Refleksi: Beberapa waktu silam salah seorang petinggi tertinggi NKRI 
memberitakan  bahwa persediaan beras cukup. Persediaan cukup, tetapi kalau 
kesulitan dibeli oleh warga miskin, karena harganya menjulang ke langit nan 
biru berarti masalahnya sama saja dengan persediaan tidak cukup, karena 
mekanisme pasar berbasiskan hukum permintaan dan penawaran akan selalu 
mempengaruhi harga. Penawaran sedikit harga naik, penawaran banyak atau 
seimbang harga turun atau stabil.  Tetapi, apa mau dibilang, karena begitulah 
konsekwensi ekonomi politik yang  memarginalisasikan kepentingan sehari-hari 
rakyat miskin.
. 

http://www.antara.co.id/arc/2008/6/1/warga-miskin-mulai-kesulitan-beli-beras/

Warga Miskin Mulai Kesulitan Beli Beras

Lebak (ANTARA News) - Warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, mulai kesulitan 
membeli beras setelah naiknya bahan bakar minyak (BBM).

"Sekarang saya hanya mampu membeli beras sebanyak satu liter dengan harga Rp 
4.800 per liter," kata Arsinah (45) seorang janda miskin warga Desa 
Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.

Ia mengatakan, sejak kenaikan BBM dirinya pasrah karena sudah tidak mampu lagi 
membeli beras sebanyak dua liter dengan harga Rp 7.000.

Sebab, kata dia, penghasilan buruh tani per hari Rp 8.000, sehingga menyiasati 
dengan pengurangan pembelian.

"Biasanya, kami sekeluarga makan sehari dua kali, namun kali ini cukup 
seharian," katanya.

Akibat kenaikan harga BBM

Husen (34) Ketua RT 12/02 Cibungur Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, mengaku, 
akibat kenaikan BBM hingga memicu naiknya sembako yang mengakibatkan warga 
miskin merasa kesulitan membeli kebutuhan pangan. 

Apalagi, sebagian warganya itu buruh bangunan, pengojek dan buruh tani sehingga 
banyak ditemukan, makan sehari hanya satu kali dalam seharian. 

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah menambah kuota beras untuk orang 
miskin, sebab saat ini kurang memenuhi kebutuhan untuk seminggu.

"Dari 140 kepala keluarga miskin di wilayahnya mereka hanya kebagian beras 
raskin sebanyak dua liter," katanya.

Sementara itu, beberapa warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, berharap 
pemerintah memberikan suntikan modal usaha untuk meningkatkan roda perekonomian 
sehingga dapat menciptakan kesejahteraan. 

"Selama ini saya menganggur karena tak mampu membeli BBM jenis premium setelah 
terjadi kenaikan," kata Suparman (50) nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 
Bayah.(*)

COPYRIGHT © 2008 ANTARA

PubDate: 01/06/08 23:34

Kirim email ke