---Menggeser
Batu Penghalang dimulut Gua—   

02 Agustus, 2008


Oleh:
RUDI HARTONO


Pemilu sudah didepan mata. Kampanye tahap
pertama sudah dimulai, dan semua parpol peserta pemilu 2009 sudah bekerja
“merebut dukungan rakyat”. Jenis kampanye dalam tahap pertama ini adalah rapat
terbatas, tatap muka, kampanye melalui media massa,
penyebaran visi misi dan pemasangan alat peraga. Meskipun baru dimulai, aroma
pemilu 2009 semakin mengemuka dan muncul sebagai panggung utama, dimana hampir
semua perhatian tertuju kesana. Hiruk –pikuk partai-politik menyediakan dan
memanfaatkan berbagai metode kampanye untuk merebut dukungan rakyat menyesaki
ruang-ruang publik. Iklam-iklam produk komersil tumpang tindih dengan
iklam-iklam politik. Semuanya mencari perhatian dan berkehendak jadi pilihan.


Kita tentu gerah dengan situasi ini.
Menghambur-hamburkan dana kampanye untuk pemilu, ditengah kemiskinan dan
kesulitan ekonomi yang melanda hampir separuh lebih dari populasi Indonesia.
Soetrisno Bachir sendiri sudah merogoh kocek hingga Rp. 300 milyar untuk iklam
di TV nasional, “Hidup adalah Perbuatan---perbuatan selingkuhnya kali yeh”.
Belum lagi iklan kemiskinan Wiranto, Prabowo, dan banyak lagi yang lainnya,
yang terus menyesaki ruang-ruang istirahat kita. Tapi itu belum apa-apa kalau
dibanding dengan dana kampanye Obama. Untuk bulan Maret 2008 saja, Obama
mengumpulkan dana sebesar 40 juta USD atau 380 milyar. Tetapi terlepas dari
perbedaan besaran dana kampanyenya, baik Sutrisno ataupun Obama, keduanya tetap
menunjukkan fenomena demokrasi borjuis yang makin oligharkis, sarat kepentingan
modal, dan memanipulasi dukungan rakyatnya.


Kita gerah tetapi tidak merintih, seperti yang
diperlihatkan beberapa individu aktivis gerakan, salah satunya adalah Pius
Tumangger. Dalam tanggapannya terhadap Data Brainanta di milis IndoPROGRESS
mengenai respon gerakan rakyat terhadap pemilu 2009, Pius menutup tanggapannya
dengan rintihan; “Butuh pencerahan. Sebelum kepala ini makin dicekokin oleh
GERINDRA (partai yang berusaha membangkitkan kejayaan Indonesia raya==> slogan
inijuga anti neoliberal kan?).


Read More.. 
http://arahkiri2009.blogspot.com/2008/08/menggeser-batu-penghalang-dimulut-gua.html



"Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia" (Multatuli)
Stand up for Democracy! Website http://www.arahkiri2009.blogspot.com



      

Reply via email to