Saat ini Kejujuran sulit di dapati, mungkin karena banyak dari kita yang
kurang menghargainya, Kita lihat saat ini pemimpin sering tidak jujur dalam
penyelenggaraan negara sehingga merugikan kita sebagai rakyatnya, Pedagang
berbohong kepada Pembeli sehingga sering mengecewakan pembeli, pendidik
sering menggunakan kata-kata yang tidak benar dalam mendidik, sehingga akan
timbul generasi yang mengutamakan ketidak benaran.

Kenapa sih manusia itu suka berbohong? karena berbohong itu mudah, karena
dengan berbohong dia bisa menutupi kelemahan atau kekuranganya, Karena
dengan berbohong seseorang terhindar dari hukuman atau terhindar kelihatan
kekurangan atas dirinya. Tapi apakah kebohongan itu akan kekal dan membawa
bahagia, Saya yakin kebohongan tidak akan membawa kebahagian dalam hidup,
mungkin dengan berbohong anda selamat hari ini, tapi anda akan terus
dihantui rasa bersalah seumur hidup anda dimana anda takut kalau kebohongan
yang anda buat terbongkar, apa lagi kalau hal itu menyangkut hal yang besar,
mungkin anda takut hal tersebut bisa berakibat Fatal.

Adakah yang namanya bohong baik, banyak orang yang mengatakan bahwa dia
terpaksa berbohong untuk kebaikan, tapi menurut saya sekali berbohong tetap
berbohong, tidak ada namanya bohong yang baik, mungkin akan lebih baik kita
mengungkapkan suatu kebenaran walau kebenaran itu memang sulit dan pahit,
tetapi anda telah berjiwa besar, untuk melakukanya dan anda tidak harus
menutupi kebohongan seumur hidup anda.

Perlu diingat sekali kita berbohong itu tidak akan cukup, kenapa, karena
sekali berbohong tentang suatu hal pasti kita akan merambat ke hal-hal yang
lain, jadi mau tidak mau pasti kita akan terus berbohong, mau kah kita hidup
dalam kebohongan satu ke kebohongan yang lain. Kalau saya mengatakan tidak
mau, katakan salah itu salah dan benar itu benar, tidak ada daerah abu-abu.
kecuali orang yang berfikir tidak baik selalu melihat daerah abu-abu untuk
tujuan tidak benar.

Kejujuran adalah bahasa universal, agama apa pun, di tanah mana pun kita
berdiri, dan di waktu kapan pun kejujuran tetap berlaku. Namun nampaknya
keuniversalan tersebut semakin teralienasi, dimana justru saat ini yang
lebih sering dianggap biasa dan lumrah adalah ketidakjujuran. Di kantor,
rumah, persahabatan, rumah tangga semakin mudah ditemui warna-warna dusta
dengan berbagai ragam dan bentuknya. Dan justru pula disaat yang sama,
kejujuran menjadi barang langka dan seringkali dianggap aneh untuk kita
semua.

Kebohongan itu menghancurkan, beberapa bukti besar dapat kita lihat
bagaimana koruptor yang ditelanjangi di pengadilan selalu menggunakan
kebohongan-demi kebohongan untuk menutupi pada akhirnya menghancurkan
dirinya sendiri, contohnya tokoh politik P3 Al-amin Nur nasution, begitu
banyak kebohongan yang di keluarkan saat pertama tertangkap, tetapi
kebohonganya terungkap satu demi satu, dan hal itu membuat dia tidak dapat
dipercaya lagi, sungguh ironis, Al-Amin yag berarti dalam bahasa arab dapat
dipercaya menjadi orang yang tidak dapat dipercaya. Dan banyak contoh lainya
betapa seorang yang berbohong untuk korupsi pada saat akhirnya terungkap
mereka terlihat menyedihkan, dari seorang yang terhormat menjadi orang yang
terhujat. kasihan...

Pernah ingat nasihat orang tua saat kita kecil, pasti kita pernah mendengar
orang tua menasehati  supaya harus menjadi orang yang jujur. Dalam mendidik
dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap kali
dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang,
akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau
jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. terkadang terlontar pikiran nakal,
bagaimana orang tua menasihati anak untuk jujur sedangkan orang tua tidak
jujur dalam kehidupan pribadinya... kita mengajarkan jujur tetapi kita
sendiri berbohong....

Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut terlibat)
dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat, yang
justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam
skala yang sangat bervariasi, seperti:

Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya terjatuh dan
berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, enggak sakit, kok! Jangan nangis,
yah!". Menurut saya, dalam hal ini secara tidak langsung si-anak diajarkan
dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong", menutup-nutupi perasaannya
(sakit) hanya karena suatu kepentingan (supaya tidak menangis). mungkin
seharusnya orang tua berkata "jangan menangis ya, sakit itu wajar nanti kita
obati agar lekas sembuh" agar kita mengjarkan kejujuran kepada anak kita.

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti: Saat
seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah makan,
belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius" biasanya
dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja makan ", padahal
sebenarnya saya belum makan. mungkin kita bisa menjawab "Saya tidak lapar,
atau oh Nanti saja dirumah" kita cenderung berbohong untuk hal remeh seperti
ini bagaimana kita membiasakan jujur untuk hal besar, kalau hal kecil saja
kita berbohong

Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut sebagai
modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi sangat
kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang itulah justru
banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh saja: penjual yang
mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung" atau "bahkan rugi" hampir
bisa diyakini pasti bohong. mungkin pedagang bisa berkata, "maaf pak
harganya sekian saya beli, mungkin bapak mau kasih saya berapa, atau mungkin
tidak berkata apa-apa lebih baik dari pada harus berbohong.

Pernah membayangkan juka hidup di dunia ini tidak ada bohong Maka
dibayangkan pasti ketika tidak ada kebohongan maka akan tidak ada perusahaan
yang dirugikan oleh kecurangan pegawainya, negara tidak bangkrut karena ulah
para koruptor kelas kakap, tak ada keretakan rumah tangga karena senantiasa
terlindung oleh bingkai kejujuran, tidak ada pengkhianatan, tidak ada
kemunafikan, tidak ada bencana besar yang timbul akibat satu bentuk
ketidakjujuran yang terlalu sering dianggap sepele. Maka juga, bisa
dipastikan hari itu adalah hari yang sangat dirindukan oleh kita semua.
mungin tidak ya.. berharap itu semua bisa terjadi.... Dan saya akan
mengucapkan Terimaksih untuk tidak berbohong, kepada orang yang jujur.

Di Momentum yang tepat di bulan yang sakral bagi umat islam saya mengajak
seluruh Warga negara Indonesia untuk kembali merefleksikan diri dan
membiasakan diri untuk hidup Jujur, Saya akan mencoba mengkampanyekan untuk
hidup jujur, dari hal yang terkecil, dimulai saat ini, dimulai dari diri
kita sendiri, didalam apa pun yang anda kerjakan. Ijinkan  saya mengucapkan
kepada Sahabat semua " Terimakasih untuk tidak berbohong..."
Http://erwin-arianto.blogspot.com

-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY

Kirim email ke