=============================================== 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDNC]
Seri : "Membangun Ekonomi Rakyat,
           Demokrasi dan Kebangsaan Indonesia." 
===============================================
[Economic, Democration and Nationalism Indonesia Quotient]
 
BANK KAUM MISKIN
Oleh : Muhammad Yunus
Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006
Bersama Alan Jolis
 
Belajar dari : 
Kisah Muhammad Yunus dan Grameen Bank, dalam
Memerangi Kemiskinan
 
DALAM RANGKA : 
MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL 
DAN MENYAMBUT HUT KEMERDEKAAN RI KE - 63   
 
BAB DUABELAS
93. Melampaui Kredit Mikro: Jagat Baru, Bisnis Grameen
TAHUN 1985 saya menerima telepon dari Sekjen Departemen Perikanan Bangladesh. 
“Dr. Yunus,” ujar suara di ujung telepon. “Kita belum pernah bertemu. Tetapi 
saya mengenal baik Anda melalui karya Anda. Saya ingin mendiskusikan sebuah 
proyek perikanan dengan Anda. Pernahkah Anda mengunjungi Serajgani?”
“Ya, pernah,” jawab saya, “ tapi hanya di daerah terbatas. Kami baru saja 
meluaskan wilayah kerja di Bogra.
“Anda harus mengunjungi proyek Departemen Perikanan di Nimgachi. Kami punya 
seribu lebih tambak yang awalnya digali oleh raja-raja [Pal Hindu lokal dan 
dinasti Pal] lebih dari seribu tahun lalu guna menyediakan air minum bagi 
rakyat dan kawanan ternak milik raja. Tambak-tambak ini telah tertimbun lumpur. 
Proyek kami bermaksud menggalinya kembali untuk penikanan tambak.”
 “Apa yang terjadi pada proyek itu?” tanya saya.
“Tragedi. Saya baru-baru ini mengunjungi tempat itu untuk mencari tahu mengapa 
badan bantuan luar negeri Inggris menolak memberi kami uang lagi untuk proyek 
itu. Saya terpana oleh hebatnya korupsi dan salah urus. Kini saya ada 
permintaan untuk Anda.”
“Apa itu?”
“Saya minta Anda mengambil alih proyek itu. Anda bisa melakukan apa saja yang 
Anda inginkan. Kami tidak akan turut campur.”
“Apa yang harus saya lakukan dengan ratusan tambak itu?”
“Mohon jangan tolak permintaan saya. Paling tidak, berkunjunglah ke wilayah 
proyek. Anda akan terilhami setelah melihat indahnya tambak-tambak itu dan 
potensi yang dimilikinya bagi negeri ini”
“Kami ini bank. Kami tidak tahu caranya bertambak ikan.”
“Ya, saya tahu. Jika Anda pikir Anda tidak bisa melakukannya, paling tidak 
ambillah tambak itu untuk diamankan. Saya lihat, kalau tambak itu tetap di 
tangan pemerintah, tidak akan ada yang tersisa.”
Selain menuding stafnya sendiri korup, Sekjen juga mencoba melindungi tambak 
itu. Meski saya enggan terlibat dalam sesuatu yang tidak saya kuasai, saya juga 
tergoda oleh tantangannya. Saya rundingkan dengan kolega saya. Mereka juga 
merasa jika pemerintah memang tulus ingin memberi lahan itu pada kami, kami 
harus mengambilnya.

* Bogra dan Serajgani adalah distrik di wilayah utara Bangladesh. Nimgachi 
adalah bagian dari Serajgani.
Seminggu kemudian saya menerima kembali telepon dari Sekjen, tetapi saya masih 
belum mau mengubah pendirian, jadi saya katakan padanya bahwa jawaban saya 
tetap tidak.
“Saya menelepon untuk alasan lain,” jawabnya. “Saya menggelar rapat mengenai 
arah kebijakan Departemen Perikanan di masa mendatang. Saya ingin Anda hadir 
membantu kami merumuskan gagasan.”
“Jika saya hadir, Anda akan mengangkat kembali masalah proyek Nimgachi dan 
mendesak saya mengambil alihnya “ ujar saya.
 “Janji, saya tidak akan membicarakan masalah Nimgachi dalam rapat itu.”
Saya tertawa dan menyetujuinya. Saya tertawa karena tidak percaya ia akan 
menepati janjinya. Saya setuju karena ingin bertemu orang yang telah begitu 
yakin pada saya, kendati kami belum pernah bertemu muka.
 
[ bersambung ]
 
* * * * *
 
“Kesempatan mungkin akan datang bagi mereka yang menunggu,
namun kesempatan hanya akan tetap
bersama mereka yang giat.”
[Abraham Lincoln – Presiden Amerika Serikat]
 
* * * * *
 
Best Regard,
 
Retno Kintoko 
 
The Flag
Air minum COLDA - Higienis n Fresh !
ERDBEBEN Alarm
 



 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke