Sabtu, 2008 September 20
PARA PEMIMPIN NEGERI INI YANG TAK BERHENTI MAKAN DARI KERINGAT RAKYAT

Angin tak lagi menyejukkan saat datang menyapa di tengah malam, pelan seperti 
biasa tapi penuh sesuatu. Penuh isak ratapan disana-sini, diantara do’a-do’a 
yang tiada berhenti mengadu akan nasib-nasib yang dialami, diantara asa-asa 
yang tersisa.

Aku berpijak pada tanah negeri di mana para pemimpinnya tidak punya malu.. 
mereka yang punya kekuasaan sedikit saja menjadi figur-figur penindas baru yang 
seakan kelak seperti para pemimpin di negeri ini, penuh manipulasi, mabuk oleh 
kekuasaan, rakus serakus rakusnya di tengah kemelaratan rakyatnya.

Tragedi kemanusiaan beberapa hari yang lalu di pasuruan,mereka yang rela 
tersesak diantara ribuan antrian mengharap zakat tiga puluhan ribu rupiah, 
merenggut dua puluh satu nyawa.., satu realitas yang sempat terekam. Memiriskan 
hati, menyayat pilu negeri ini. Besaran uang yang bukan apa-apa bagi mereka 
yang memakan gaji dari pajak keringat rakyat.

Apa yang dilakukan oleh pemimpin negeri ini? Dimana Bupati sebagai pemimpin 
daerah? Dimana para menteri atau departemennya? Dimana kau Presiden?, Dimana 
kalian wahai yang memakan dari hasil pajak keringat rakyat? Lalu, apa yang 
kalian hasilkan memimpin negeri ini?

Ah, kalian tetap saja seperti biasa, sibuk mencuci tangan bila ketauan kalian 
tidak melakukan apa-apa.. Tanggung Jawab? Tetap saja rakyat yang menanggung, 
kalian jawab saja tergagap-gagap, sebagiannya lagi berkicau saja, hanya angin 
yang bisa kalian keluarkan. Kemahiran pemimpin di negeri ini adalah kentut pake 
mulut!

Seandainya rakyat berhenti memberikan pajak, apa kalian para pemimpin negeri 
ini masih bisa makan? Kekayaan yang kalian kumpulkan adalah dari keringat 
rakyatmu, dari kelihaianmu menjual atas nama rakyatmu.
Masih beraninya kalian meninggikan dagu kalian ketika berjalan di tengah 
ratapan rakyatmu. Kalian pura-pura tidak tau kemiskinan yang berada 
disekelilingmu, yang dari mereka sehingga kalian punya jabatan mengurus negeri 
ini. Kalian hanya sibuk memperbesar kemaluan, namun tidak punya malu..

‘Pembangunan telah meningkat, ekonomi semakin maju,’ Kata kalian yang memimpin 
negeri ini..tanpa kalian pun sama saja. Yang benar adalah bahwa Keluarga kalian 
yang meningkat, kroni-kroni kalian yang maju. Kalian membuat angka-angka 
statistik yang menguntungkan bagi kalian, tapi tidak buat rakyatmu. Kalian 
hanya makin memperlebar kesenjangan, antara pejabat dengan rakyat. Siapa pun 
tau, kalian hidup bergelimang kekayaan dari gaji yang besar yang kalian minta 
ditambah uang-uang sogokan dari menjual jabatan kalian, jabatan-jabatan 
mengelola keringat rakyat.

Di kepala kalian hanya jabatan-jabatan, tidak bercermin kalau sebenarnya kalian 
telah gagal. Rakyat seperti tidak punya pemerintah lagi, yang peduli akan nasib 
mereka. Para pemerintah sibuk akan nasibnya sendiri, mempertahankan jabatan 
mereka sekuat-kuatnya dengan segala cara, sebisa-bisanya. Mengumpulkan 
sebanyak-banyaknya uang rakyat ke pundi-pundi mereka. Para pemimpin 
berlomba-lomba bagaimana menghisap uang trilyunan rupian tiap tahunnya dalam 
kekayaan mereka. 

Yang paling berhasil adalah menteri kesejahteraan di negeri ini, kekayaannya 
telah mencapai ratusan trilyun... sungguh miris mendengarnya.. di tengah 
masyarakat yang tiap hari harus sibuk dalam antrian, sedekah, sembako, minyak 
tanah.. rakyat ditengah ketidaktauannya harus mengadu kemana..para wakil mereka 
di legislatif menyibukkan diri membuat seabrek-abrek peraturan-peraturan yang 
tidak jelas berpihak kemana..para wakil mereka lupa akan tugas mereka 
sesungguhnya, mereka adalah wakil rakyat, Penderitaan rakyat dipundak mereka. 
Ataukah mereka pura-pura tidak tau kalau mereka dipilih untuk memikul beban 
rakyat. Hingga mereka tetap saja sibuk tidak mengesampingkan draft-draft 
peraturan yang dibuatnya, sejenak saja, untuk melihat, menengok apa yang sedang 
terjadi di rakyatnya.
Sungguh, para pemimpin negeri ini hanya memperbesar kemaluan! Dan tanpa rasa 
malu saling menebar pesona di media-media massa. “Semuanya telah ditangani 
dengan baik,” kalimat yang sering dilontarkan para pemimpin negeri ini.

Ucapan kosong, penuh angin saja. Mencemari udara yang memang sudah penuh polusi 
akibat salah kelola kalian. Kalian kelola kekayaan negeri dengan nama ‘aset 
negara’, lalu apa yang didapat rakyat? Kenapa rakyat mesti terinjak-injak demi 
untuk turut menikmati kekayaan negeri ini?
Entah berapa nyawa lagi yang mesti terenggut, agar kalian berhenti memakan uang 
rakyat...

Diposting oleh Ethos AHM di 15:41   
SUMBER: 
http://ethos2.blogspot.com/2008/09/para-pemimpin-negeri-ini-yang-tak.html

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 


      

Kirim email ke