Ini adalah kisah Azim Premji dan Wipro. Tahukah kalian kalau Wipro
tadinya adalah perusahaan minyak goreng yang hampir bangkrut?

Azim Premji yang berusia 21 tahun kala itu harus menyelamatkan
perusahaan keluarganya. Apa yang bisa dilakukan mahasiswa tingkat
akhir? Dia sama sekali tidak berpengalaman dan masih sangat muda. Tapi
kerja keras dan kegigihannya membuat semuanya menjadi mungkin. Tidak
hanya menyelamatkan Wipro dari kehancuran, dia juga melakukan
diversifikasi usaha dan menjadikan Wipro perusahaan IT papan atas
dunia.

Semuanya bermula dari ultimatun New Delhi kepada IBM untuk memperbaiki
diri atau keluar dari India (sekitar 1977). Pemerintah India
mengharuskan perusahaan-perusahaan asing untuk beroperasi melalui
afiliasi lokal milik orang India. Masa itu, IBM menjual mesin-mesin
yang usang, memperbaruinya, dan membawanya ke India. Dan mereka
(India) tidak bisa menerima hal itu.

New Delhi menegaskan bahwa India hanya menerima alat-alat terbaru, dan
jika mereka (IBM) ingin tetap di India, mereka harus mengurangi
kepemilikannya dan membiarkan orang India membeli perusahaan itu. IBM
sangat percaya diri dan memilih untuk pergi.

Terjadilah kevakuman dan masuklah Wipro. Azim premji yang tidak
mengerti IT kemudian merekrut para ahli dan mulai membuat PC.
Dilanjutkan dengan software. Kemudian maintenance, outsourcing dan
tidak pernah berhenti melakukan inovasi.

Wipro kini menjadi perusahaan IT papan atas. Mereka memulainya bukan 5
atau 10 tahun lalu. Tapi sejak tahun 70-an. Dan lebih dari sekedar
kerja keras serta kegigihan, mereka tumbuh karena pemerintahnya
mendukung. New Delhi mengusir perusahaan asing yang tidak bisa bekerja
sama dan begitulah seharusnya Jakarta sekarang. Alih-alih terus
menerus menjual aset negara, Jakarta harusnya melakukan nasionalisasi.
Ya, nasionalisasi. Hanya itu caranya.

:: Mudah-mudahan tujuan untuk memperbanyak sekolah kejuruan bukanlah
untuk melanggengkan citra bangsa sebagai bangsa buruh. (Ya.. ya.. I
knu its debatable)

:: Pilih partai dan capres yang siap melakukan nasionalisasi.

Cheers!
nep


On 7/29/08, Nurkhalis Hamzah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamualaikum..
> Wanita adalah tiang negri
> baik wanaita baik negr...
>
> kalo memang ada kesempatan ya monggo berkecimpung dengan optimal...didunia
> apapun yang penting
> koridornya jekas dan tepat dan nyar'i
>
> jika memang sekarang momentum bisa berkiprah di ranah politik praktis juga
> silahkan....
>
> TAPI...
>  Hal yang harus kita fahani bersama.....
>
> Wanita adalah bagian dari hidup kita...
> partner dalam melangkah dijalan dakwah ini...
>
> Wanita yang paling berjasa adalah ibu kita yang melahirkan,membesarkan....
>
> Temen-temen..
> Menjadi Ibu itu memang berat...!
> yang mau tau segera aja walimah...
>
>
> met berjuang ya para Akhwat kita....
> jaga Izzahmu...
> Istiqomah yaa....
> Jadi Ummi yang baek,yang sabar...
>
> Ajari Jundi-jundi dengan sabar....kelak ya....,
>
> Amiiinnn..Allahua'lam
>
> wassalam
> Kholis
>
>
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: evytaar <[EMAIL PROTECTED]>
> Kepada: [EMAIL PROTECTED]
> Terkirim: Sabtu, 26 Juli, 2008 21:42:38
> Topik: [Milis KAMMI] refleksi perempuan Indonesia (tanggapan untuk akh yusuf
> dkk)
>
>
> assalamu'alaikum wr wb
>
> perempuan itu unik, sangat unik.
> Ia bukan seorang penuntut (seperti yang disampaikan akh yusuf).
> Ia juga bukan peminta-minta (seperti pengemis)
> Kalau dikatakan mereka pernah menuntut, benar....seperti layaknya
> laki-laki juga suka menuntut
> Kalau dikatakan meminta, benar...seperti layaknya laki-laki suka meminta
>
> ditilik-tilik, perempuan ternyata lebih pekerja keras dibandingkan
> laki-laki di Indonesia ini (kebanyakan) . Yah setidaknya kita bisa
> melihat banyak sekali para "kuli angkut" atau "kuli bangunan" yang
> berasal dari kaum perempuan. Ada juga tukang sampah, ada wanita karir,
> ada juga pedagang, berpanas-panas di tengah pasar. Apakah mereka ini
> "penuntut"? Belum lagi kalo bicara soal kasus-kasus kdrt yang
> mayoritas perempuan sebagai korban (meski ada juga laki-laki sebagai
> korban), apakah mereka penuntut?
>
> Semua itu mereka lakukan demi apa? "sesuap nasi" yang oleh sebagian
> laki-laki tidak diperjuangkan, cenderung hanya bisa duduk-duduk di
> warung kopi, ongkang-ongkang kaki, sambil menyulut rokok. Lantas siapa
> pejuang sesungguhnya? Mudah-mudahan tidak ada di milis ini yang
> seperti itu, meski tak sama persis, setidaknya jika berbicara coba
> dong agak-agak dilirik kanan kiri, semua dipandang dari perspektif
> keseluruhan.
>
> Ajaib juga kata-kata akh yusuf ini, hanya dari kata-kata "nuntut"
> hasilnya bisa fantastis mengundang komentar banyak. Aplause..
>
> anyway, sebagai seorang aktivis dakwah (katanya), kita tentu sudah
> harus bisa menganalisa setiap hal, tidak memandang dalam satu sisi
> saja. Untuk soal kuota 30%, yah jangankan mau lebih dari itu, 30%
> kuota saja ternyata banyak parpol yang masih bersikap apatis. 30% saja
> tidak terpenuhi. Tanya kenapa?
>
> -----
> "Jadilah orang-orang yang luar biasa yang menciptakan karya-karya
> besar dalam sejarah hidunya"
> -Biar kecil asal ikhlas dan bermanfaat-
>
> Evyta Andriani Ritonga, ST
> Medan - Sumatera Utara 20228
> Site : www.evytaar. com
> YM   : hanan2jahid or evytaar
> email: [EMAIL PROTECTED] com or [EMAIL PROTECTED] co.id
>
>
>
>
>
> ___________________________________________________________________________
> Nama baru untuk Anda!
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> @rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke