DOSA PARA PENGUASA
   
  oleh: Pdt. Ir. V. Mangapul Sagala, D.Th.
   
  (staf Persekutuan Antar Universitas—PERKANTAS yang meraih gelar: Master of 
Divinity—M.Div., Master of Theology—M.Th. dan Doctor of Theology—D.Th. dari 
Trinity Theological College, Singapore)
   
   
  Terungkapnya hasil percakapan telpon antara seorang pejabat Jaksa Agung Muda 
Perdata dan Tata Usaha Negara Kejagung, yaitu Untung Udji Santoso dengan 
seorang wanita kaya bernama Artalyta, telah menimbulkan kekecewaan dan 
kemarahan yang luar biasa dari banyak orang. Betapa tidak kecewa dan marah, 
seorang pejabat tinggi yang seharusnya menegakkan hukum dan kebenaran, serta 
seharusnya menjunjung tinggi kejujuran dan transparancy, ternyata mengadakan 
pembicaraan secara diam-diam yang justru melanggar hukum dan menyembunyikan 
fakta yang sesungguhnya. Percakapan via ponsel yang semula dianggap aman itu, 
sedang melakukan sebuah rekayasa bohong. Hal itu dapat dibaca dengan jelas pada 
harian ibu kota dengan berita utama: “Skenario Selamatkan Ayin.” Tidak dapat 
disangkal, berita tersebut telah meneguhkan berbagai dugaan selama  ini tentang 
penyimpangan yang telah lama terjadi di lembaga negara yang sangat penting 
tersebut. 
   
  Setelah membaca laporan percakapan tersebut, seorang rekan berkomentar: “Kok 
itu wanita dekat sekali sih dengan para pejabat? Siapa sih itu orang? Cara 
menyapanya saja pakai “bang.” Jika hubungan penguasa dan pengusaha sudah 
sedemikian, mana mungkin tidak terjadi penyelewengan dan berbagai rekayasa 
hukum?” Teman yang lain nyeletuk: “Oh dia itu sih ATM nya para pejabat”, entah 
apa maksudnya pernyataan tersebut.  
   
  Abraham Kuyper (1837-1920), seorang theolog Belanda dalam bukunya mengenai 
sphere sovereingnty menulis bahwa Allah yang berdaulat  telah membagikan 
kekuasaanNya kepada pemerintah atau penguasa (God in his sovereignty shares or 
delegates His authority to the government or human authorities). Dari sini, 
penguasa atau pemerintah atas nama Allah, sekali lagi atas nama Allah, 
mengambil berbagai tindakan dan kebijakan demi dan untuk kebaikan rakyat. 
   
  Sejalan dengan pendapat Kuyper tersebut, di dalam Alkitab kita membaca: 
“Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu” (Roma 13:4). Dengan 
demikian, kita melihat penilaian yang sangat positif dari Alkitab terhadap 
pemerintah. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah dapat julukan sebagai “hamba 
Allah” atau lebih tepatnya, pelayan Allah (Yunani, diakonos). Makna sebutan itu 
jelas: penguasa atau pemerintah wajib melakukan apa saja yang sesuai dengan 
perintah Allah. Bukan saja demikian, di dalam melakukan tugas tersebut di atas, 
penguasa bertanggung jawab kepada Allah, sebagai atasannya, the greatest 
Master.  
   
  Selanjutnya, pada ayat di atas kita membaca satu anak kalimat yang sangat  
penting, yaitu, sebagai pelayan Allah, eksistensi dan keberadaan pemerintah 
adalah “untuk kebaikanmu.” Maksudnya, untuk kebaikan rakyat yang dipimpinnya. 
Dengan perkataan lain, sebagai pelayan Allah, pemerintah harus melakukan semua 
keputusan dan kebijakan demi dan untuk kebaikan rakyat. Itulah natur atau 
keberadaan pemerintah, dia berada untuk melayani Allah untuk melayani rakyat. 
Jadi, Alkitab dengan sangat jelas dan tegas mengatakan bahwa pemerintah hadir 
bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk melayani dan memuaskan dirinya. Tetapi 
sebaliknya, sebagai pelayan Allah yang diwujudkan dalam pelayanan kepada rakyat 
demi membahagiakan rakyat. 
   
   
  Tidak Tahu atau Bebal?
  Namun apa yang terjadi di negara kita? Fakta menunjukkan bahwa berbagai 
keputusan yang dilakukan oleh penguasa di Republik ini, baik yang dilakukan 
dengan terbuka atau diam-diam,  hasilnya semakin menyengsarakan rakyat. Rakyat 
semakin miskin, susah dan tidak tahu bagaimana menjalani hidupnya hari lepas 
hari.  Ironisnya, di pihak lain, sebuah media media melaporkan tentang pejabat 
X dan menteri Y, di mana harta kekayaannya bertambah terus dengan berlipat kali 
ganda, bermilyard-milyard rupiah! 
   
  Membaca berbagai penyimpangan yang diberitakan di berbagai media, cukup 
sering penulis ragu apakah para penguasa di Republik ini benar-benar mengetahui 
fungsi dan perannya yang sesungguhnya. Kalau pun tahu, nampaknya mereka telah 
menolak hati nuraninya dan menjadi bebal! Itulah sebabnya, mereka 
mendemonstrasikan berbagai tindakan yang sesungguhnya sangat memalukan. Sayang, 
nampaknya rasa malu telah hilang dari kebanyakan pejabat di republik ini.
   
  Dalam kondisi yang demikian, kita sepenuhnya mendukung tekad pemerintahan 
Yudhoyono untuk terus mewujudkan pemerintahan yang bersih, tidak berhenti di 
tengah jalan sebagaimana dilakukan pendahulu-pendahulu nya. Sekali pun banyak 
tantangan, dan betapa pun besarnya risiko yang diambil, Yudhoyono telah 
menyatakan tekad bulat penuh. Saat meluncurkan buku laporan United Nations  
Development (UNDP) Yudhoyono menegaskan: “Apakah kita masih gigih dan memiliki 
semangat untuk memberantas korupsi atau justru lemah?  Pilihan kita sangat 
jelas. Apa pun beratnya, pilihan kita, the show must go on, harus jalan....” 
Semoga itu tidak sebatas wacana. Kita menunggu tindakan konkrit, sapu bersih 
semua lembaga negara, termasuk Kejaksaan Agung tersebut di atas.  
   
  Kepada para pemerintah dan penguasa di Republik ini, kita mau mengingatkan 
kembali akan makna keberadaan mereka sebagai pelayan Allah yang melayani 
rakyat. Itulah tugas dan panggilan yang mulia dari Sang Khalik, Pencipta dan 
Pengasih seluruh rakyat. Bagi yang menyimpang, sadar atau tidak, suka atau 
tidak suka, pasti berurusan dengan Allah, yang telah mendelegasikan kekuasaan 
tersebut. Hukuman pasti diterima oleh mereka yang berdosa dan melanggar 
perintahNya. Jika tidak sekarang, di dunia ini, kelak di akhirat!
   
     Salam hangat,
  www.mangapulsagala.com
   

…the true light of wisdom, sound virtue, full abundance of every good, and 
purity of righteousness rest in the Lord alone. 

                                             Dr. John Calvin

http://www.sabdaspace.com/blog/dede_wijaya
http://www.dedewijaya.co.cc

       
---------------------------------
Sent from Yahoo! Mail.
A Smarter Email.

Kirim email ke