menekan penentu kebijakan masalah pengesahan undang-undang. Mengapa para Darwinis begitu takut dengan undang-undang yang menjamin kebebasan para pengajar untuk mengajarkan secara seimbang pendapat pro dan kontra evolusi? Jelas, teori evolusi memang tidak cocok untuk diajarkan dalam lingkungan kebebasan akademis. Karena kebebasan akademis akan mengganggu proses indoktrinasi searah ideologi evolusi, yang menolak pengungkapan kelemahan evolusi. [wwn/www.hidayatullah.com] Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com