Refleksi: Kalau hanya digunakan uang halal untuk pemilu yang akan datang, 
mungkin sekali tidak cukup, jadi harus ditambah dengan uang haram simpanan, 
supaya bisa ramai dan menang  pemilu serta berpesta gembira ria .

http://hariansib.com/2008/06/09/kader-partai-golkar-hanya-gunakan-uang-halal-untuk-2009/

Kader Partai Golkar Hanya Gunakan Uang Halal Untuk 2009
RedaksiBerita Utama 
Tanjungpinang (SIB)
Ketua Korwil Partai Golkar (PG) Kepulauan Riau dan Riau, Firman Subagyo, 
menyeru kadernya supaya hanya menggunakan uang halal untuk kampanye Pemilu 
Legislatif 2009. "Uang itu harus dari tempat yang halal, seperti iuran anggota 
dan sumbangan pengusaha yang merupakan kader PG," kata Firman setelah 
menghadiri Musda II DPD PG Kepri di Tanjungpinang, Sabtu. Semua kader PG, 
ujarnya, dilarang menggunakan uang haram, uang dari hal atau sumber yang 
bertentangan dengan ketentuan. Ia menyatakan, sistem pengawasan sudah sangat 
ketat sehingga berbahaya jika ada oknum kader PG yang menggunakan uang haram 
untuk kepentingan partai.


Firman mewanti-wanti kader PG bahwa dibandingkan dengan tahun 2004, pengawasan 
sekarang sangat ketat dan selain oleh lembaga swadaya masyarakat juga oleh 
Komisi Pemberantasan Korupsi. "Hati-hati. Sekarang ini tidak seperti dulu 
lagi," imbaunya. Firman mengungkapkan, sebelum Pemilu 2004, kader PG masih bisa 
bermain proyek pemerintah untuk menghidupi partai. "Sekarang jangan coba-coba. 
Contoh kader PG yang tertangkap sudah ada, jangan diulangi lagi kesalahan yang 
sama," katanya. Menurut Firman, PG memiliki kader dari kalangan pengusaha. Itu 
penting untuk menggerakan kegiatan partai yang membutuhkan biaya besar.


GOLKAR TIDAK AKAN DANGDUTAN DALAM KAMPANYE PEMILU 2009
Partai Golkar (PG) akan mengubah pola kampanye dari dangdutan ke aksi nyata 
guna merebut hati rakyat dan menang dalam Pemilu Legislatif tahun 2009.


Ketua Korwil PG untuk wilayah Kepri dan Riau, Firman Subagyo, Sabtu 
berpendapat, dengan kegiatan nyata yang menyentuh hati masyarakat, PG akan 
meraih 30 persen dari total suara pemilih. PG, katanya, tidak lagi akan 
menggelar aksi "goyang di atas panggung" atau berdangdut ria seperti pada 
Pemilu 2004, sebab berdasarkan hasil survei, rakyat yang memiliki hak pilih 
sudah mulai pintar. Sebagian dari mereka menilai partai tidak bermanfaat karena 
selalu mengeluarkan janji yang retorika belaka. "Penilaian rakyat itu tidak 
bisa disalahkan karena merekalah yang merasakan," ujarnya. Kondisi itu, kata 
dia, membuat partai khawatir akan membludak pemilih yang tidak menggunakan hak 
pilih pada Pemilu Legislatif mendatang. "Kita lihat, masih banyak pimpinan 
politik yang saling menyalahkan. Tidak ada solusi. Itu membosankan rakyat," 
ujarnya. Untuk merebut hati rakyat dibutuhkan kader-kader PG yang potensial 
yang memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. "Kami butuh 
orang seperti itu," katanya. Kader PG yang tidak aktif akan dievaluasi, 
diperingatkan dan jika tidak potensial akan dikeluarkan.
"Itu sudah menjadi aturan partai yang tidak bisa ditawar-tawar," katanya. 
(Ant/g)

<<written_by.png>>

<<filed.png>>

Reply via email to